17
3 Tatap muka. Dalam berdiskusi antar anggota harus tatap muka untuk melakukan diskusi dan dapat menyampaikan pendapat secara
langsung. 4 Komunikasi antar anggota. Komunikasi dalam kelompok sangatlah
penting, karena komunikasi yang baik akan mengarahkan diskusi yang baik antar anggota.
5 Evaluasi. Dengan adanya evaluasi dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam belajar melalui kelompok kecil.
Peneliti mengaharapkan dengan adanya kelima unsur ini proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif ini dapat
berjalan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal saat diterapkan pada kelas 3B SD Negeri Denggung.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II
Jigsaw II menurut Trianto 2009:57, dalam metode
pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan pembelajaran jigsaw II yang
dikembangkan oleh Slavin yaitu setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan sebelum ia belajar
spesialisasinya untuk menjadi ahli atau expert. Hal ini dapat meminimalkan kesalahan ahli dalam penyampaian materi, karena
teman kelompok dapat membantu jika ahli mengalami kesalahan dalam menyampaikan materi. Sumber belajar teknik ini biasanya
18
berupa sebuah bab, cerita, biografi ataupun materi-matri narasi atau deskripsi serupa.
Dalam belajar tipe jigsaw II, siswa dikelompokkan secara heterogen dalam berbagai kemampuan Rusman, 2011:218. Di sini
siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi, serta dapat saling bertukar pikiran sehingga siswa yang berkemampuan lebih bisa mengayomi siswa di
bawahnya. Anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang
dipelajari serta dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.
Pemebelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini menurut peneliti sangat jarang digunakan pada pelajaran bahasa Indonesia dalam
mempelajari keterampilan menyimak. Teknik ini sebenarnya tak hanya untuk mengasah kemampuan menyimak tetapi dapat digunakan
untuk mengasah semua kemampuan yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis, ataupun dalam berbicara. Kemampuan tersebut
mencakup semua aspek dalam bahasa Indonesia. Peneliti mengharapkan dengan teknik jigsaw II dapat
meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas III B SD Negeri Denggung. Juga diharapkan proses pembelajaran lebih
bervariasi dan menarik minat siswa.
19
b. Langkah-langkah Pembelajaran Dalam Jigsaw II