Validitas Instrumen Pengumpulan Data dan Instrumen

Keterangan rumus : Rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y X : variable X Y : variable Y N : jumlah siswa Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga rxy kritik. Adapun harga kritik untuk validitas butir instrumen pada penelitian ini adalah 0,239. Artinya apabila rxy lebih besar atau sama dengan 0,239 rxy ≥ 0,239, nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila rxy lebih kecil dari 0,239 rxy ≤ 0,239, nomor butir tersebut dikatakan tidak valid. Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16 for windows7. Soal evaluasi yang digunakan dalam penelitan ini adalah yang sudah memenuhi kriteria validitas. Berdasarkan hasil uji validitas pada siklus I dari 30 soal pilihan ganda hanya 20 soal yang memenuhi kriteria valid yaitu butir 1, butir 2, butir 4, butir 5, butir 7, butir 8, butir 9, butir 10, butir 12, butir 14, butir 16, butir 18, butir 20, butir 21, butir 23, butir 24, butir 26, butir 27, butir 29 dan butir 30. Sedangkan hasil uji validitas pada siklus II dari 30 soal pilihan ganda hanya 20 soal yang memenuhi kriteria valid yaitu butir 1, butir 3, butir 5, butir 6, butir 8, butir 9, butir 11, butir 12, butir 14, butir 15, butir 17, butir 19, butir 20, butir 22, butir 23, butir 24, butir 25, butir 26, butir 27, butir 29. b. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperhatikan dalam taraf ketepatan dan ketelitian Masidjo, 1995:209. Metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas pada soal pilihan ganda dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan persamaan Kuder-Richardson. Menurut Masidjo 1995:233 dengan metode Kuder-Richardson akan diperoleh koefisien reliabilitas suatu tes yang tinggi apabila distribusi perolehan skor dari tes tersebut merupakan distribusi normal atau dapat dikatakan bahwa taraf kesukaran tes tersebut cenderung cukupan dan siswa peserta tes merupakan kelompok yang cukup heterogen. Metode persamaan Kuder-Richardson formula KR-21 merupakan metode yang digunakan untuk menghitung taraf reliabilitas suatu tes dengan dua pilihan jawaban benar – salah B-S Adapun Kuder Richardson merumuskan persamaan KR-21 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Menentukan jumlah rerata skor dengan persamaan Keterangan : M = rata-rata skor N = banyaknya peserta tes ΣX = jumlah skor total 2 Menghitung taraf reliabilitas dengan rumus Koefisien Alpha sebagai berikut : = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas n = jumlah item S = deviasi standar p = indeks kesukaran q = 1 – p M = Mean Indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belah instrumen, Masidjo 1995:219 taraf reliabilitas suatu tes diperoleh dengan menggunakan formula koreksi dari Spearman- Brown, yaitu rtt= Keterangan: rtt = koefisien reliabilitas rgg = koefisien gasal genap Setelah diperoleh indeks angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan angka tersebut dengan tabel r product- moment dengan jumlah N yang sama pada taraf signifikan 1 atau 5 . Apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel rh ≥ rt diartikan ada korelasi yang signifikan, instrumen dianggap reliabel. Sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel rh ≤ rt diartikan tidak ada korelasi yang signifikan, kesimpulan instrumen dianggap tidak reliable. Untuk variabel prestasi dalam penelitian ini, baik siklus I maupun siklus II, harga kritik r product-moment diperoleh harga r untuk jumlah responden N = 22 dengan taraf signifikan 5 diperoleh dari harga r tabel = 0,631.

4. Analisis Data

Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Pada penelitian ini akan digunakan dua macam data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan acuan PAP II. Sedangkan untuk data kualitatif akan dianalisis dengan dideskripsikan yaitu berupa kalimat-kalimat bermakna. Tingkat penguasaan kompetensi dalam PAP II diperhitungkan menurut tabel berikut : Tabel 5. Tingkat Penguasaan Kompetensi dalam PAP II Persentase Kriteria 81 - 100 Sangat Tinggi 66 - 80 Tinggi 56 - 65 Cukup 46 - 55 Rendah Di bawah 46 Sangat Rendah Peningkatan prestasi belajar dinyatakan dalam nilai rata-rata yang diperoleh melalui langkah-langkah berikut : a. Menghitung skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa Nilai siswa = total skor yang diperoleh siswa x 100 Total skor maksimal b. Menentukan skor rata-rata kelas Rata-rata kelas = N1 +N 2 +N 3 + …….+N 32 Jumlah siswa c. Membandingkan skor rata-rata kelas dengan target untuk menentukan kesimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak terjadi peningkatan. d. Menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus: Jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM x 100 Jumlah seluruh siswa e. Rubrik penilaian kinerja Tabel 6. Rubrik penilaian kinerja saat diskusi kelompok No Nama Aspek yang diamati Kerjasama Keaktifan Hasil diskusi Kedisiplinan Kekompakan 1. 2. … 32 Keterangan : 1 = kurang sekali 3 = cukup 5 = baik sekali 2 = kurang 4 = baik

5. Penilaian Final

NA = penilaian proses + penilaian hasil = 40 x ……. + 60 x …….. = ……………

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti tabel berikut: Tabel 7. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa dan Kondisi Prestasi Belajar Siswa pada Akhir Siklus I dan Siklus II yang Diharapkan No Peubah Indikator Kondisi awal Kondisi akhir siklus I II 1. Prestasi belajar Nilai rata- rata siswa 60,8 65 65 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap siswa kelas V selama pembelajaran IPS cenderung rendah. Hal ini terlihat dari metode yang digunakan guru masih konvensional, sehingga pada saat proses pembelajaran banyak siswa yang asyik berbicara dengan dengan teman sebangkunya atau melakukan aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung. Bahkan kalau guru tidak bertanya pada siswa, ada siswa yang tiduran sambil menopangkan dagu di mejanya. Terlebih jika guru mengajarkan materi IPS tanpa menggunakan media belajar apapun ceramah membuat proses pembelajaran terasa sangat membosankan bagi siswa. Kalaupun guru menggunakan media belajar, itu hanya berupa gambar yang masih sederhana atau yang biasanya guru ambil atau fotokopi dari buku paket dan ditampilkan kepada siswa. Suasana pembelajaran seperti itu membuat siswa menjadi pasif dalam menggali penggetahuannya, karena pembelajaran IPS hanya diisi dengan ceramah kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa LKS. Kondisi awal prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil mid semester genap sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42