dengan memakai jarum ose dilakukan inokulasi biakan pada permukaan media lempeng agar atau agar miring secara titik, metode tusukan deep
method biasanya digunakan untuk uji motilitas media semisolid; dalam metode ini biakan ditusukkan menggunakan jarum ent pada media agar
tegak, serta metode pencelupan menggunakan jarum inokulasi dicelupkan biakan pada media cair.
7
2.1.7. Penghitungan Pertumbuhan Bakteri
Perhitungan bakteri dapat dilakukan dengan cara langsung yaitu secara mikroskopis dengan memakai Petroff-Hausser cell counter sebagai
bilik hitung, maupun tidak langsung yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti hitung cawan plate count , filtrasi atau penyaringan,
metode MPN Most Probable Number, pengukuran kekeruhan, pengukuran aktivitas metabolisme, pengukuran berat kering sel serta
pengukuran konsumsi nutrien. Perhitungan pertumbuhan bakteri ini dilakukan setelah pembiakan bakteri.
7,14
Perhitungan koloni bakteri metode cawan plate count dilakukan dengan perhitungan Standar Plate Count SPC. Koloni yang berukuran
besar, kecil atau menjalar dianggap sebagai satu koloni. Perhitungan koloni dapat dilakukan menggunakan colony counter atau dengan
memberi titik pada cawan petri sambil dihitung secara manual. Hasil penghitungan ini dimasukkan kedalam beberapa kelompok yang dijelaskan
dalam tabel berikut.
7
Tabel 2.2 Penggolongan hasil penghitungan TPC
Jumlah koloni cawan petri Colony Form Unit
Keterangan 30-300 CFU
Dapat dihitung, ideal untuk dimasukkan kedalam rumus
300 CFU TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung
30 CFU TSUD Terlalu Sedikit Untuk Dihitung
Tidak membentuk koloni dan 14 cawan petri
Spreader Sumber : Harti AS, 2015
Dalam SPC telah ditetapkan beberapa hal mengenai cara pelaporan hasil perhitungan koloni yaitu sebagai berikut.
26
1. Pelaporan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka satuan dan
desimal. Lakukan pembulatan ke atas pada angka ≥ 5. 2.
Bila pada semua pengenceran didapatkan ≤ 30 koloni per cawan petri, maka jumlah koloni yang dihitung yaitu pada
pengenceran terendah. Jumlah sebenarnya tetap ditulis. 3.
Bila pada semua pengenceran didapatkan ≥ 300 koloni per cawan petri, maka yang dihitung adalah jumlah koloni dari
pengenceran tertinggi. Jumlah sebenarnya tetap ditulis. 4.
Bila jumlah koloni dari dua tingkat pengenceran hasilnya diantara 30-300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan
terendah adalah ≤ 2, maka hitung rata-ratanya untuk pelaporan. 5.
Bila jumlah koloni dari dua tingkat pengenceran hasilnya diantara 30-300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan
terendah adalah ≥ 2, maka ambil nilai terkecil untuk pelaporan. 6.
Bila dilakukan duplo pada setiap pengenceran, maka data yang diambil harus hasil dari kedua cawan petri tersebut. Sehingga
lakukan perhitungan rata-ratanya terlebih dahulu. Pilih hasil dari duplo yang memiliki jumlah koloni antara 30-300.
Seluruh hasil penghitungan dari setiap pengenceran yang berbeda dimasukkan kedalam rumus berikut ini.
Jumlah bakteri = = … CFUgram
2.1.8. Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa kimia, yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme. Senyawa kimia digolongkan ke dalam
antibiotik bila senyawa tersebut hasil dari metabolisme, dengan kadar
rendah mampu membunuh mikroorganisme, memiliki struktur kimia seperti alami ketika dibuat sintetis dan bersifat antagonis terhadap
mikroorganisme.
8,9
Pemberian antibiotik haruslah tepat sehingga dapat mengobati penyakit. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan macam serta dosis
antibiotik secara tepat, menentukan diagnosis etiologi khusus sesuai gejala klinis, serta dilakukan uji laboratorium in vitro atau in vivo.
8
Antibakteri dapat
bersifat bakteriostatik
menghambat pertumbuhan bakteri ataupun bakterisida membunuh bakteri, dengan
mekanisme kerja antara lain menghambat sintesis dinding sel dengan menginhibisi sintesis atau aktivasi enzim, merubah permeabilitas membran
sel, menginhibisi sintesis protein dan mengganggu kerja ribosom, memfiksasi sub unit ribosom sehingga terbentuk polipeptida abnormal
serta mengganggu sintesis asam nukleat DNARNA.
8,9
Bakteri memiliki lapisan luar berupa dinding sel yang berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran mikroorganisme. Dinding sel
mengandung peptidoglikan yang terdiri dari polisakarida dan polipeptida. Rigiditas akhir dinding sel dibentuk oleh ikatan silang rantai peptida
pendek yang menempel dengan gula amino pada polisakarida. Pada mulanya obat akan berikatan dengan reseptor sel yang dikenal dengan
protein pengikat penisilin Penicillin Binding Protein, PBP yang sebagian diantaranya merupakan enzim transpeptidasi serta memiliki afinitas
berbeda tergantung reseptornya sehingga efeknya akan berbeda pula, misalnya pemanjangan sel yang abnormal, defek di tepi dinding sel yang
berakibat lisisnya sel. Setelah terjadi pengikatan obat dengan reseptor, maka reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat.
Kemudian terjadi perpindahan atau inaktivasi inhibitor enzim autolitik pada dinding sel maka enzim litik akan aktif dan terjadi lisis sel dalam
kondisi isotonik atau mikroba menjadi protoplas sferoplas bentuk yang dilapisi oleh membran sitoplasma yang rapuh saat hipertonik. Antibiotik
yang menginhibisi sintesis dinding sel adalah penisilin, sefalosporin dan vankomisin.
Resistensi dapat
terjadi terhadap
penisilin bila