Karakteristik Konsumen Uji Validitas Uji Reliabilitas

4. Empati emphaty Adanya kesediaan dari karyawan untuk peduli, memberikan perhatian khusus yang bersifat pribadi, kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. 5. Berwujud tangible Kualitas jasa yang ditentukan dengan melihat dari penampilan fisik, peralatan, karyawan dan sarana komunikasi yang ada. Kualitas pelayanan yang unggul dapat memberikan berbagai manfaat antara lain adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan para pelangannya, mampu memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat mendorong terciptanya kepuasan pelanggan, dapat membentuk rekomendasi dari word of mouth yang menguntungkan bagi perusahaan sehingga reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan dan pada akhirnya laba yang diperoleh dapat meningkat Tjiptono, 1996.

2.7. Karakteristik Konsumen

Menurut Sumarwan 2004, karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informas, karena konsumen tersebut merasa sudah cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.

2.8. Kepuasan Pelanggan

Kotler 2002 mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan sebagai hasil dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya. Jika kinerja tersebut berada di bawah harapan pelanggan, maka pelanggan tersebut merasa dikecewaka, jika memenuhi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas. Rangkuti 2006 mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa tahapan pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang buruk untuk tahap selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentat dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan. Proses kepuasan pelanggan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2. Kesenjangan Model Kualitas Jasa Zeithmal, et al., dalam Rangkuti 2006 Jasa yang diharapkan Jasa yang diterima Penyajian Jasa termasuk sebelum dan sesudah kontrak Penerjemah persepsi ke dalam spesifikasi kualitas jasa Komunikasi eksternal kepada pelanggan Persepsi manajemen terhadap harapan- harapan pelanggan Komunikasi dari mulut ke mulut Kebutuhan Personal Pengalaman masa lalu

2.8.1 Faktor-faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan

Irawan 2002 menyatakan bahwa terdapat lima komponen yang dapat mendorong kepuasan pelanggan. Komponen-komponen tersebut, yaitu: 1. Kualitas produk Kualitas produk mencakup enam elemen, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency dan design. Setelah membeli dan menggunakan suatu produk, pembeli akan puas bila ternyata kualitas produknya baik. 2. Harga Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan kepuasan yang relatif besar dalam industri ritel. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. 3. Kualitas Pelayanan Salah satu konsep service quality adalah ServQual sangat tergantung dari tiga faktor, yaitu : 1 sistem, 2 teknologi, 3 manusia. Berdasarkan konsep ServQual, komponen ini mempunyai banyak dimensi, yaitu : reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. 4. Faktor Emosional Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, dan sebagainya. 5. Kemudahan Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk pelayanan. Gambar 3. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan Rangkuti, 2006

2.8.2 Pengukuran Kepuasan pelanggan

Menurut Gerson 2004, terdapat tujuh alasan utama mengapa perlu dilakukan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Mempelajari persepsi pelanggan. 2. Menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan dan harapan pelanggan. 3. Menutup kesenjangan. 4. Memeriksa apakah peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan telah sesuai dengan harapan pelanggan atau tidak. 5. Peningkatan kinerja membawa peningkatan laba. 6. Mempelajari bagaimana sebenarnya kinerja perusahaan dan apa yang harus dilakukan perusahaan di masa depan. 7. Menerapkan proses perbaikan berkesinambungan. Menurut Gerson 2004, ada lima manfaat dari pengukuran mutu dan kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas lebih tinggi. 2. Pengukuran memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan, serta bagaimana harus melakukannya. Tujuan perusahaan Produk Nilai produk bagi pelanggan Tingkat kepuasan pelanggan Kebutuhan dan keinginan pelanggan Harapan pelanggan terhadap produk 3. Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberikan pelayanan. 4. Pengukuran dapat dijadikan dasar menentukan standar kinerja dan standar prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju mutu semakin baik dan kepuasan pelanggan yang meningkat 5. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan prima kepada pelanggan. Rangkuti 2006 mengemukakan beberapa pendekatan umum yang biasa digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu: 1. Pendekatan tradisional traditional approach, yakni pelanggan diminta memberikan penilaian atas masing-masing indikator produk yang mereka nikmati, misalnya dengan memberikan rating dari “sangat tidak puas” sampai sangat puas sekali”. 2. Analisis secara deskriptif, yakni dengan menggunakan analisis statistik secara deskriptif misalnya melalui perhitungan rata-rata, nilai distribusi serta standar deviasi. Analisis ini juga dapat dikembangkan dengan membandingkan hasil kepuasan antar waktu, sehingga kecenderungan perkembangannya dapat ditentukan. 3. Pendekatan secara terstruktur structured approach, yakni pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan. Salah satu teknik yang paling populer adalah semantic differential dengan menggunakan prosedur scaling. Caranya adalah responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap suatu produk. Penilaian ini juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan satu produk atau fasilitas suatu produk atau fasilitas lainnya dengan syarat peubah yang diukur sama. 4. Analisis importance dan performance, yakni pendekatan dimana tingkat kepentingan pelanggan customer expectation atau importance diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk yang berkualitas baik. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan pelanggan maka dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Selanjutnya peubah tersebut dapat dikaitkan dengan kenyataan performance yang dirasakan pelanggan.

2.9. Uji Validitas

Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur atau instrumen kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana alat dapat mengukur apa yang ingin diukur Umar, 2005, untuk uji validitas diketahui dengan cara menghitung nilai korelasi r antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson berikut : Keterangan : = Koefisien validitas yang dicari n = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan X Y = Skor masing-masing pertanyaan Y Validitas diukur terhadap setiap alat ukur, yaitu setiap pertanyaan yang ada. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Statistical Package For Social Sciences SPSS 16. Uji validitas dilakukan terhadap responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan yaitu 0,361 α =5 , maka pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan.

2.10. Uji Reliabilitas

Reliabilitas keandalan adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama Umar, 2005. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama . Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach‟s Alpha berikut : dimana : r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan σ 2 1 = Jumlah ragam total Σσ 2 b = Jumlah ragam butir Rumus untuk mencari nilai ragam adalah : dimana : Ragam Jumlah contoh responden Nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas peubah dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach‟s Alpha lebih dari 0,60 α=5.

2.11. Penelitian Terdahulu