Perancangan Tempat Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi Anthropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras mesin, peralatan kerja dan lain-lain atau perangkat lunak metode kerja, sistem dan prosedur kerja dan lain-lain. Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang multidisiplin, karena ergonomi mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan kedokteran, biologi, ilmu kejiwaan psichologi dan kemasyarakatan sosiologi. Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem teknologi yang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan- pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan sistem.

3.2. Perancangan Tempat Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi

Tujuan pendekatan ergonomi dalam perancangan tempat kerja adalah agar terjadi keserasian antara antara manusia dengan sistem kerja man-machine system atau dapat dikatakan bahwa desain sistem kerja harus menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara layak. 3 3 Dr. Gempur Santoso. Ergonomi Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. 2004. Hal 13-14 Ini memerlukan keahlian desain alat dan Universitas Sumatera Utara perlengkapan, penataan layout ruang kerja, penataan organisasi kerja sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan efisien. Tenaga kerja akan bekerja secara terus menerus pada setiap hari kerja di tempat kerja tersebut. Oleh karena itu perancangan tempat kerja menjadi penting, karena berhasil tidaknya penyelesaian suatu pekerjaan ditentukan oleh keoptimalan tenaga kerja. Diane 2004 memberikan 12 prinsip ergonomi dalam perancangan tempat kerja agar efisien, yaitu : 1. Pastikan semua benda yang ada mudah digunakan 2. Bekerja dengan ketepatan yang tinggi 3. Hindarkan mengulangi tugas karena ada kesalahan 4. Postur kerja harus baik tepat 5. Hindarkan atau kurangi dari paparan getaran 6. Minimkan kelelahan dan ketegangan otot hindarkan kerja melebihi jam kerja 7. Minimkan dari tekanan secara langsung 8. Peralatan dalam ruang kerja dapat disetel adjustable 9. Perlengkapan kerja harus standar 10. Perbaiki organisasi kerja 11. Perbaiki desain tempat kerja 12. Berilah latihan training bila bekerja masih belum sempurna Metode kerja perlu dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi, untuk menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot dan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal ini akan dapat dicapai dengan cara memberikan pelatihan pada tenaga kerja operator. Pelatihan terhadap operator Universitas Sumatera Utara terutama harus diberikan pada tenaga kerja baru dan juga apabila perusahaan mendatangkan mesin-mesin baru.

3.3. Anthropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Istilah Anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat diartikan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi, lebar,dsb, berat dan lain-lain yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 4 1. Perancangan area kerja work station, interior mobil,dll 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi dan meja komputer 4. Perancangan lingkungan kerja fisik Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthroopometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikanmenggunakan produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil 4 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. 2006. Hal 60 Universitas Sumatera Utara rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 - 95 dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. Dalam beberapa kasus tertentu ada beberapa produk, sebagai contoh kursi mobil, yang dirancang secara fleksibel, dapat digerakkan maju-mundur dan sudut sandarannya bisa pula dirubah untuk menciptakan posisi yang nyaman. Rancangan produk yang dapat diatur secara fleksibel jelas memberikan kemungkinan lebih besar bahwa produk tersebut akan mampu dioperasikan oleh setiap orang meskipun ukuran tubuh mereka berbeda- beda. Pada dasarnya peralatan kerja yang dibuat dengan mengambil referensi dimensi tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan seluruh range ukuran tubuh dari populasi yang akan menggunakannya. Kemampuan penyesuaian adjustability suatu produk merupakan satu prasyarat yang sangat penting dalam proses perancangannya, terutama untuk produk-produk yang berorientasi ekspor. Berdasarkan perbedaan pada tubuh manusia maka terdapat tiga prinsip dalam perancangan, pengukuran dan perbaikan sistem kerja, yaitu : 1. Perancangan berdasarkan individu ekstrim 5 Prinsip ini digunakan apabila diharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang memakainya biasanya 95 pemakai. Contoh : - Ketinggian kontrol maksimum sesuai dengan jangkauan ke atas dari puncak orang pendek Universitas Sumatera Utara - Tinggi tempat duduk sesuai dengan panjang kaki orang pendek - Lebar tempat duduk sesuai dengan lebar pinggul orang gemuk - Tinggi pintu sesuai dengan orang yang paling tinggi 2. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Contohnya kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan sandarannya. 3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan prinsip yang bisa disesuaikan, tidak layak karena mahal biayanya. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja. Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu : 5 Sutalaksana, Iftikar Z.dkk,1979,Teknik Tata Cara Kerja, ITB Bandung : Hal 78- 80 Universitas Sumatera Utara 1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh : stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, warna dan lain-lain. Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap pekerja, maka yang harus dilakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan tingkah lakunya maupun mengenai keadaan fisiknya yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk merangsang lingkungan kerja fisik tersebut. Untuk itu anthropometri perlu dipelajari. Anthropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu : 1. Anthropometri Statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri fisik manusia dalam keadaan diam. 6 Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya : 7 − Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai dengan kira-kira umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. − Jenis kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. Pria dianggap lebih panjang dimensi bagian tubuhnya 6 Sutalaksana, Iftikar Z.dkk, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, ITB Bandung : Hal 78 7 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. 2006. Hal 61 Universitas Sumatera Utara daripada wanita. Oleh karena itu data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah. − Suku bangsa Variasi akan terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari satu negara ke negara lain akan mempengaruhi anthropometri secara nasional. − Jenis pekerjaan Aktivitas manusia sehari-hari menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Misalnya buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaaan militer. − Pakaian Karena terjadi perbedaan musim, pada musim dingin orang memakai pakaian yang tebal dan ukuran yang relatif lebih besar − Faktor kehamilan pada wanita Terjadi perbedaan dimensi tubuh yang signifikan antara wanita hamil dan tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk APP dan analisis perancangan kerja APK. − Cacat tubuh secara fisik Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas Universitas Sumatera Utara akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan persamaan dalam menggunakan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan utuk masyarakat. 2. Anthropometri dinamis Anthropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiatannya. 8 Contoh-contoh dari aplikasi data anthropometri misalnya : meja komputer, meja kerja, kursi, tempat tidur, mesin produksi, interior mobil, perkakas tangan dan sebagainya. Seorang perancang seharusnya memperhatikan aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan produk hasil rancangannya. Dalam hal ini harus ada target, misalnya sedikitnya 90 sampai 95 dari populasi harus dapat menggunakan hasil rancangannya tersebut. Pengukuran anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman pada saat digunakan. 9 Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi dimana mesin atau peralatan yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, dimana hal tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan adjustable design. Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, dimana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan 8 Sutalaksana, Iftikar Z.dkk, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, ITB Bandung : Hal 78 9 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. 2006. Hal 60-61 Universitas Sumatera Utara kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau control yang dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju mundur. Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang diekspor, dimana pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda- beda dimensi dan ukuran tubuhnya.

3.4. Desain Produk Peralatan Ergonomis Berdasarkan Anthropometri