Hasil Uji Akar-akar Unit dan Derajat Integrasi

Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Berdasarkan Gambar 4.6 diketahui perkembangan IHSG yang terjadi dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2008. Pada periode tersebut IHSG pada awal tahun 2004 sampai akhir tahun 2007 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kemudian setelah krisis Subrime Morgage terjadi menyebabkan indeks Hang Seng mengalami penurunan signifikan. Peningkatan IHSG pada tahun 2004 disebabkan kondisi ekonomi Amerika dan dunia yang membaik sedangkan penurunan IHSG terjadi karena kondisi krisis global yang menyebabkan krisis kepercayaan finansial di Amerika dan di dunia.

4.3. Hasil Uji Akar-akar Unit dan Derajat Integrasi

Uji stasioneritas dapat dilakukan dengan uji akar-akar unit yang dikembangkan oleh Dickey Fuller 1981. Alternatif dari uji Dickey Fuller adalah Augmented Dickey Fuller ADF yang berusaha meminimumkan autokorelasi. Uji ini berisi regresi dari diferensi pertama data runtut waktu terhadap lag variabel tersebut, lagged difference terms, kontanta, dan variabel trend Kuncoro, 2001. Untuk melihat stasioneritas dengan menggunakan uji DF atau ADF dilakukan dengan membandingkan t =tau statistik dari variabel lag variabel dependen dengan nilai kritis DF atau ADF dalam tabel. Data yang tidak stasioner bisa menyebabkan regresi yang lancung sehingga perlu dilakukan uji stasioneritas data. Hasil uji stasioneritas variabel-variabel dalam penelitian ditampilkan pada tabel di bawah ini. Penelitian ini dimulai dengan uji stasioner terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu kurs KURS, Sertifikat Bank Indonesia SBI, Inflasi INF, Indeks Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dow Jones DJ, Indeks Hang Seng HS dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Hasil pengujian stasioneritas data untuk semua variabel amatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Pengujian Akar-akar unit dengan Level Variabel Nilai Augmented Dickey Fuller Nilai Kritis Mc Kinnon pada Tingkat Signifikansi 1 Prob Kesimpulan SBI KURS INFLASI DOW JONES HANG SENG IHSG -2.489224 -2.483970 -1.761234 -0.754074 -1.188095 -3.086131 -3.552666 -3.552666 -3.550396 -3.550396 -3.550396 -3.568308 0.1235 0.1247 0.3957 0.8241 0.6738 0.0340 Tidak stasioner Tidak stasioner Tidak stasioner Tidak stasioner Tidak stasioner Tidak stasioner Tidak stasioner Sumber: Lampiran Pengujian Unit Root Test Hasil uji Augmented Dickey Fuller pada Tabel 4.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa data semua variabel tidak stasioner sebagaimana ditunjukkan oleh nilai Dickey Fuller statistik yang di bawah nilai kritis Mc Kinnon pada derajat kepercayaan 1. Bahkan pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa semua data tidak stasioner pada level. Solusi yang dapat dilakukan untuk data yang tidak stasioner adalah dengan menciptakan variabel baru dengan cara first difference disebut, DKURS, DSBI, DINF, DDJ, DHS, dan DIHSG, lalu dilakukan uji ADF kembali. Hasilnya adalah sebagai berikut: Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Tabel 4.2. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test Pada SBI Null Hypothesis: DSBI has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.520909 0.1160 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Tabel 4.3. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada SBI Null Hypothesis: DSBI,2 has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.016978 0.0000 Test critical values: 1 level -3.555023 5 level -2.915522 10 level -2.595565 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, diperoleh hasil uji akar unit dari SBI bahwa nilai ADF test statistic sebesar -8.016978. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain -8.016978 -3.555023 maka kita bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis. Sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel SBI yang diamati adalah stasioner pada derajat kedua 2 nd difference dengan kata lain variabel SBI dalam penelitian berintegrasi satu atau I2. Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Tabel 4.4. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada KURS Null Hypothesis: DKURS has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.555475 0.0000 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh hasil bahwa nilai ADF test statistic sebesar -5.555475. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain -5.555475 - 3.552666 maka kita bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis. Sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel KURS yang diamati adalah stasioner pada diferensi pertama dengan kata lain variabel KURS dalam penelitian berintegrasi satu atau I1. Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Tabel 4.5. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada INFLASI Null Hypothesis: DINFL has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.453951 0.0000 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, diperoleh hasil inflasi bahwa nilai ADF test statistic sebesar -6.453951. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain - 6.453951-3.552666 maka bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis, sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel inflasi yang diamati adalah stasioner pada diferensi pertama dengan kata lain variabel inflasi dalam penelitian berintegrasi satu atau I1. Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Tabel 4.6. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Dow Jones Null Hypothesis: DDJ has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.917929 0.0002 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh hasil bahwa nilai ADF test statistic sebesar -4.917929. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain -4.917929- 3.552666 maka kita bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis. Sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel indeks Dow Jones yang diamati adalah stasioner pada diferensi pertama dengan kata lain variabel indeks Dow Jones dalam penelitian berintegrasi satu atau I1. Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Tabel 4.7. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Hang Seng Null Hypothesis: DHS has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.628969 0.0000 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diperoleh hasil indeks Hang Seng bahwa nilai ADF test statistic sebesar -5.628969. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain -5.628969-3.552666 maka kita bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis. Sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel indeks Hang Seng yang diamati adalah stasioner pada diferensi pertama dengan kata lain variabel indeks Hang Seng dalam penelitian berintegrasi satu atau Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 I1. Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Tabel 4.8. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada IHSG Null Hypothesis: DIHSG has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.610529 0.0085 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 MacKinnon 1996 one-sided p-values. Sumber: Data diolah dengan Eviews Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh hasil IHSG bahwa nilai ADF test statistic sebesar -3.610529. Nilai ADF test nilai kritis atau dengan kata lain - 3.610529-3.552666 maka kita bisa mengambil keputusan untuk menolak hipotesis. Sehingga kesimpulan data time series adalah stasioner. Dengan demikian variabel IHSG yang diamati adalah stasioner pada diferensi pertama dengan kata lain variabel IHSG dalam penelitian berintegrasi satu atau I1. Kemudian nilai probabilitas 0,000 α 1, 5 dan 10 sehingga data dinyatakan stasioner. Berdasarkan keterangan pada Tabel 4.2 sd 4.8 dapat dinyatakan bahwa: 1. Semua data KURS, SBI, INFL, DJ, HS dan IHSG tidak memiliki akar unit atau dinyatakan stationer. Rusiadi : Analisis Pasar Keuangan Global Dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2. Terbukti bahwa data KURS, INFL, DJ, HS dan IHSG stasioner pada derajat satu first difference kecuali variabel SBI berada pada second difference karena memiliki t-statistik Dickey Fuller yang lebih besar daripada nilai kritis Mac Kinnon dengan derajat kepercayaan 1, sehingga hipotesis yang menyatakan data memiliki akar unit dapat ditolak.

4.4. Uji Kausalitas Granger