Penelitian Terdahulu KAJIAN PUSTAKA

Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 untuk diperhatikan. Sehingga yang perlu diperhatikan berhubungan dengan terjadinya integrasi pasar uang adalah seberapa kuat perekonomian dalam negeri suatu negara.

2.5. Penelitian Terdahulu

Lee 2002 dengan menggunakan pendekatan Multivariate Vector Autoregression VAR, meneliti hubungan kausalitas dan interaksi dinamis antara return saham, tingkat bunga, pertumbungan produksi industri, dan tingkat inflasi di Amerika Serikat. Lee menggunakan sampel data mulai bulan Januari 1987 sampai Desember 2000 yang diperoleh dari NYSE, CRSP dan Citibase data file. Hasil temuan utama dari Lee adalah: 1 return saham membantu menjelaskan bagian substansial dari variance real activity, yang merespon secara positif terhadap stock return. 2 Dengan memasukkan tingkat bunga dalam sistem VAR, return saham mampu menjelaskan sedikit variasi dalam inflasi, meskipun tingkat bunga menjelaskan bagian substansial dari variasi inflasi, dan 3 Inflasi menjelaskan variasi yang kecil dalam real activity. Selain itu Titman dan Warga 1998 juga mencoba untuk meneliti hubungan yang terjadi antara stock return yang diduga dapat digunakan sebagai prediktor atas suku bunga dan inflasi. Penelitian ini mencoba untuk mengorek lebih lanjut apakah stock return memberikan peramalan yang lebih baik atas perubahan suku bunga dan inflasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah: 1 Adanya hubungan yang positif antara stock return terhadap perubahan suku bunga di masa depan, 2 Adanya hubungan yang positif antara stock return terhadap perubahan inflasi di masa depan. Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Ma dan Kao 2000 mencoba melihat hubungan antara perubahan nilai tukar dengan reaksi harga saham berdasarkan portofolio dua aset. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah: 1 Pendapatan investasi domestik untuk investor luar negeri dipengaruhi oleh pendapatan domestik yang diharapkan dan apresiasi mata uang domestik yang diharapkan, 2 Jika perekonomian domestik pada saat ini mengalami surplus perdagangan dengan sisa dunia, apresiasi mata uang akan mengurangi ekspor. Pada gilirannya hal ini akan mengakibatkan pasar saham yang tersusun dari perusahaan pengekspor tertekan. Disisi lain untuk perekonomian domestik yang mengalami defisit perdagangan, apresiasi mata uang akan menurunkan biaya impor dan akan mempengaruhi pasar modal secara positif menguntungkan, 3 Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap pasar modal menunjukkan kemungkinan akan signifikan jika perekonomian sedikit tergantung pada perdagangan luar negeri. Ini memberi kesan bahwa investasi yang didominasi mata uang kuat lebih disukai investor. Namun yang merupakan hal penting adalah adanya dampak positif yang tidak mendua ambigous dari tingkat nilai tukar terhadap pasar modal, tanpa memperhatikan dependensi perekonomian luar negeri. Ajayi dan Mougoue 1996 mencoba untuk mengaplikasikan analisis time series untuk mempelajari hubungan antara index saham dan nilai tukar dengan menggunakan sampel berupa 8 negara yang mempunyai advanced economies. Error Correction Model dengan menggunakan 2 variabel digunakan untuk mengestimasi hubungan dinamis antar variabel baik untuk short run maupun long run. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah: 1 Kenaikan dalam aggregate stock price Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 mempunyai efek yang negatif terhadap nilai tukar mata uang domestik untuk short run, 2 Namun untuk long run, kenaikan dalam harga pasar mempunyai efek yang positif terhadap nilai tukar mata uang domestik, 3 Di lain pihak depresiasi nilai tukar mata uang mempunyai efek yang negatif baik untuk short run maupun long run terhadap harga pasar saham. Fung dan Lie 1990 meneliti tentang hubungan kausal antara harga pasar dan aktivitas ekonomi. Penelitian ini menggunakan model Granger untuk menguji hubungan kausal antara pergerakan stock market di Taiwan terhadap perubahan aktivitas ekonomi seperti GNP dan penawaran uang. Hasil dari penelitian tersebut adalah stock market di Taiwan tidak efisien karena gagal untuk memberikan informasi atas perubahan variabel ekonomi. Penelitian yang menganalisis hubungan antara perubahan harga saham dengan suku bunga dan nilai tukar mata uang juga dilakukan oleh Suwandi 1997 di mana dalam kesimpulannya disebutkan bahwa tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang mempengaruhi pergerakan saham. Namun kedua variabel tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur sebagai pembentuk perubahan harga saham. Wibowo 2002 meneliti Analisis Hubungan Kausal Antara Suku Bunga dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Pergerakan Harga Saham. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan lingkungan politik. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau dividen perusahaan. Sementara lingkungan makro seperti: perubahan suku bunga tabungan dan deposito, Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang selalu ditanggapi oleh pelaku pasar di pasar modal. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar terhadap pergerakan harga saham yang dilakukan pada 5 bursa saham di kawasan Asia di mana dipilih negara Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia sebagai sampel. Penelitian ini mencoba mengamati hubungan antar variabel pada periode krisis di mana periode amatan yang dipakai adalah 1997-2000. Model Granger digunakan untuk mengetahui hubungan kausal yang tejadi antar variabel. Sebelumnya dilakukan pengujian stationeritas terhadap data di mana ditemukan bahwa data yang digunakan telah stationer pada derajat integrasi 1. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu tingkat bunga terbukti signifikan berpengaruh pada IHSG untuk semua negara kecuali Thailand. Variabel Kurs terbukti signifikan hanya pada negara Indonesia, Jepang dan Malaysia. Dengan demikian hubungan kausalitas dua arah terjadi pada semua negara kecuali Singapura dan Thailand. Yatmiko 2002 meneliti tentang Pengaruh Nilai Kurs Rupiah Per Dollar AS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Jakarta Periode Juni 2004 – Juni 2005. Hasil penelitian secara simultan yang menggunakan uji F-statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs rupiah terhadap dollar AS dan tingkat suku bunga SBI terhadap indeks harga saham sektor aneka industri. Hal ini dilihat dari atau 23,0337,56, di mana Ho ditolak. Hasil pengujian secara parsial yang menggunakan Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 t-statistik menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan searah antara kurs rupiah terhadap dollar AS terhadap indeks harga saham sektor aneka industri. Dari hasil perhitungan diperoleh atau 2,7942,064, di mana Ho ditolak. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dan berlawanan arah antara tingkat suku bunga SBI terhadap indeks harga saham sektor aneka industri. Dari hasil perhitungan diperoleh atau -3,3402,064, di mana Ho ditolak. Hasil penelitian ini berlaku untuk periode penelitian yang bersangkutan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini berlaku secara umum perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan periode yang lain. Octavia 2007 meneliti Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah US dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Secara bersama-sama ada pengaruh yang sangat signifikan antara Nilai Tukar RupiahUS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, 2 Secara parsial ada pengaruh yang sangat signifikan antara Nilai Tukar RupiahUS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dan 3 Secara parsial ada pengaruh yang sangat signifikan antara Nilai Tukar RupiahUS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut berdasarkan pada taraf kepercayaan 95. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar RupiahUS danTingkat Suku Bunga SBI merupakan faktor yang Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 sangat berperan dalam perubahan Indeks Harga Saham Gabungan. Adanya pengaruh yang sangat signifikan antara Nilai Tukar RupiahUS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode tahun 2003-2005 perlu diperhatikan oleh para investor agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Wondabio 2006 meneliti Analisa Hubungan Index Harga Saham Gabungan Ihsg Jakarta Jsx, London Ftse, Tokyo Nikkei dan Singapura SSI. Pendekatan Model Ekonometri–Autocorrelation Condition Heteroscedasticity ARCH Generalized Autocorrelation Condition Heteroscedasticity GARCH dan Vector Autoregression VAR - Suatu studi empiris tahun 2000–2005. Hasil penelitian menyebutkan pola hubungan antara JSX dan FTSE, NIKEI dan SSI ternyata memiliki hubungan yang berbeda-beda. FTSE dan NIKKEI ternyata mempunyai pengaruh terhadap JSX, tetapi JSX tidak mempunyai pengaruh terhadap FTSE dan NIKKEI. Ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian negara maju akan berpengaruh terhadap perekonomian negara berkembang. Hubungan FTSE dan NIKKEI terhadap JSX adalah negatif atau berbalik dimana jika FTSENIKKEI naik maka JSX turun. Ini menandakan bahwa kenaikan FTSE dan NIKKEI justru menekan JSX. Hal ini dapat diduga adanya pengalihan investasi oleh para investor. JSX dan SSI berhubungan simultan tetapi JSX mempengaruhi SSI secara positif sedangkan SSI mempengaruhi JSX secara negatif. Artinya jika JSX naik maka SSI naik. Sedangkan jika SSI naik maka JSX malah turun. Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009

2.6. Kerangka Pemikiran