9
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori ini berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Bagian landasan teori akan menjabarkan teori-
teori yang relevan dengan penelitian. Selain itu, bab ini juga membahas hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Dari kajian pustaka
dan hasil penelitian yang relevan tersebut dirumuskan kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah
Perkembangan manusia adalah proses seumur hidup. Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi dalam semua aspek dari rentang
kehidupan. Perkembangan pada anak merupakan bagian dari perkembangan manusia yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial yang
dimulai dari usia 0 – 11 tahun Papalia Feldman, 2014: 4-8.
Masa usia SD sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun sampai 11 atau 12 tahun. Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai
masa usia sekolah atau masa SD. Izzaty, dkk. 2008: 116, menyebutkan masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a. Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 67 tahun- 910 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar.
b. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 910 tahun- 1213 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.
10 Izzaty, dkk. 2008: 116, menyebutkan ciri-ciri khas siswa masa kelas
rendah Sekolah Dasar adalah: 1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
2. Suka memuji diri sendiri. 3. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggapnya tidak penting. 4. Suka membandingkan dirinya sendiri dengan siswa lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya. 5. Suka meremehkan orang lain.
Yusuf, Syamsu 2009: 24-25 menyebutkan bahwa pada umur 6-7 sampai umur 9-10 tahun, anak biasanya memasuki masa kelas-kelas rendah sekolah dasar.
Masa ini juga disebut sebagai masa keserasian bersekolah karena anak-anak lebih mudah untuk dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Anak kelas rendah
memiliki beberapa sifat yang khas antara lain: a.
Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh.
b. Sikap tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c. Adanya kecenderungan untuk memuji diri sendiri menyebut nama sendiri
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting. f.
Pada masa ini terutama usia 6,0 – 8,0 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik
atau tidak.
11 Piaget Suparno, 2011: 24 mengemukakan bahwa siswa SD berada pada
tahap operasional konkret 7 hingga 11 tahun, dimana konsep yang ada pada awal usia ini adalah konsep yang samar-samar dan sekarang lebih konkret. Siswa
usia SD menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah aktual, siswa mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan
masalah yang bersifat konkret Izzaty, dkk., 2008: 105-106. Santrock 2007: 271 juga mengemukakan bahwa selama tahapan operasional konkret siswa dapat
menunjukkan operasi-operasi konkret, berpikir logis, mengklasifikasikan benda, dan berpikir tentang relasi antara kelas-kelas benda. Kemampuan berfikir pada
tahap ini ditandai dengan aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pengalaman hidup siswa memberikan andil dalam
mempertajam konsep. Pada tahapan ini siswa usia SD mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentris dan
lebih logis Izzaty, dkk., 2008: 107. Berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa ahli, karakteristik
perkembangan siswa kelas rendah umumnya berusia 6-10 tahun. Usia tersebut anak tergolong dalam kelas rendah yaitu berada pada kelas I sampai III sekolah
dasar dan berada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dilihat dan dialami. Siswa
belum bisa berpikir secara abstrak. Karakteristik yang muncul pada tahap ini dapat dijadikan landasan dalam menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran bagi
siswa SD.
12
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah