Secara lebih rinci, kenaikan prestasi belajar setiap siswa dapat dilihat dalam tabel kenaikan nilai rata-rata sebagai berikut :
Tabel 15. Kenaikan Nilai Rata-rata Setiap Siswa
No Nama
Prestasi Belajar Selisih Akhir
Siklus I dan Akhir Siklus II
Keterangan Kondisi
Awal Akhir
Siklus I Akhir
Siklus II
1.
AN 61
63 66
3 Meningkat
2.
WA 50
56 50
6 Menurun
3.
MA 48
56 53
3 Menurun
4.
AD 42
60 56
4 Menurun
5.
AF 52
70 70
Tetap 6.
AK 50
60 56
4 Menurun
7.
EA 60
66 66
Tetap 8.
AT 66
66 70
4 Meningkat
9.
MH 54
63 60
3 Menurun
10.
SW 60
73 76
3 Meningkat
11.
NA 75
66 70
4 Meningkat
12.
RF 80
70 83
13 Meningkat
13.
FD 66
73 73
Tetap 14.
HS 70
86 86
Tetap 15.
RW 52
56 50
4 Menurun
16.
SL 60
60 66
6 Meningkat
17.
EF 72
66 73
7 Meingkat
18.
DT 57
60 60
Tetap 19.
NI 76
63 70
7 Meningkat
20.
KA 65
66 66
Tetap 21.
NS 72
66 76
10 Meningkat
22.
DR 50
56 63
7 Meningkat
Kondisi Awal Akhir Siklus I
Akhir Siklus II 4.54
9.09 36.36
45.45 54.54
22.72 50
22.72 36.36
13.63 4.54
Diagram 4. Komparasi Prestasi Belajar SiswaKondisi awal, Akhir Siklus I, Akhir Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
cukup Rendah
sangat Rendah
Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 16. Pencapaian KKM Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II
KKM Kondisi Awal
Akhir Siklus I Akhir Siklus II
65 60,8
64,68 66,31
C. Pembahasan
Berdasarkan kajian teori yang penulis sampaikan, menggungkapkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kelebihan, salah
satu diantaranya adalah meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran IPS. Hal tersebut terbukti setelah model pembelajaran tersebut
diterapkan dalam pembelajaran IPS pada kelas V di SD Negeri Keniten, khususnya dalam materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan tabel hasil prestasi belajar diatas, dapat dilihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I. Pada kondisi awal 9 siswa atau
40,9 yang telah mencapai KKM dan 13 siswa lainnya belum mampu mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Pada akhir siklus I terjadi
peningkatan dari 22, 11 siswa atau 50 sudah mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa mengikuti proses
pembelajaran berbasis masalah yang mengharuskan siswa untuk lebih aktif berpikir dengan cara merumuskan masalah yang ada, memberikan gagasan dan
menganalisis secara mendalam, mencari informasi tambahan dari sumber yang lain, serta menggabungkan dan menguji informasi baru tersebut untuk dibuat
menjadi sebuah laporan. Pada akhir siklus II prestasi belajar siswa juga meningkat, hal ini
terbukti dari jumlah siswa yang mampu mencapai KKM meningkat menjadi 14 siswa atau 63,63.
Berdasarkan tabel pencapaian KKM pada kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II dapat terlihat dengan jelas bahwa prestasi belajar selalu
mengalami peningkatan baik pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Pada
kondisi awal siswa yang telah mencapai KKM adalah 9 siswa atau 40,9 dan pada akhir siklus I naik menjadi 11 siswa atau 50
, hal ini berarti mangalami peningkatan sebesar 9,1. Setelah dilakukan penelitian, maka prestasi belajar
pada akhir siklus II meningkat menjadi 14 siswa atau 63,63 yang telah mencapai KKM dan mengalami peningkatan sebesar 13,63 dari perolehan
prestasi belajar pada akhir siklus I.
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS pada materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan
menggunakan model
Pembelajaran Berbasis
Masalah PBM
dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi, berpendapat di depan kelas, memecahkan masalah berdasarkan kehidupan nyata,
dan saling bekerjasama untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan terhadap materi yang bersangkutan. Selain itu melatih siswa bertanggungjawab terhadap
proses belajar yang dialami sehingga siswa dapat menemukan manfaat dari pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran IPS pada materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM
juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V di SD Negeri Keniten. Hal ini dapat terlihat dari hasil tes evaluasi pada kondisi awal, akhir siklus I dan akhir
siklus II sebesar 40,9. Pada akhir siklus I mengalami peningkatan menjadi 50 dan pada akhir siklus II juga terjadi peningkatan prestasi belajar menjadi 63,63.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang perlu peneliti
sampaikan, yaitu :
1. Bagi siswa
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat menjadi salah satu alternatif bagi siswa untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran dan
meningkatkan prestasi belajar. 2.
Bagi guru kelas Sebaiknya dalam pembelajaran IPS di SD, menggunakan model
pembelajaran inovatif seperti misalnya Pembelajaran Berbasis Masalah