Uji Interaksi HASIL PENELITIAN
                                                                                variabel independen yang diduga secara substansi terdapat interaksi  di dalam model multivariat tersebut. Apabila nilai probabilitas p-value  0,05, berarti
terdapat interaksi antara kedua variabel independen tersebut. Apabila terdapat interaksi,  maka  pemodelan  akhir  yang  digunakan  adalah  pemodelan
multivariat dengan interaksi dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan  variabel  yang  masuk  ke  dalam  model  multivariat,  maka
variabel  yang  memungkinkan  dilakukan  uji  interaksi  adalah  fasilitas kesehatan  dengan  penghasilan  keluarga  fasilitas  kesehatanpenghasilan
keluarga  dan  fasilitas  kesehatan  dengan  persepsi  ibu  tentang  kondisi kehamilan fasilitas kesehatan persepsi ibu tentang kondisi kehamilan. Hasil
uji interaksi dapat dilihat pada tabel 5.33 sebagai berikut:
Tabel 5.33 Hasil Uji Interaksi antara Fasilitas Kesehatan, Penghasilan Keluarga,
dan Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien
Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013
No. Interaksi
P-value
1. Tanpa Interaksi
0,000 2.
Fasilitas kesehatanpenghasilan keluarga 0,931
3. Fasilitas kesehatanpersepsi ibu tentang
kondisi kehamilan 0,193
Dari  hasil  uji  interaksi  di  atas,  terlihat  bahwa  dari  dua  kemungkinan interaksi  yang  ada,  tidak  terlihat  adanya  interaksi  nilai  probabilitas  setelah
dimasukkan  variabel  interaksi  didapatkan  adalah  p-value    0,05.  Dengan
demikian,  model  akhir  faktor  penentu  utilisasi  pelayanan  persalinan  oleh pasien antenatal care tidak disertai dengan adanya interaksi tanpa interaksi,
maka  model  yang  digunakan  adalah  model  akhir  sebelum  dilakukan  uji interaksi, yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.34 Hasil Analisis Multivariat antara Penghasilan Keluarga, Persepsi Ibu
tentang Kondisi Kehamilan, Fasilitas Kesehatan, dan Penanggung Biaya dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien
Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013
No Variabel
B Wald
P
wald
OR 95 CI
1. Penghasilan Keluarga
2,341 12,509
0,000 10,392
2,840 – 39,031
2. Persepsi Ibu tentang
Kondisi Kehamilan 2,701
5,429 0,020
14,902 1,536
– 144,579 3.
Fasilitas Kesehatan 3,189
13,179 0,000
24,259 4,337
– 135,689 4.
Penanggung Biaya 1,667
8,794 0,003
5,298 1,760
– 15,948 Constant
-11.926 23.408
0,000
-2 Log likelihood = 81,234 G = 55,037
P-value = 0,000 Nagelkerke R Square = 0,561
Berdasarkan  tabel  5.34  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  penghasilan keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,  fasilitas  kesehatan,  dan
penanggung  biaya  memiliki  hubungan  yang  signifikan  terhadap  utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere.
Hasil  ini  sesuai  dengan  hasil  uji  bivariat  yang  menunjukkan  bahwa  terdapat hubungan  yang  bermakna  antara  penghasilan  keluarga,  persepsi  ibu  tentang
kondisi kehamilan, fasilitas kesehatan, dan penanggung biaya dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere.
Berdasarkan  hasil  analisis,  diperoleh  nilai  koefisien  B  dan  OR  Odds Ratio,  dimana  fasilitas  kesehatan  merupakan  variabel  yang  memiliki  nilai
koefisien B 3,189 dan OR 24,259 paling tinggi jika dibandingkan dengan variabel lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan merupakan
variabel  yang  paling  dominan  berhubungan  dengan  utilisasi  pelayanan persalinan  oleh  pasien  antenatal  care  di  Rumah Sakit  Puri  Cinere.  Nilai  OR
Odds  Ratio  pada  fasilitas  kesehatan  menunjukkan  bahwa  pasien  antenatal care  yang  memiliki  persepsi  fasilitas  kesehatan  di  Rumah  Sakit  Puri  Cinere
lengkap  mempunyai  peluang  24,259  kali  untuk  memanfaatkan  pelayanan persalinan  di  Rumah  Sakit  Puri  Cinere  dibandingkan  pasien  antenatal  care
yang  memiliki  persepsi  fasilitas  kesehatan  di  Rumah  Sakit  Puri  Cinere  tidak lengkap setelah dikontrol variabel penghasilan keluarga, persepsi ibu tentang
kondisi kehamilan, dan penanggung biaya. Dari  hasil  analisis,  diperoleh  nilai  chi-quare  yang  relatif  tinggi,  yaitu
sebesar  55,037  dan  angka  signifikansi  model  0,000.  Hasil  ini  berarti  bahwa variabel  penghasilan  keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,
fasilitas  kesehatan,  dan  penanggung  biaya  secara  bersama-sama  dapat menerangkan variabel dependen pada tingkat alpha 5.
Dari hasil koefisien determinasi, dapat diketahui bahwa seberapa besar model  mampu  menerangkan  variabel  dependen.  Berdasarkan  hasil  analisis,
diperoleh  nilai  Negelkerke  R  Square  R
2
sebesar  0,561  56,1,  artinya variabel  penghasilan  keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,
fasilitas  kesehatan,  dan  penanggung  biaya  mampu  menjelaskan  utilisasi pelayanan  persalinan  oleh  pasien  antenatal  care  sebesar  56,1  dan  sisanya
sebesar 43,9 dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Dari
hasil analisis,
dapat diketahui
bahwa model
dapat mengklasifikasikan  pasien  antenatal  care  dalam  memanfaatkan  pelayanan
persalinan  secara  tepat  sebesar  73  dan  pasien  antenatal  care  yang  tidak memanfaatkan  pelayanan  persalinan  sebesar  89,7.  Sebagai  alat  untuk
melakukan  perencanaan  kebijakan,  model  ini  dapat  dikatakan  baik  karena memiliki ketepatan klasifikasi utilisasi pelayanan kesehatan sebesar 83,8.
Dari  hasil  analisis  multivariat,  maka  diperoleh  persamaan  regresi adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
Logit  utilisasi  pelayanan  persalinan  =  -11,926  +  2,341  penghasilan keluarga  +  2,701persepsi  ibu  tentang
kondisi  kehamilan  +  3,189fasilitas kesehatan + 1,667penanggung biaya.
Dari  persamaan  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  nilai  koefisien  regresi pada  masing-masing  variabel  bernilai  positif,  yaitu  2,341  untuk  penghasilan
keluarga,  2,701  untuk  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,  3,189  untuk fasilitas  kesehatan,  dan  1,667  untuk  penanggung  biaya.  Nilai  positif  ini
menunjukkan  bahwa  adanya  hubungan  yang  searah  antara  penghasilan keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,  fasilitas  kesehatan,  dan
penanggung  biaya  terhadap  utilisasi  pelayanan  persalinan  oleh  pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere.
Hubungan  yang  searah  antara  masing-masing  variabel  tersebut menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu satuan pada variabel penghasilan
keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,  fasilitas  kesehatan,  dan penanggung  biaya  akan  menyebabkan  kenaikan  tingkat  utilisasi  pelayanan
persalinan  sebesar  2,341  kali  yang  disebabkan  oleh  penghasilan  keluarga, 2,701  kali  yang  disebabkan  oleh  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,
3,189  kali  yang  disebabkan  oleh  fasilitas  kesehatan,  dan  1,667  kali  yang disebabkan  oleh  penanggung  biaya.  Sedangkan  nilai  negatif  pada  konstanta
sebesar  -11,926  menggambarkan  bahwa  tanpa  adanya  intervensi  terhadap penghasilan  keluarga,  persepsi  ibu  tentang  kondisi  kehamilan,  fasilitas
kesehatan,  dan  penanggung  biaya,  utilisasi  pelayanan  persalinan  akan menurun sebesar 11,926 kali.
                