BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil pengukuran Overall Equipment Effectiveness pada Casting Machine No.2 di PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pengukuran tingkat efektivitas mesin dengan menggunakan metode OEE pada PT INALUM periode April 2013 – Maret 2014 masih rendah yaitu
kurang dari 85. Nilai Overall Equipment Effectiveness OEE terendah berada di periode September 2013 yaitu sebesar 42,41 dan nilai tertinggi
pada periode Juni 2013 yaitu sebesar 53,10. Faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas mesin adalah Availability ratio dengan persentase rata-
rata dari bulan April 2013 - Maret 2014 sebesar 89-90, Performance efficiency
dengan persentase rata-rata dari bulan April 2013 - Maret 2014 sebesar 47-59, dan Rate of quality product dengan persentase rata-rata
dari bulan April 2013 - Maret 2014 sebesar 99. 2.
Faktor yang memiliki persentase terbesar dari six big losses Casting machine no.2
adalah Reduced Speed Loss sebesar 78,89 dimana akan mempengaruhi tingkat efektivitas mesin. Semakin besar persentase
kerusakan yang diperoleh maka semakin rendah tingkat efektivitas mesin.
Universitas Sumatera Utara
3. Akar penyebab dari permasalahan pada six big losses terdapat pada faktor
Reduced Speed Loss untuk Casting machine no.2 adalah
a. Manusiaoperator − Kurang konsentrasi akibat kelelahan dan kejenuhan saat bekerja
karena memerlukan tingkat ketelitian tinggi ataupun karena jumlah jam kerja yang berlebih dari batas normal 8 jam dan
suhu tinggi yang terjadi akibat radiasi dari aluminium cair dengan tingkat suhu kurang lebih 720°C menyebabkan area kerja menjadi
sangat panas sehingga menjadi tidak kondusif bagi para operator Nilai Ambang Batas tertinggi iklim kerja 30°C.
b. Mesinperalatan − Mesin berhenti secara tiba-tiba karena umur mesin yang sudah tua
yaitu berumur 29 tahun umur pakaiekonomis mesin ±20 tahun mengakibatkan mesin sering terjadi gangguan sehingga
menghambat kelancaran produksi, seperti arm hammering patah, water jacket
bocor, mould retak, dan lain-lain. c. Lingkungan
− Tingkat kebersihan mesin kurang baik, terlihat masih banyaknya sisa scrap dan tumpahan oli yang tercecer disekitar mesin casting
no.2 yang dapat mengakibatkan tersangkutnya jalannya mesin.
Universitas Sumatera Utara
d. Material − Bahan baku sering menyangkut di mesin karena dross
menggumpal dan metal menyangkut akibat tindakan penyortiran tidak dilakukan dengan baik.
− Tingginya kadar Fe dalam molten sehingga menyebabkan turunnya kecepatan mesin.
7.2 Saran