33 Keterangan:
N : Ukuran Populasi n : Ukuran SampelResponden
e : Nilai Kesalahan yang Ditentukan
4.4 Metode dan Prosedur Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan pengkodean. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Setelah pengkodean, tahap selanjutnya adalah perhitungan
persentase jawaban responden dan dipresentasikan melalui analisis deskriptif berupa table frekuensi, grafik, ukuran pemusatan, dan ukuran penyebaran.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel 2007. Berikut ini matriks keterkaitan
antara tujuan penelitian, sumbar data, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4. Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis
Data No
Tujuan Penelitian Sumber Data
Metode Analisis Data
1. Mengidentifikasi kelembagaan lokal dan tata kelola yang
mempengaruhi ketahanan pangan. Data primer dan
sekunder. Analisis deskriptif
2. Menganalisis kinerja
kelembangaan lokal. Data primer dan
sekunder Analisis deskriptif
3. Menganalisis biaya transaksi kelembagaan dan tata kelola
pangan Data primer
Analisis biaya
transaksi
4.4.1 Analisis Kelembagaan dan Tata Kelola Pangan yang Berdampak Terhadap Ketahanan Pangan Rumahtangga
Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kelembagaan dan aturan masyarakat anggota lumbung pangan yang meliputi
34 beberapa parameter yang bersifat kualitatif. Analisis deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta antar
fenomena yang diselidiki.
Kelembagaan pangan dalam konteks penelitian ini adalah kelembagaan yang mengatur secara langsung maupun secara tidak langsung berbagai aktivitas
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat menuju kondisi ketahanan pangan baik ditingkat produksi, konsumsi, dan distribusi. Selain itu kelembagaan pangan lokal
yang berperan mengatur kemudahan rumahtangga miskin di pedesaan dalam pemenuhan kebutuhan pangan ini adalah kelembagaan asli maupun kelembagaan
yang muncul dan eksis di lingkungan masyarakat. Analisis kelembagaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
merupakan pengembangan dari analisis kelembagaan dan pembangunan yang dikembangkan oleh Ostrom 1999, Uphoff 1997, Mackay 1998, dan Furubotn
Richter 2000. Untuk analisis aktor dan aturan kelembagaan menggunakan acuan dari Ostrom 1999, Uphoff 1997, dan Mackay 1998 dalam Syahyuti
2004. Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk menganalisis kelembagaan pangan adalah:
Pertama, aktor dalam kelembagaan dianalisis dengan mengidentifikasi struktur kelembagaan yang terdapat dalam Kasepuhan Sinar Resmi. Kemudian
masing-masing aktor tersebut diidentifikasi perannya dalam kelembagaan. Kedua, aturan kelembagaan diklasifikasikan dalam empat bagian yaitu: 1 boundary rule