Pewarnaan Gram Hasil dan Pembahasan
siprofloksasin yaitu 39 mm pada sampel dua, antibiotik gentamisin 23 mm pada sampel dua dan antibiotik amoksisilin tidak terbentuk zona hambat.
Hal ini dapat dilihat dalam grafik 4.1 sebagai berikut:
Grafik 4.1 Grafik Hasil Uji Resistensi pada Bakteri Escherichia coli Terjadinya resistensi terhadap antibiotik amoksisilin diduga akibat
penggunaan antibiotik yang meluas dan sering tanpa indikasi pemberian antibiotik. Hal ini dapat terjadi karena amoksisilin pemakaiannya secara
oral, sudah dikenal oleh masyarakat serta harganya murah. Organisme Escherichia coli
menghasilkan β-laktamase penisilinase, yang sering menyebabkan terjadinya resistensi terhadap amoksisilin.
8,33
Penelitian uji resistensi antibiotik juga dilakukan oleh Refdanita dkk. 2004, mereka melakukan pengujian terhadap bakteri Gram negatif
Pseudomonas sp., Klebsiella sp. dan Escherichia coli dan menggunakan beberapa jenis antibiotik golongan sefalosporin, penisilin, dan dari
golongan lain yaitu golongan fenikol kloramfenikol, golongan tetrasiklin tetrasiklin, golongan kombinasi kotrimoksazol, golongan kuinolon
siprofloksasin, golongan aminoglikosida gentamisin dan golongan lain fosmisin. Hasil yang diperoleh dari bakteri Escherichia coli terhadap
amoksisilin yaitu 86,2, terhadap siprofloksasin 40 dan terhadap gentamisin 40 mengalami resistensi. Hal yang sama ditemukan pada
37 39
36.5 38
36
17 23
21.5 16
20
5 10
15 20
25 30
35 40
45
S1 S2
S3 S4
S5 S6
ZO N
A H
A M
B A
T m
m
SAMPEL
CIP Siprofloksasin CN Gentamisin
AML Amoksisilin
penelitian ini yaitu Escherichia coli lebih banyak mengalami resisten terhadap amoksisilin, sedangkan terhadap siprofloksasin dan gentamisin
lebih banyak yang masih sensitif meskipun perbandingan dengan yang sudah resisten hanya sedikit.
31
Terjadinya resistensi pada siprofloksasin dan gentamisin menurut Refdanita dkk. 2004 kemungkinan dikarenakan
penggunaan antibiotik secara luas atau pemberian dosis dan durasi pemakaian yang tidak tepat.
Hasil pada bakteri Salmonella sp. adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Resistensi bakteri Salmonella sp. terhadap antibiotik
CIP, CN dan AML Sampel
Diameter zona hambat antibiotik mm
CIP CN
AML 1
- -
- 2
37 S 22 S
0 R 3
36,5 S 20 S
0 R 4
35 S 20 S
0 R 5
35,5 S 11 I
0 R 6
- -
-
Persentase 100 S
75 S 25 I
100 R
Keterangan: CIP = Siprofloksasin
S = Sensitif CN = Gentamisin
R = Resisten AML = Amoksisilin
I = Intermediet
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa bakteri Salmonella sp. masih sensitif terhadap pemberian antibiotik siprofloksasin pada seluruh
sampel uji yaitu sampel 2, 3, 4 dan 5 100; telah resisten terhadap pemberian amoksisilin karena tidak terbentuk zona hambat 100. Pada
pemberian gentamisin, tiga dari empat sampel uji sampel 2, 3, dan 4 melebihi 14 mm sehingga termasuk sensitif 75. Sedangkan pada
sampel 5 bernilai 12 mm, hal ini termasuk kedalam intermediet 25. Untuk sampel 1 dan 6 tidak dilakukan pengujian karena tidak ditemukan
koloni Salmonella sp. pada media Salmonella Shigella Agar dari sampel 1