12
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah
Berbahasa adalah sistem komunikasi berdasarkan pada kata-kata dan tata bahasa. Sekali anak mengenal kata, mereka dapat menggunakannya untuk
merepresentasikan objek dan tindakan. Mereka mampu merefleksikan individu, tempat dan benda-benda. Mereka dapat mengkomunikasikan kebutuhannya,
perasaannya, dan ide-ide untuk mengerahkan lebih banyak kontrol terhadap kehidupan mereka Papalia, 2014:174. Sedangkan Corw Crow dalam
Djamarah, 2011: 46 menjelaskan bahwa bahasa merupakan alat ekspresi bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat mengorganisasikan bentuk-bentuk
ekspresinya dalam kehidupan sosial di masyarakat. Sebagai alat yang penting, bahasa memiliki dua fungsi Djamarah, 2011:
46 yaitu: 1 bahasa sebagai sarana pembangkit dan pembangun hubungan yang memperluas pikiran seseorang sehingga kehidupan mental seorang individu
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mental kelompok. 2 bahasa sebagai sarana yang mempengaruhi kepribdian. Dengan menggunakan bahasa
dapat diubah cara berpikir seseorang. Perkembangan bahasa pada anak SD kelas rendah sangatlah beragam. Hal
ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya keadaan sosial ekonomi keluarga, lingkungan pergaulan, dan faktor dari keluarga itu sendiri. Selain itu, pemerolehan
bahasa juga berdasarkan proses bawah sadar yang tidak disadari dan diperoleh secara alami tanpa memerlukan kegiatan pembelajaran secara formal.
Perkembangan bahasa akan berkembang sejalan dengan usia anak. Menurut Sunarto dan Hartono dalam Djamarah 2011: 48 perkembangan
bahasa ialah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik
13 secara lisan, tertulis, maupun dengan tanda-tanda atau isyarat. Kemampuan
berbahasa diperoleh secara bertahap. Tahap berbahasa mereka berjalan bersamaan dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Perkembangan
bahasa anak ditandai dengan bunyi-bunyi atau ucapan dari sederhana yang lebih kompleks. Slamet 2014:7-18 menjabarkan bahwa perkembangan bahasa anak
dibagi kedalam 4 tahap, yaitu: a.
Tahap Pralinguistik 0-12 bulan Pada tahap ini anak mampu mengucapkan beberapa bunyi-bunyian atau
konsonan yang memiliki makna dan mengacu pada sebuah kata. Perkembangan bahasa pada tahap ini disebut dengan tahap pralinguistik. Pada
usia 4-7 bulan disebut dengan masa ekspansi karena bayi sudah dapat mengahsilkan suara-suara baru seperti: menggeram, memekikm dan bisikan.
Pada usia 7-12 bulan, bayisudah mampu mengucapkan suku kata dan menggandakan menjadi sebuah kata seperti “mamama” dan “dadada”.
b. Tahap Satu-Kata 12-18 bulan
Pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan satu kata yang mewakili sebuah kalimat. Contoh “Maem” maksudnya minta makan, “Mama”
maksudnya memanggil mama. Kata yang diucapkan sangat berkaitan dengan objek nyata dan perbuatan. Pemahaman terhadap kata yang diucapkan
memang tidak mudah dan perlu memperhatikan aktivitas gerak isyarat, ekspresi, dan benda yang ditunjuk oleh anak. Penyebabnya adalah bahasa
yang terbatas dan kata yang diucapkan oleh anak adalah sesuatu yang menarik perhatiannya.
14 b.
Tahap Dua-Kata 18-24 bulan Tahap ini anak sudah mampu menggunakan kombinasi dua kata yang berupa
ucapan- ucapan pendek. Misalnya “Ma, pelgi”, maksudnya “Mama, saya mau
pergi”. Anak sudah mampu mengenal berbagai makna, namum belum dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan
waktu, selain itu, anak juga belum mampu menggunakan kata ganti saya, aku, kamu, dia, mereka dan sebagainya.
c. Tahap Banyak-Kata 3-5 tahun
Usia 3-5 tahun anak semakin kaya akan perbendaharaan kosakata. Tuturan anak lebih panjang dan tata bahasanya juga lebih teratur. Anak mampu
menggunakan berbagai bahasa dalam berbagai cara untuk bertanya, menghibur, bercanda dan berbagai keperluan yang lain.
Sejalan dengan itu, Ross dan Roe Slamet, 2014:11 membagi tahapan perkembangan bahasa anak dalam tiga fase yaitu:
a. Perkiraan umur 0-2 tahun.
Anak mampu menyebutkan bunyi bahasa dan kata sederhana, tahap ini disebut fase fonologis.
b. Perkiraan umur 2-7 tahun.
Kemampuan anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara menggunakan kalimat, tahap ini disebut dengan perkembangan bahasa fase sintaktik.
c. Perkiraan umur 7-11 tahun.
Anak mampu membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung dalam kalimat, tahap ini disebu fase semantik.
15 Yusuf, Syamsu 2009:179-180 mengemukakan masa anak usia sekolah
dasar 6-12 tahun merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata vocabulary. Pada masa awal ini, anak sudah
mampu menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir usia 11-12 tahun anak mampu menguasai sekitar 50.000 kata. Terdapat dua faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu: a.
Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak menjadi matang organ-organ suarabicara sudah berfungsi untuk berkata-kata.
b. Proses belajar, anak telah matang berbicara kemudian mempelajari bahasa
orang lain dengan cara meniru ucapankata yang didengarnya. Dua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga ketika memasuki usia
sekolah dasar anak sudah mampu: 1
Dapat membuat kalimat yang lebih sempurna 2
Dapat membuat kalimat majemuk 3
Dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan. Pelajaran bahasa yang diberikan di sekolah dibuat untuk menambah
perbendaharaan kata, mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan dan mengarang. Melalui pembelajaran bahasa, siswa diharapkan
mampu menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk: a.
Berkomunikasi dengan orang lain, b.
Menyatakan isi hati perasaannya, c.
Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya, d.
Berpikir menyatakan gagasan atau pendapat, e.
Mengembangkan kepribadian, seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.
16 Owens Ngalimun Alfulaila, 2014:11-16 menjelaskan bahwa
perkembangan bahasa yang paling nampak adalah perkembangan semantik dan pragmatik.
a. Perkembangan Semantik dan bahasa figuratif
1. Perkembangan Semantik
Tahun awal memasuki sekolah dasar merupakan proses perkembangan semantik yang dihubungkan dengan kemampuan kognitif Owens, 1992: 374
dalam Ngalimun, 2014: 11. Anak mengalami peningkatan jumlah kosa kata dan makna. Dampaknya adalah adanya penggunaan bahasa figuratif.
Pada usia awal, terjadi penggunaan istilah dalam menyatakan tempat seperti “ini”, “itu” kemudian berkembang dan mampu memahami istilah-istilah
lain seperti, jauh, dekat, kiri, kanan, atas, bawah dan sebagainya. Pada usia sekolah dan dewasa anak mampu memahami dan menggunakan suatu kata dengan
makna yang tepat horizontal dan mengalami peningkatan jumlah kata-kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat vertikal. Selain itu, kemampuan
anak dalam mengidentifikasi kata-kata meningkat dengan cara konseptual yang berdasarkan pengalaman individu ke makna yang lebih bersifat umum yang
dibentuk bersama dan anak-anak membentuk sebuah definisi berupa kata yang disusun kedalam kalimat menjadi sesuatu yang lebih kompleks.
2. Bahasa dan Proses Figuratif
Anak usia sekolah mampu mengembangkan bahasa figuratif dan memungkinkan
menggunakan bahasa
secara kreatif.
Bahasa figuratif
menggunakan kata-kata yang tidak sebenarnya. Yang termasuk didalamnya yaitu ungkapan, metafora, kiasan, dan peribahasa.
17 Ungkapan adalah pernyataan pendek yang telah digunakan bertahun-tahun
dan tidak dapat dianalisis secara gramatikal kamar mandi, rumah makan, buah hati, dan sebagainya. Metafora dan kiasan adalah bentuk ucapan yang
membandingkan benda yang sebenarnya dengan khayalan suaranya membelah bumi. Dalam metafora perbandingan dinyatakan secara implisit, sedangkan
kiasan adalah perbandingan secara eksplisit yang biasanya dinyatakan dengan kata “seperti” atau “bagaikan”. Peribahasa sendiri diartikan sebagai pernyataan
pendek yang sudah dikenal yang berisi kebenaran yang terterima, pikiran yang berguna, atau nasihat.
Anak usia 5-7 tahun memiliki pemahaman yang berbeda dengan anak usia 8-9 tahun. Perkembangan pemahaman berupa ungkapan, peribahasa akan terus
berkembang dan meningkat pada akhir masa anak-anak hingga dewasa. Ketepatan pemehaman akan terus meningkat sejalan dengan berakhirnya masa anak-anak.
Namun, perkembangan ini bervariasi antara anak yang satu dengan yang lain, tergantung dari pengelaman belajarnya.
b. Perkembangan Pragmatik
Perkembangan pragmatik yang disebut dengan penggunaan bahasa menjadi hal yang penting pada perkembangan aspek bahasa anak usia SD. Bahasa
bagi siswa kelas rendah memiliki dua fungsi, yaitu: untuk berkomunikasi dan sarana untuk pemerolehan ilmu. Usia 6-8 tahun anak sudah mampu untuk
bercerita mulai dari menggunakan kata penghubung, mampu untuk mengemukakan masalah berikut penyelesaiannya, dan pada usia 8 tahun struktur
cerita mereka menjadi semakin jelas.
18
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah