Refleksi Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

89 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus Dan Siklus I Keterangan Hasil penelitian Prasiklus Siklus I Rata-rata hasil belajar 74,8 76,15 Persentase tuntas belajar 55,89 74,25 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus dan Siklus I

4.1.2.3 Refleksi

Setelah melaksanakan siklus I yang dimulai dari tahap perencanaan yang berupa menyiapkan instrumen oleh peniliti yang bekerja sama dengan guru kelas III akan digunakan pada saat tahap pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran, kemudian tahap pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran explicit instruction pada mata pelajaran SBK materi Gambar Dekoratif, pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas III sedangkan pelaksanaan pengamatan pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah. Untuk selanjutnya yaitu tahap refleksi atau tahap dimana melakukan evaluasi diri, hal-hal 10 20 30 40 50 60 70 80 rata-rata hasil belajar persentase tuntas belajar prasiklus siklus I 90 yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum sehingga hal-hal yang masih belum sesuai dengan tujuan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada pelaksanaan siklus I penerapan model pembelajaran Explicit Instruction pada mata pelajaran SBK materi Gambar Dekoratif belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan peneliti. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, dan performansi guru. Dari data yang diperoleh, persentase kehadiran siswa pada siklus I mencapai 100. Persentase kehadiran siswa ini telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu ≥ 90. Persentase aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction pada siklus I pertemuan 1 mencapai 67,97 dan persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 9,29 sehingga menjadi 77,08. Akhirnya diperoleh rata- rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I tersebut adalah 72,44. Persentase aktivitas belajar siswa yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Rendahnya nilai aktivitas siswa disebabkan karena beberapa hal, antara lain: 1 guru belum mendorong siswa untuk aktif bertanya kepada guru disebabkan karena sebagian besar siswa masih malu untuk bertanya tentang hal yang belum mereka pahami; 2 siswa belum bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena belum paham instruksi yang disampaikan oleh guru;. Oleh karena itu guru masih perlu melakukan upaya agar lebih merangsang anak untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. 91 Keberhasilan siklus I terlihat pada nilai APKG yaitu sebesar 81 AB. Meskipun nilainya sudah baik dan setiap aspek sudah mendapatkan nilai yang baik namun pada APKG I pada aspek menentukan cara memotivasi siswa dan menyiapkan pertanyaan belum mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga perlu ditingkatkan lagi. APKG II telah mendapat nilai yang baik pula, namun pada aspek membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya, aspek meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman langsung dan kepekaan terhadap kesalahan bahasa siswa masih mendapatkan nilai rendah atau belum memenuhi indikator. Selain hal di atas kekurangan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran adalah guru sudah mampu mengondisikan kelas, namun kurang optimal. Guru kurang tegas dalam memberikan teguran terhadap siswa, sehingga tak jarang siswa menjadi ribut atau mengobrol sendiri tanpa takut terhadap guru.Secara umum perolehan nilai APKG pada siklus I sudah baik, namun ada beberapa perolehan nilai yang perlu ditingkatkan. Sedangkan hasil belajar pada siklus I terlihat pada nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai 76,15. Nilai rata-rata ini telah mencapai indikator yang ditentukan, yaitu ≥ 75. Jumlah siswa yang sudah tuntas atau memenuhi KKM ≥ 75 sebanyak 29 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM ≥ 75 sebanyak 10 siswa. Berdasarkan data tersebut diperoleh persentase tuntas belajar klasikal mencapai 74,25, sehingga persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75. 92 Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan materi. Siswa juga malu bertanya kepada guru jika merasa kesulitan atau kebingungan. Selain faktor siswa, guru juga belum terlalu memperhatikan anak-anak yang ribut sendiri, guru kurang memperingatkan siswa untuk fokus terhadap pelajaran. Guru juga masih kurang pengulangan dalam memberikan contoh-contoh tentang benda yang memiliki gambar dekoratif. Berdasarkan hasil paparan tersebut di atas menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum seluruhnya mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Masih terdapat banyak kekurangan pada siklus I baik dilihat dari performansi guru, aktivitas belajar siswa maupun dari hasil belajar siswa. Hasil refleksi pada siklus I ini akan dijadikan landasan untuk melanjutkan ke siklus II dengan perbaikan-perbaikan agar siklus II berjalan lebih baik dari siklus I. Gambaran visual mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, serta performansi guru pada siklus I dapat dilihat pada Tabel dan diagram berikut ini: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian Nilai Indikator Keterangan Persentase aktivitas belajar siswa 72,44 ≥ 75 Tidak tercapai Rata-rata hasil belajar siswa 76,15 ≥ 75 Tercapai Persentase tuntas belajar klasikal 74,25 ≥ 75 Tidak Tercapai Performansi guru 81 ≥ 71 Tercapai 93 Gambar 4.4 Diagram Hasil Penelitian Siklus I

4.1.2.4 Revisi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 7 65

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK KARYA TOPENG NUSANTARA MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KAMBANGAN 02 KABUPATEN TEGAL

2 126 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 5 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY INQUIRY MELALUI MEDIA GAMBAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY INQUIRY MELALUI MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III Semester II SDN 03 Kaling

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM MATERI MEMBACA PENGUMUMAN MELALUI MEDIA GAMBAR Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dalam Materi Membaca Pengumuman Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Semirejo 01.

0 0 16

Peningkatan keaktifan belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Karangwuni 1 melalui penggunaan media gambar.

0 3 267

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTIONI(PBI) DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN TUKANGAN.

1 1 160