Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
20
diuangkapkan dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ”.
31
Hasil belajar berorentasi pada tujuan belajar yang tentunya disesuaikan dengan tujuan pemerintah yang tertuang dalam standar isi, dan
standar kelulusan, tujuan sekolah dan tujuan guru yang memiliki peran besar dalam mecapai tujuan tersebut.
Indikator tercapainya tujuan belajar apabila telah tercapainya hasil belajar setelah siswa melakukan dan mengalami proses belajar. Hasil
belajar ini diperoleh setelah siswa mengikuti serangkan tes, dan ujia materi melalui ulangan harian, ulangan semester maupun ujian nasional.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapatingkatan taraf sebagai berikut.
a Istimewamaksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh
siswa. b
Baik sekalioptimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76-99.
c Baikminimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60-75.
Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60.
32
Alat ukur pencapaian hasil belajar, saat ini sangat ditentukan oleh batasan kriteria ketuntasan minimun KKM, dimana KKM ini dibuat
oleh guru yang berangkutan dengan memberikan skor pada tiap tipa indikator yang ada pada kompetensi dasar KD dengan mengukur
tingkat kesulitan materi, daya dukung atau sarana yang disediakan oleh
31
Dede, “Pentingnya Karakteer Positif Pendidikan”, artikel di akses pada 17 Maret 2013 dari http:dedekusn.comtagtujuan-pendidikan-nasionalhtml.
32
Djamarah, Op-Cit, h. 107.
21
sekolah dalam meunjang proses belaajar mengajar dan daya serap siswa atau kemampuan dasar siswa sebelum menerima materi pembelajaran
yang baru. Sering kali pencapaian hasil belajar ini tidak memenuhi stanadar
minimum yang ada pada KKM, sehingga penilaian hasil belajar siswa tidak obyektif sebagaimana kemampuan siswa. Hal ini terjadi karena
standar minimum yang dibuat guru tidak mengikuti prosedur yang belaku, guru memberikan batasan minimum nilai dalam KKM hanya
berdasarkan perkiraan dan ada juga yang melihat dari sekolah lain sebagai bahan rujukan dan acuan KKM pada sekolah tersebut. Selain
itu rasa malu, jika batasan minimum yang dibuat guru lebih kecil dari sekolah lain, padahal situasi dan kondisi tiap sekolah tidak dapat
disamakan baik daya dukung maupun daya serap siswanya. Selain itu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hail belajar.