71
7.1.2 Kejelasan Aturan Kelembagaan
Kejelasan aturan dapat dianalisis dengan mengkategorikan aturan tersebut secara tertulis, lisan atau keduanya. Kelembagaan yang ada di Kasepuhan Sinar
Resmi termasuk jenis kelembagaan non-formal. Oleh kerena itu, diperlukan analisis untuk mengetahui kejelasan aturan tersebut. Menurut data dilapangan,
semua responden 100 berpendapat bahwa aturan kelembagaan hanya secara tertulis saja. Mereka mengetahui aturan tersebut secara turun-temurun tanpa
adanya bukti autentik secara tertulis. Hal itulah yang menjadi kelemahan bagi masyarakat kaepuhan dalam menunjukkan bukti wilayah lahan garapan yang
diklaim masuk wilayan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Namun, disisi lain masyarakat tetap menjalankan aturan lisan tersebut sabagai
tradisi mereka. Kepercayaan tersebut yang menjadi modal sosial bagi keberlangsungan kelembagaan di Kasepuhan Sinar Resmi.
7.1.3 Pengetahuan Anggota Terhadap Kelembagaan
Pengetahuan masyarakat terhadap kelembagaan merupakan analisis untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyakat mengenai aktor yang
terlibat dalam kelembagaan serta aturan-aturannya. Data hasil pengamatan di lapangan tersaji dalam Tabel 18 berikut ini.
Tabel 18. Sebaran Pengetahuan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Terhadap Kelembagaan
Pengetahuan Terhadap Kelembagaan
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Jumlah
Persentase
Paham 30 96,77
Kurang Paham 1
3,23 Tidak Paham
Jumlah 31 100
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
72 Sebesar 96,77 masyarakat paham tentang kelembagaan tersebut. Sedangkan
sisanya sebesar 3,23 kurang mengetahui kelembagaan tersebut karena responden tersebut tergolong pendatang yang kurang mengetahui tentang aturan
kelembagaan.
7.2 Keefektifan Kinerja Kelembagaan Pangan Lokal
Kelembagaan lumbung pangan masyarakat merupakan modal sosial yang dapat menyumbang pada pembangunan ekonomi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan pangan ditingkat rumahtangga. Lumbung pangan masyarakat sangat berkaitan dengan dua aspek yaitu sektor pertanian dan faktor
yang mempengaruhi peran kelembagaan pangan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu partisipasi masyarakat dan efektivitas dalam kelembagaan untuk
mencapai tujuan dalam kelembagaan tersebut.
7.2.1 Partisipasi Dalam Kelembagaan
Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran kelompok tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering digunakan oleh seorang pemimpin. Terdapat empat gaya
kepemimpinan yaitu direktif, suportif, partisipatif, dan achievement-oriented. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis gaya kepemimpinan secara partisipatif
sesuai dengan kondisi di lapangan. Partisipatif adalah gaya pemimpin yang berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan ide serta saran mereka sebelum
mengambil keputusan. Indikatornya adalah: