Visi, Misi dan Nilai PT INALUM Ruang Lingkup PT INALUM

pengelolaan PT INALUM Persero berada dibawah Kementerian BUMN sesuai peraturan perundang-undangan. Selain itu, DPR juga menerima keinginan pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta 10 Kabupaten dan Kotamadya di daerah strategis Proyek Asahan untuk berpartisipasi memiliki saham di PT INALUM Persero, dengan catatan kepemilikam Pemerintah RI dipertahankan minimal 70 persen.

2.2 Visi, Misi dan Nilai PT INALUM

2.2.1 Visi

Visi dari INALUM adalah perusahaan aluminium kelas dunia yang unggul dalam hal mutu produk dan kepuasan pelanggan serta peduli terhadap lingkungan.

2.2.2 Misi

Misi dari INALUM adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan stakeholder melalui produksi aluminium ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global. 2. Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air yang efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara 3. Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang akhirnya mendukung pengembangan Ekonomi Nasional. 4. Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui pengolahan operasi yang optimum secara menguntungkan.

2.2.3 Nilai

Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga air untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan stakeholder, kami bekerja keras untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmen kami kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misi kami.

2.3 Ruang Lingkup PT INALUM

PT Indonesia Asahan Aluminium PT INALUM terdiri dari Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara dan PLTA Sungai Asahan di Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir beserta seluruh prasarana yang diperlukan untuk kedua proyek, seperti: Pelabuhan, Jalan-jalan, Perumahan Karyawan, Sekolah, Mesjid, Gereja, Sarana Olahraga dan Lain-lain, dengan Investasi keseluruhannya mencapai + 411 milyar yen. Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

Sungai Asahan dengan panjang sekitar + 150 km memiliki potensial debit pada musim kemarau 60 m 3 detik dan pada musim hujan lebih dari 100 m 3 detik. PLTA Siguragura dan Tangga masing-masing digerakkan oleh potensi air terjun ini, dengan kapasitas total : - Kapasitas Terpasang : 603 MW - Output Tetap : 426 MW - Output Puncak : 513 MW Pembangkit Listrik Tenaga Air terdiri dari : a. Bendungan pengatur Bendungan ini terletak di Siruar, 14,5 km dari mulut Danau Toba yang bertugas mengatur tinggi permukaan Danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan untuk mensuplai air ke Stasiun Pembangkit Listrik secara konstan. Bendungan ini dibangun dengan tipe beton massa dengan panjang 71 m dan tinggi 39 m. b. Bendungan Penadah Air Siguragura Siguragura Inteake Dam Bendungan ini terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur dan berguna untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura Siguragura Power Station. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan panjang 173 m dan tinggi 46 m. Universitas Sumatera Utara c. Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura Siguragura power Station Stasiun Pembangkit Listrik ini berada 200 m didalam perut bumi dengan 4 unit generator di dalamnya dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA Siguragura adalah 203 MW. d. Bendungan Penadah Air Tangga Tangga Intake Dam Bendungan ini terletak di Tangga, ± 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura dan berfungsi untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga. Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan panjang 125 m dan tinggi 82 m. e. Stasiun Pembangkit Listrik Tangga PLTA Tangga ini berada diatas permukaan tanah dan mempunyai 4 unit generator dengan total kapasitas tetap adalah 223 MW. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya didistribusikan ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya melalui 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Pabrik Peleburan Aluminium

Pabrik peleburan aluminium merupakan bagian utama dari proyek asahan, yang dibangun di areal seluas 200 hektar berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Pabrik ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Pabrik karbon Carbon Plant Pabrik Karbon memproduksi blok anoda dibagi atas tiga pabrik, yaitu pabrik pembuatan karbon mentah green plant, pabrik pemanggangan baking plant dan pabrik penangkaian rodding plant. Di pabrik karbon mentah, bahan baku kokas dan hardpitch dicampur dan dibentuk menjadi blok anoda dan dipanggang dengan temperatur 1250 o C kemudian di bawa ke pabrik penangkaian untuk dipasangkan tangkai dengan menggunakan cast iron. Blok anoda di pabrik reduksi berfungsi sebagai elektroda. b. Pabrik reduksi Reduction Plant Pabrik reduksi terdiri dari 3 gedung dengan 510 tungku Prebaked Anode Furnace PAF dengan desain 175 KA, namun sudah di tingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 960 o C. Pada tungku reduksi bahan baku alumina akan dielektrolisa sehingga menghasilkan aluminium cair molten. Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 1,3 ton atau lebih aluminium cairhari. Universitas Sumatera Utara c. Pabrik Penuangan Di pabrik penuangan aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace dan Melting Furnance dengan kapasitas 30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan Casting Machine dengan kapasitas 12 tonjam dan menghasilkan aluminium batangan ingot yang beratnya masing-masing 50 lbs + 22,7 kg.

2.3.3 Fasilitas Lainnya

Di daerah peleburan, dibangun juga bengkel-bengkel untuk perbaikan dan perawatan peralatan mesin-mesin, kelistrikan, kendaraan angkutan, fasilitas penyimpanan bahan baku, cafeteria, tempat ibadah, kamar tukar pakaian, tempat parkir, tangki minyak IDO dan lain-lain. Pembersih gas, untuk pengendalian polusi gas dilepas dari tungku termasuk fluoride dan debu dihisap dalam sistem pembersih gas kering dengan ventilator penghisap melalui pipa gas. Gas fluoride bersenyawa secara kimia dengan alumina segar dari silo alumina. Senyawa berukuran debu ditangkap dengan kantong saringan untuk dipergunakan kembali ditungku-tungku reduksi sedangkan gas yang bersih dilepaskan ke udara bebas melalui cerobong yang tinggi. Instalasi Pembersih Limbah Pemukiman, untuk menghindari pencemaran di kawasan perumahan PT INALUM, air limbah yang berasal dari perumahan karyawan disalurkan kedalam instalasi air. Air tersebut diproses dan dibersihkan Universitas Sumatera Utara dari kotoran-kotoran lalu dialirkan kembali ke hilir sungai dan beberapa prasarana penunjang lainnya, seperti: 1. Jalan-jalan Untuk membuka jalan-jalan masuk ke daerah yang terisolir, dilaksanakan pembangunan jalan-jalan baru dan perbaikan jalan-jalan lama termasuk pergantian jembatan-jembatan tua dan jalan penghubung dari jalan raya Provinsi Tebing Tinggi-Kisaran sepanjang 16,5 km ke pabrik peleburan, pelabuhan dan pemukiman. 2. Pelabuhan Pelabuhan yang menjorok ke Selat Sumatera sepanjang 2,5 km dengan 3 dermaga, masing-masing dermaga A dan dermaga B dapat disandari kapal berbobot 25.000 DWT dan 16.000 DWT dipergunakan untuk membokar bahan baku dan bahan untuk keperluan operasi peleburan aluminium dan PLTA serta pengapalan hasil produksi. Sedangkan dermaga C yang dapat disandari kapal berbobot 3.000 DWT, telah diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 24 April 1984. 3. Perkotaan Fasilitas Akomodasi bagi karyawan pabrik peleburan dibangun diatas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading, + 16 km dari daerah peleburan, terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang berkeluarga dan 7 asrama untuk karyawan yang belum berkeluarga dan dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain, seperti: fasilitas pendidikan, fasilitas olahraga, rekreasi, danau buatan, balai pertemuan, masjid, gereja, telekomunikasi, Universitas Sumatera Utara supermarket, pertokoan, kantor pos, balai kota dan rumah sakit. Perusahaan juga menyediakan fasilitas akomodasi, fasilitas olahraga, klinik, tempat ibadah, pertokoan, dan fasilitas lainnya untuk karyawan yang bekerja di daerah PLTA di Paritohan.

2.4 Struktur Organisasi, Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

14 83 95

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA - Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

0 1 71

BAB I PENDAHULUAN - Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

0 0 8

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

0 0 17