35 mengenai aturan tata batas aturan masuk dalam kelembagaan; 2 aturan akses
terhadap sumberdaya yang dikelola secara bersama-sama; 3 monitoring dan sanksi dalam setiap pelanggaran yang dilakukan: serta 4 aturan dalam
penyelesaian konflik yang terjadi dalam lingkup kelembagaan. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
menganalisis kelembagaan di Kasepuhan Sinar Resmi sebagai berikut:
Tabel 5. Matriks Analisis Kelembagaan Parameter Analisis
Profil Kelembagaan Kasepuhan Sinar Resmi:
- Aktor dalam kelembagaan
- Aturan kelembagaan:
1. Boundary rule 2. Akses sumberdaya alam
3. Sanksi dan monitoring 4. Penyelesaian konflik dalam
kelembagaan Analisis aktor dan aturan dalam kelembagaan
melalui wawancara dengan tokoh adat. Aktor dianalisis secara deskriptif dengan
mengidentifikasi struktur kelembagaan dengan peran masing-masing aktor tersebut.
Aturan diklasifikasi dalam aturan boundary, akses, sanksi, monitoring, dan penyelesaian
konflik kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
4.4.2 Analisis Kinerja Kelembagaan
Kinerja kelembagaan didefinisikan sebagai kemampuan suatu kelembagaan untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya secara efisien
dan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuannya dan relevan dengan kebutuhan pengguna Peterson 2003 dalam Syahyuti 2004. Analisis kinerja
kelembagaan yang digunakan adalah teori Mackay 1999 dalam Syahyuti 2004 yang dalam penelitian ini terdapat dua hal sebagai parameter analisis yaitu
kejelasan kelembagaan dan keefektivan kelembagaan. Penelitian ini juga ditujukan untuk menganalisis kinerja kelembagaan dalam mencapai outcome yaitu
ketahanan pangan rumahtangga masyarakat kasepuhan. Berikut adalah matriks analisis kinerja kelembagaaan dalam penelitian
sebagai berikut:
36
Tabel 6. Matriks Analisis Kinerja Kelembagaan Parameter Indikator
1. Kejelasan kelembagaan
1. Kejelasan struktur kelembagaan yang meliputi: a. Kelengkapan susunan pengurus.
b. Terdapat uraian kerja. c. Pengetahuan anggota mengenai susunan kepengurusan.
d. Keteraturan waktu pergantian kepengurusan.
2. Kelengkapan aturan dibuat secara tertulis atau lisan. 3. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap aktor dan aturan.
2.Keefektifan kelembagaan
1. Partisipatif adalah gaya pemimpin yang berkonsultasi dengan bawahan sebelum mengambil keputusan yang meliputi:
a. Memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat. b. Mengajak berdiskusi guna memecahkan persoalan.
c. Memberi motivasi untuk melaksanakan tugas.
2. Efektivitas kelembagaan adalah tercapainya tujuan kelembagaan meliputi:
a. Perubahan perilaku. b. Perubahan produktivitas.
c. Tingkat keberhasilan anggota.
Kedua indikator tersebut dihubungkan dengan pencapaian indikator ketahanan pangan yaitu:
1. Ketersediaan pangan adalah tingkat ketersediaan pangan masyarakat kasepuhan dalam skala rumahtangga.
2. Tingkat pendapatan adalah tingkat perolehan dari kegiatan matapencaharian masyarakat yang diukur dalam uang atau jumlah
ikat padi. 3. Preferensi pangan adalah tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap pemilihan pangan yang akan dikonsumsi. Tabel parameter dan indikator analisis kinerja kelembagaan yang lebih rinci dapat
dilihat pada Lampiran 3.
4.4.3 Analisis Biaya Transaksi