emosi merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia
.
Goleman 1997: 411 mengemukakan beberapa macam emosi di antaranya, yaitu:
1 amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati; 2 kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa;
3 rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri,nyaman;
4 kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga; 5 cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat, kemesraan, kasih; 6 terkejut: terkesiap, terkejut;
7 jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka; 8 malu: malu hati, kesal.
Dari beberapa pengertian tentang emosi di atas dapat disimpulkan bahwa emosi adalah keadaan atau dorongan untuk bertindak sehingga mendorong
individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.
2.1.7.2 Pengertian Kecerdasan Emosi
Istilah kecerdasan emosi pertama kali diperkenalkan oleh Peter Salovey dan Jack Mayer pada tahun 1990. Mayer dan salovey mendefinisikan kecerdasan
emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan
orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan Goleman, 2003: 513.
Goleman 1997: 45 mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi;
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; megatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir; berempati dan berdoa. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi
merupakan kemampuan-kemampuan yang mencakup pengendalian diri, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan kemampuan untuk mencari
pemecahan masalah dalam dirinya.
2.1.7.3 Komponen Kecerdasan Emosi
Aspek kecerdasan emosional yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi lima komponen yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Menurut Salovey dalam Goleman 1997: 57-59 indikator dari ke lima
komponen kecerdasan emosi tersebut adalah sebagai berikut. 1 Mengenali emosi diri kesadaran diri.
Kesadaran diri dalam mengenali perasaan merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantapan perasaan dari waktu ke
waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri seseorang. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri
seseorang berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.
Karakteristik perilaku kesadaran diri antara lain mengenali dan merasakan emosi sendiri; memahami penyebab perasaan yang timbul; dan mengenal
pengaruh perasaan terhadap tindakan. 2 Mengelola emosi.
Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung
pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Karakteristik perilaku mengelola emosi diantaranya yaitu bersikap toleran
terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik; mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa berkelahi; mampu mengendalikan
perilaku agresif yang merugikan diri sendiri dan orang lain; memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri maupun lingkungan; dan memiliki kemampuan
untuk mengatasi ketegangan jiwa stress. 3 Memotivasi diri.
Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut. Cara mengendalikan dorongan hati; derajat kecemasan yang
berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; kekuatan berfikir positif; optimisme; dan keadaan flow mengikuti aliran, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang
sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya
terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai
segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. 4 Mengenali emosi orang lain.
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan
bahwa ia dapat membaca perasaan orang lain. 5 Membina hubungan dengan orang lain.
Membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa
memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan
semacam inilah yang menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan. Karakteristik perilakunya antara lain
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, bersikap senang bekerja sama, dan dapat hidup selaras dengan kelompok.
2.1.8 Materi Trigonometri 2.1.8.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar