Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II siswa kelas 3B SDN Denggung tahun pelajaran 2014/2015.

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWII SISWA KELAS 3B SDN

DENGGUNG PELAJARAN 2014/2015

Penelitian ini dilakukan di SDN Denggung untuk meningkatkan kualitas siwa Tahun pelajaran 20014/2015

Thomas Riko Wijaya Uiversitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita anak dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Kasus kurangnya minat dan kemampuan menyimak di kalangan siswa sekolah dasar sangat banyak didengar.

Metode yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa 3B SDN Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Model yang diambil dalam mengatasi masalah ini adalah model kooperatif tipe jigsaw II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat siswa. Hal ini terbukti dari minat belajar siswa yang mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Kondisi awal rata-rata minat belajar siswa 59,32 dan termasuk kategori cukup. Pada siklus I rata-rata minat belajar sebesar 69,84 dan termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II skor rata-rata minat belajar sebesar 81,02 dan termasuk kategori tinggi. Kedua, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw II dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal skor rata-rata kemampuan menyimak cerita anak sebesar 64,82 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 17,86%. Pada siklus I menjadi 71,79 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 53,57%, kemudian pada siklus II menjadi 78,21 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 75%.


(2)

IMPROVING STUDENTS’ MOTIVATION AND MEMORIZATION-SKILL IN FOLLOWING CHILDREN STORY USING COOPERATIVE LEARNING JIGSAW IN CLASS 3B OF SDN

DENGGUNG 2014/2015

This research do SDN Denggung for improving students’ quality

Thomas Riko Wijaya Sanata Dharma University.

This research do improving students’ motivation and memorization-skill in following children story using cooperative learning jigsaw II. Case of lake motivation and

memorization-skill among elementary school studentsd’ is very much to be heard.

This research aims to improve students’ motivation and memorization ability in following children story using cooperative learning type jigsaw II. The method used in this study is Class Action Research (CAR). The subjects for this research are 28 students taken from class 3B in SDN Denggung 2014/2015, Model to using cooperative learning jigsaw II.

The results showed that frist, the implementation of cooperative learning method jigsaw II

could improve students’ motivation. This result could be seen from the students’ motivation which was increased, from the beginning, cycle I and cycle II. The first average score of

students’ motivation was about 59, 32 and it was categorized as enough. In the cycle I the students’ average motivation score was 69,84. In cycle II, the students’ average motivation score

was 81, 02 and it was categorized as high. Secon, The implementation of cooperative learning

method jigsaw II could improve students’ memorization-skill in following children story. This

could be seen from the first students’ average memorization-skill which was 64, 82 with its minimum completeness standard in 17, 86%. In cycle I it became 71, 79 with its percentage of minimum completeness standard 53, 57% and in cycle II it became 78, 21 with its percentage of minimum completeness standard 75%.


(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK

CERITA ANAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE

JIGSAW

II

SISWA KELAS 3B SDN

DENGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Thomas Riko Wijaya 111134119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

(5)

(6)

(7)

v

PERSEMBAHAN

Puji Tuhan, atas terselesainya tugas akhir ini dengan lancar tanpa halangan apapun.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Orang tuaku tersayang Ibu Fransisca Rudini dan Bapak R.B. Wasijan yang telah mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang

teramat besar yang tak mungkin bisa ku balas dengan apapun.

Istriku tercinta Veronica Hanis Megasari dan anakku terkasih Dominicus Ekalavya Calvin Wijaya

yang telah menjadi semangat dan motivasi.

Kakakku Martinus Tarra Wijaya yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penulisan tugas akhir ini.


(8)

vi MOTTO


(9)

(10)

(11)

ix ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWII SISWA

KELAS 3B SDN DENGGUNG PELAJARAN 2014/2015

Penelitian ini dilakukan di SDN Denggung untuk meningkatkan kualitas siwa Tahun pelajaran 20014/2015

Thomas Riko Wijaya Uiversitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita anak dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II.

Kasus kurangnya minat dan kemampuan menyimak di kalangan siswa sekolah dasar sangat banyak didengar.

Metode yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa 3B SDN Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Model yang diambil dalam mengatasi masalah ini adalah model kooperatif tipe jigsaw II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat siswa. Hal ini terbukti dari minat belajar siswa yang mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Kondisi awal rata-rata minat belajar siswa 59,32 dan termasuk kategori cukup. Pada siklus I rata-rata minat belajar sebesar 69,84 dan termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II skor rata-rata minat belajar sebesar 81,02 dan termasuk kategori tinggi. Kedua, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal skor rata-rata kemampuan menyimak cerita anak sebesar 64,82 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 17,86%. Pada siklus I menjadi 71,79 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 53,57%, kemudian pada siklus II menjadi 78,21 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 75%.


(12)

x ABSTRACT

IMPROVING STUDENTS’ MOTIVATION AND MEMORIZATION-SKILL IN

FOLLOWING CHILDREN STORY USING COOPERATIVE LEARNING JIGSAW IN CLASS 3B OF SDN DENGGUNG 2014/2015

This research do SDN Denggung for improving students’ quality

Thomas Riko Wijaya Sanata Dharma University.

This research do improving students’ motivation and memorization-skill in following children story using cooperative learning jigsaw II. Case of lake motivation and memorization-skill among elementary school studentsd’ is very much to be heard.

This research aims to improve students’ motivation and memorization

ability in following children story using cooperative learning type jigsaw II. The method used in this study is Class Action Research (CAR). The subjects for this research are 28 students taken from class 3B in SDN Denggung 2014/2015, Model to using cooperative learning jigsaw II.

The results showed that frist, the implementation of cooperative learning

method jigsaw II could improve students’ motivation. This result could be seen from the students’ motivation which was increased, from the beginning, cycle I and cycle II. The first average score of students’ motivation was about 59, 32 and it was categorized as enough. In the cycle I the students’ average motivation score was 69,84. In cycle II, the students’ average motivation score was 81, 02 and it

was categorized as high. Secon, The implementation of cooperative learning method jigsaw II could improve students’ memorization-skill in following children

story. This could be seen from the first students’ average memorization-skill which was 64, 82 with its minimum completeness standard in 17, 86%. In cycle I it became 71, 79 with its percentage of minimum completeness standard 53, 57% and in cycle II it became 78, 21 with its percentage of minimum completeness standard 75%.


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul skripsi. “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Siswa Kelas 3B SDN

Denggung Tahun Pelajaran 2014/2015”

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.


(14)

xii

6. Sri Susilowati, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Denggung yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

7. Sri Suharyati, S.Pd.Sd., selaku guru kelas 3B SDN Denggung yang telah membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.

8. Ari Trisnawati, S.Pd., selaku guru SDN Denggung yang telah membantu peneliti dalam penulisan ini.

9. Siswa/siswi SDN Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

10. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.

11. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B, yang telah berjuang dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.

12. Keluargaku tercinta, Bapak Robertus Wasijan, Ibu Fransisca Rudini, dan kakakku Martinus Tarra Wijaya.

13. Istriku tercinta Veronica Hanis dan anakku tersayang Calvin Wijaya

14. Yerico, Kejat, Yoha, Andri, Ribon, Irwan, dan Hadi yang sudah mensuport agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya.


(15)

(16)

(17)

xv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan... 5


(18)

xvi

E. Definidi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Teori-Teori yang Mendukung ... 8

1. Minat... 8

2. Menyimak ... 11

3. Cerita Anak ... 13

4. Model Pembelajaran Kooperatif... 15

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 17

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian ... 29

C. Rencana Tindakan ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Validitas ... 50

G. Reliabilitas ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 56


(19)

xvii

2. Perhitungan Minat dan Kemampuan Menyimak ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 62

1. Kondisi Awal ... 62

2. Siklus I ... 67

3. Siklus II ... 78

B. Pembahasan ... 90

1. Minat Belajar ... 91

2. Kemampuan Menyimak ... 94

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(20)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Peubah dalam Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Panduan Pengamatan Minat Siswa ... 44

Tabel 3.3 Kisi-kisi Panduan Wawancara Guru Kelas ... 46

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Panduan Wawancara Siswa ... 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.6 Penskoran Lembar Angket ... 48

Tabel 3.7 Kisi-kisi Panduan Kuesioner Minat Siswa... 48

Tabel 3.8 Penilaian Skor Minat Siswa Menggunakan PAP II ... 53

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54

Tabel 3.10 Total Rata-Rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 55

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas ... 56

Tabel 3.12Kriteria Keberhasilan Minat Siswa dan Kemampuan Menyimak .. 57

Tabel 4.1 Data Kuesioner Kondisi Awal ... 63

Tabel 4.2 Kemampuan Menyimak Kondisi Awal ... 65

Tabel 4.3 Minat Belajar Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.4 Kemampuan Menyimak Siswa Siklus I ... 73

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Siklus I dengan Kondisi Awal dan Target Keberhasilan Siklus I ... 76

Tabel 4.6 Minat Belajar Siswa Siklus II ... 84

Tabel 4.7 Kemampuan Menyimak Siswa Siklus II ... 86 Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Siklus II dengan Hasil Siklus I dan


(21)

xix

Target Keberhasilan Siklus II ... 88

Tabel 4.9 Rata-rata Minat Belajar Siswa ... 91

Tabel 4.10 Hasil Kemampuan Menyimak Siswa ... 94


(22)

xx DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penelitian-penelitian Sebelumnya ... 25 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 26 Gambar 3.1 Bagan Langkah PTK Menurut Sanjaya ... 28 Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Skor Rata-rata Minat Belajar Siswa ... 92 Gambar 4.2 Peningkatan Skor Rata-rata Kemampuan Menyimak ... 96 Gambar 4.3 Presentase Jumlah Skor yang Mencapai KKM ... 97


(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Validasi Instrumen ... 106 LAMPRAN II Validasi Perangkat Pembelajaran ... 110 LAMPRAN III Data Nilai Siswa Tahun Ajaran 2013/2014 ... 125 LAMPRAN IV Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 127 LAMPRAN V Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 145 LAMPRAN VI Soal Uji Empiris ... 171 LAMPRAN VII Soal Evaluasi ... 181 LAMPRAN VIII Hasil LKS Siklus I ... 142 LAMPRAN IX Hasil LKS Siklus II ... 168 LAMPRAN X Hasil Lembar Observasi ... 193 LAMPRAN XI Hasil Lembar Kuesioner ... 202 LAMPIRAN XII Validitas Soal Uji Empiris ... 210 LAMPIRAN XIII Foto-foto Kegiatan ... 218 LAMPRAN XIV Surat Izin Penelitian ... 220 LAMPRAN XV Biodata ... 222


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab 1 ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan operasional. A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang digunakan sehari-hari dalam kehidupan. Pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) sangat berperan penting dalam mengembangkan bahasa seseorang dalam berkomunikasi. Komuniukasi yang terjalin melalui bahasa Indonesia antara lain dalam mengungkapkan perasaan, ide, ataupun gagasan. Semakin seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, ataupun gagasan dengan baik, maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri memiliki empat kriteria penilaian yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Kriteria-kriteria ini sangat berkaitan erat dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Dewasa ini menyimak menjadi permasalahan umum yang sering dialami siswa kususnya pada siswa sekolah dasar. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran khususnya pada aspek menyimak. Kemampuan menyimak merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Peneliti akan membahas kemampuan menyimak. Kemampuan adalah kesanggupan dan kecakapan melakukan sesuatu (KBBI, 1990:552),


(25)

2

sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:31). Menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah berperan besar. Penilaian dalam menyimak sendiripun memiliki standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kemampuan menyimak adalah kesanggupan mendengar dan menangkap lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk menangkap informasi, menangkap isi, serta memahami komunikasi yang telah disampaikan. Kemampuan menyimak yang peneliti temukan pada pelaksanaan pembelajaran kurang mendapat perhatian.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas 3B, SD Negeri Denggung pada hari Rabu, 2 September pukul 12.30 WIB. Hasil wawancara yang didapat yaitu siswa kelas 3B mengalami kesulitan dalam hal menyimak. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan guru kelas kurang diperhatikan olah siswa sehingga penulis menyimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas 3B kurang. Minat adalah rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek (Surya 2004:121). Minat dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena tanpa adanya minat siswa tidak akan memberikan perhatian di dalam pembelajaran, jika minat siswa dalam pelajaran menyimak tinggi maka diharapkan hasil belajar dalam pelajaran tersebut akan memuaskan.


(26)

3

Peneliti melakukan observasi di kelas 3B SD Negeri Denggung pada 3 September 2014 pukul 09.30 WIB untuk melihat proses pengajaran guru dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan materi “Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami”. Hasil yang diperoleh adalah banyak siswa yang kurang tertarik dengan pengajaran guru yang hanya menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga siswa kurang memperhatikan guru.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah rata-rata menyimak siswa hanya 64,82 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Berdasarkan data nilai rata-rata pada aspek menyimak kelas 3B SD Negeri Denggung, hanya 5 siswa (17,86%) yang nilainnya di atas KKM, dan 23 siswa (82,14%) nilainya masih dibawah KKM.

Dari masalah yang terjadi di atas, diperlukan pengajaran dengan model pembelajaran yang kreatif, sehingga dapat menarik minat siswa dalam belajar terutama dalam menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran menyimak dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Sugiyanto (2010:13) model pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan pembelajaran kooperatif ini mengutamakan kerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model


(27)

4

pembelajaran yang mengarah pada kerjasama dan ketercapaian tujuan belajar adalah tipe jigsaw.

Jigsaw sendiri dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe jigsaw I, tipe jigsaw II,

dan tipe jigsaw III. Peneliti memilih tipe jigsaw II karena tipe ini dapat mengembangkan kemampuan menyimak siswa dan juga dapat mengembangkan kerjasama dengan siswa lain. Tipe ini juga cocok untuk mengajarkan pembelajaran dalam bentuk cerita atau teks. Dengan latar belakang masalah di atas, peneliti memutuskan untuk menggunakan tipe

jigsaw II karena lebih tertarik untuk mengembangkan kemampuan menyimak dengan model pembelajaran kooperatf tipe jigsaw II. Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka peneliti merumuskan judul penelitian “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Siswa Kelas 3B SDN Denggung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan masalah yaitu:

1. Apakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas 3B SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan model kooperatf tipe jigsaw II dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas 3B SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015?


(28)

5 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan minat belajar siswa kelas 3B SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerpkan model kooperatif tipe jigsaw II. 2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas 3B SD

Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model kooperatif tipe jigsaw II.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan model pembelajaran sehingga dapat memperbaiki hasil belajar dan mutu pendidikan. Dengan menggunakan model kooperatif jigsaw II, proses belajar siswa menjadi lebih kreatif sehingga dapat meningkatkan minat siswa, khususnya dalam keterampilan menyimak cerita anak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah memberikan suatu hal yang postif dan kreatif dalam mengembangkan kualitas dan hasil pembelajaran.

b. Bagi Guru

Manfaat bagi guru adalah (1) dapat digunakan sebagai acuan guru dalam mengajar supaya lebih variatif dalam proses belajar mengajar,


(29)

6

(2) dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya ketrampilan menyimak.

c. Bagi Siswa

Manfaat penelitian bagi siswa adalah (1) dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak cerita anak, (2) memangun minat siswa dalam belajar, (3) melatih keterampilan menyimak siswa.

E. Definisi Operasional

Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, yaitu sebagai berikut:

1. Minat adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek tertentu dan menaruh perhatian lebih terhadap obyek tersebut.

2. Belajar adalah suatu proses untuk menambah atau meningkatkan kemampuan seseorang.

3. Minat belajar adalah perasaan senang atau tidak senang dalam mengikuti proses untuk meningkatkan kemampuan seseorang dan menaruh perhatian lebih terhadap proses tersebut.

4. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan seuatu hal sesuai apa yang diinginkan.

5. Menyimak adalah suatu proses menangkap informasi dengan penuh perhatian dan keseriusan.

6. Kemampuan menyimak adalah kesanggupan seseorang untuk menangkap informasi secara dengan penuh perhatian.


(30)

7

7. Cerita anak adalah karangan yang didalamnya memiliki kesan dan pesan untuk sang pembaca yang ditujukan kepada anak-anak.

8. Model kooperatif adalah model untuk mengembangkan kemampuan siswa dengan cara berkelompok untuk mencapai tujuan belajar.

9. Jigsaw II adalah cara atau sistem pembelajaran dalam kelompok untuk mencapai hasil belajar dengan cara yang maksimal.


(31)

8 BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab II ini peneliti akan membahas tentang teori-teori yang mendukung, hasil penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Teori-Teori yang Mendukung 1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Djamarah (2011:166), minat adalah sebagai kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Suatu minat dapat dilihat dari partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang mempunyai minat terhadap subjek tertentu cenderung akan memberikan perhatian lebih pada subjek tersebut, pendapat ini didukung oleh Slameto (2010:57), yang mendeskripsikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas, dan siswa cenderung menetap untuk memperhatikan dan mengenang hal atau aktivitas tersebut. Siswa cenderung memberikan perhatian lebih pada hal atau aktivitas yang disukai. Penelitian ini membahas tentang penggunakan model


(32)

9

koopratif tipe jigsaw II untuk meningkatkan minat siswa kelas 3B SD Negeri Denggung dalam mata pelajaran bahasa Indonesia semester 1 dengan Standar Kompetensi 1 yaitu memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan dan Kompetensi Dasar 1.2 mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan. b. Ciri-Ciri Minat

Siswa yang berminat mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto 2010:57). Memperhatikan dengan perasaan senang merupakan ciri-ciri minat yang sangat terlihat, dan jika itu dilakukan akan dapat memberikan hasil yang baik.

Iskandar (2012:14-15) menyebutkan ada empat indikator minat, yaitu:

1. Ekspresi perasaan senang, yang meliputi: siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias, siswa tidak mengeluh jika mendapatkan tugas dari guru, siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa duduk dengan tenang untuk belajar 2. Perhatian dalam mengikuti pelajaran, yang meliputi: siswa aktif

bertanya di dalam kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan siswa tidak mengobrol atau mengganggu teman lain ketika belajar.


(33)

10

3. Ketertarikan siswa pada materi yang meliputi: siswa giat membaca buku pelajaran, siswa membaca materi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru, siswa membuat catatan, siswa serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

4. Ketertarikan siswa pada metode guru, yang meliputi: siswa menanyakan kesulitan yang dialami guru, siswa antusias dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru, siswa memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran di dalam kelas, siswa memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru.

c. Cara Mengukur Minat

Peneliti menggunakan teknik penilaian non tes dalam pengukuran minat. Teknik penilaian non tes tersebut meliputi wawancara, observasi, dan angket yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas 3B SD Negeri Denggung. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, ehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono 2012:317). Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada obyek penelitian (Margono 2007:158). Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2012:199)


(34)

11 2. Menyimak

a. Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan 2008:31). Sejalan dengan pengertian di atas, Anderson (dalam Tarigan, 2008:30) menyimak dibatasi sebagai proses besar mendengarkan, mengenal serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan. Dari pengertian yang ada, dapat disimpulkan menyimak adalah proses di mana seseorang konsentrasi penuh untuk menangkap informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan.

b. Tujuan Menyimak

Tujuan menurut Tarigan (2008:60-61) ada delapan, sebagai berikut: 1) Menyimak dengan tujuan agar memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara dengan kata lain menyiak bertujuan untuk belajar.

2) Menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau digelarkan (terutama dalam bidang seni) dengan kata lain menyimak bertujuan untuk menikmati keindahan audial.


(35)

12

3) Menyimak dengan maksud agar mampu menilai seuatu yang disimak (baik buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain) dengan kata lain menyimak bertujuan untuk mengevaluasi.

4) Menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimak ( misalnya pembicaraan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, perdebatan) dengan kata lain menyimak bertujuan untuk mengapresiasi materi simakan.

5) Menyimak agar dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, atau perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lanar dan tepat.

6) Menyimak dengan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti (distingsi), bunyi tidak membedakan arti.

7) Menyimak dengan tujuan agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga.

8) Menyimak dengan tujuan untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan dengan kata lain menyimak secara persuasive.

Menurut Tarigan (2008:61), menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, misalnya sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu response,


(36)

13

dan sebagai pengalaman kreatif. Delapan tujuan menyimak dapat lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah menyimak untuk belajar atau dipelajari, evaluasi, dan untuk mengekspresikan pembelajaran. Siswa diharapkan mampu mencapai tujuan dari menyimak sehingga dapat meningkatkan kualitas menyimak siswa.

c. Proses Menyimak

Proses menyimak terdapat tahap-tahap yang harus dilalui. Tahap-tahap menyimak menurut Tarigan (2008:63) terdapat lima tahap, yaitu:

1) Tahap mendengarkan atau tahap hearing. Di sini siswa baru hanya mendengar cerita yang dibacakan.

2) Tahap memahami atau tahap understanding. Siswa setelah mendengarkan cerita yang dibacakan, cerita tersebut akan dipahami secara perlahan.

3) Tahap menginterprestasi atau tahap interpreting. Siswa menelakah isi yang ada dalam cerita yang sudah disampaikan.

4) Tahap mengevaluasi atau tahap evaluating. Siswa disini membuat pandangan sendiri untuk menilai cerita yang disampaikan.

5) Tahap menanggapi atau tahap responding. Siswa disini menerima gagasan yang ada dalam cerita dan dibicarakan atau di diskusikan.

Siswa kelas 3B SD Negeri Denggung diharapkan melalui tahap-tahap ini untuk mendapatkan hasil yang baik dalam keterampilan menyimak cerita anak.


(37)

14 3. Cerita Anak

a. Pengertian Cerita Anak

Cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, dan kejadian dan sebagainya, baik yang sungguh-sungguh atau rekaan berkala (KBBI, 1988: 165). Menurut Harjana (2006:8), cerita anak adalah cerita yang ditunjukkan untuk anak-anak sebagai pembacanya, jadi bukan cerita tentang anak. Dalam cerita anak ini terdapat unsur-unsur yaitu tema atau pokok pikiran, penokohan atau watak, alur atau struktur cerita yang biasanya berisikan sebab akibat, latar atau seting, dan amanat atau pesan dari cerita tersebut. Jadi cerita anak adalah karangan cerita yang ditujikan untuk anak-anak sebagai pembacanya.

b. Struktur Cerita Anak a. Struktur Cerita Anak

Cerita anak terdiri dari struktur yang membangunnya menjadi satu kesatuan yang utuh menjadi sebuah cerita, adapun unsur-unsur tersebut antara lain.

1. Tema

Tema yaitu pokok pikiran yang mendasari sebuah cerita. Ada juga yang menyebutnya gagasan, ide dasar, atau pikiran utama yang melandasi sebuah cerita (Hardjana, 2006:18).


(38)

15 2. Penokohan

Penokohan merupakan watak yang dapat ditentukan dengan menyebutkan secara langsung watak atau kebiasaan tokoh, melukis adat kebiasaan dan suasana kehidupan tokoh dan memberikan gambaran melalui tokoh lain (Hardjana, 2006:19). 3. Plot/Alur

Plot atau alur adalah unsur struktur yang berwujud dalam jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan (koheresi) yang diwujudkan antara lain oleh sebab akibat atau kausalitas (Hardjana, 2006:21).

4. Latar/setting

Latar/setting adalah waktu tempat terjadinya peristiwa pada sebuah cerita (Hardjana, 2006:23). Latar dibagi menjadi latar tempat, waktu dan suasana.

5. Amanat

Amanat adalah pesan pengarang kepada pembaca baik tersurat maupun tersirat (Hardjana, 2006:53). Amanat harus terselip dalam sebuah cerita supaya pembaca bisa menjadikan bahan pembelajaran agar selalu berbuat baik.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2008:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja


(39)

16

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Model pembelajaran ini menekankan pada kerjasama kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan yang diberikan.

Model pembelajaran yang kreatif dan tidak monoton sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar sehingga disini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif karena model ini sangat berfariasi dan kreatif sesuai apa yang ingin diajarkan. Di kelas 3B SD Negeri Denggung guru masih menggunakan model pembelajaran tradisional dan dengan diaplikasikan model pembelajaran kooperaf ini dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama dalam kemampuan menyimak cerita anak dalam pelajaran bahasa Indonesia.

b. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono (2011:58), terdapat lima unsur untuk mendapatkan hasil yang maksimal, antara lain:

1) Saling ketergantungan positif. Disini keberhasilan dalam suatu pekerjaan sangat bergantung pada kinerja anggota kelompok, sehingga ketergantungan positif disini maksudnya adalah bagaimana kinerja anggota yang saling mendukung untuk membuat hasil pekerjaan yang baik atau maksimal.

2) Tanggug jawab. Tanggung jawab disini sangat dibutuhkan dalam sebuah kelompok, karena dengan tanggung jawab antar anggota kelompok akan mendapatkan hasil yang maksimal pula.


(40)

17

3) Tatap muka. Dalam berdiskusi antar anggota harus tatap muka untuk melakukan diskusi dan dapat menyampaikan pendapat secara langsung.

4) Komunikasi antar anggota. Komunikasi dalam kelompok sangatlah penting, karena komunikasi yang baik akan mengarahkan diskusi yang baik antar anggota.

5) Evaluasi. Dengan adanya evaluasi dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam belajar melalui kelompok kecil.

Peneliti mengaharapkan dengan adanya kelima unsur ini proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif ini dapat berjalan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal saat diterapkan pada kelas 3B SD Negeri Denggung.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II

Jigsaw II menurut Trianto (2009:57), dalam metode pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin yaitu setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli atau expert. Hal ini dapat meminimalkan kesalahan ahli dalam penyampaian materi, karena teman kelompok dapat membantu jika ahli mengalami kesalahan dalam menyampaikan materi. Sumber belajar teknik ini biasanya


(41)

18

berupa sebuah bab, cerita, biografi ataupun materi-matri narasi atau deskripsi serupa.

Dalam belajar tipe jigsaw II, siswa dikelompokkan secara heterogen dalam berbagai kemampuan (Rusman, 2011:218). Di sini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, serta dapat saling bertukar pikiran sehingga siswa yang berkemampuan lebih bisa mengayomi siswa di bawahnya. Anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari serta dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Pemebelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini menurut peneliti sangat jarang digunakan pada pelajaran bahasa Indonesia dalam mempelajari keterampilan menyimak. Teknik ini sebenarnya tak hanya untuk mengasah kemampuan menyimak tetapi dapat digunakan untuk mengasah semua kemampuan yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis, ataupun dalam berbicara. Kemampuan tersebut mencakup semua aspek dalam bahasa Indonesia.

Peneliti mengharapkan dengan teknik jigsaw II dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas III B SD Negeri Denggung. Juga diharapkan proses pembelajaran lebih bervariasi dan menarik minat siswa.


(42)

19

b. Langkah-langkah Pembelajaran Dalam Jigsaw II

Menurut Trianto (2009:75-78), terdapat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif learning teknik jigsaw II sebagai berikut ini. 1) Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dengan memberikan penekanan manfaat penggunaan jigsaw

dalam kegiatan belajar mengajar kepada anak didik. Seorang guru senantiasa mengingatkan pada siswa untuk percaya diri, kritis, dan kooperatif selama kegiatan berlangsung. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan agar memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep yang akan dipelajari.

2) Pengelompokan

Pembentukan kelompok, seorang pendidik dapat mengelompokkan berdasarkan peringkat kemampuan siswa. Masing-masing kelompoknya diisi siswa secara heterogen berdasarkan peringkat kemampuan siswa di bidang mata pelajaran. Berikan indeks 1 untuk kelompok sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalkan, A1 berarti group A dari kelompok sangat baik. A4 group A dari kelompok rendah. Tiap group akan berisi hal-hal sebagai berikut.

Group A (A1, A2, A3, A4) Group B (B1, B2, B3, B4)


(43)

20 Group C (C1, C2, C3, C4) Group D (D1, D2, D3, D4) Group E (E1, E2, E3, E4)

3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya group yang telah terbentuk tadi dipecah menjadi kelompok yang mempelajari materi yang akan diberikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya adalah sebagai berikut.

Kelompok 1 (A1, B1, C1, D1, E1) Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2) Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3, E3) Kelompok 4 (A4, B4, C4, D4, E4)

Setiap kelompok diharapkan dapat mempelajari topik yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum kembali ke dalam group sebagai tim ahli “expert”, tentunya peran guru sangat

penting dalam fase ini.

4) Diskusi (pemaparan) kelompok ahli dalam group

Siswa “ahli” dalam konsep tertentu ini masing-masing kembali dalam group semula. Pada fase ini masing-masing group memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu sesuai dengan

worksheet masing-masing. Selanjutnya siswa dipersilahkan mempresentasikan keahliannya dalam group masing-masing,


(44)

21

satu persatu. Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahuan antara tiap anggota group. Aturan dalam fase ini sebagai berikut. a) Siswa harus bertanggung jawab untuk memastikan setiap

anggota tim mempelajari materi yang telah diberikan. b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab

bersama, jadi tidak ada yang selesai belajar sampai setiap anggota menguasi konsep.

c) Apabila ada yang kurang dimengerti siswa, tanyakan pada anggota sebelum bertanya pada pendidik.

d) Pembicaraan dilakukan dengan suara pelan tujuannya agar tidak mengganggu grup lain.

e) Akhiri diskusi dengan “merayakan” agar siswa memperoleh kepuasan.

5) Tes (penilaian)

Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama.

6) Pengakuan kelompok

Penilaian pada pembelajaran koopertif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya


(45)

22

dalam system skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada penelitian yang terdahulu yang dapat digunakan untuk mendukung peneitian ini yaitu sebagai berikut. Penelitian (skripsi) “Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terahadap Minat dan Prestasi belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Sengi 2” oleh Krisdiyanto (2013). Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Dalam hal minat belajar, perbedaan terlihat dari data yang menunjukkan harga signifikansi sebesar 0,020 atau <0,05 dalam perbandingan kuesioner akhir kelompok kontrol ditunjukkan dengan harga signifikansi sebesar 0,044 atau <0,05 antara posttest kelompok control dan eksperimen.

Penelitian ini bermanfaat bagi peneiti berikutnya karena memberikan gambaran dalam membuat skripsi. Peneliti yang sebelumnya menggunakan tiga variable yaitu peningkatan minat, prestasi belajar, dan penerapan model kooperatif tipe jigsaw II. Perbedaan penelitian ini adalah tidak adanya penelitian tentang variabel kemampuan menyimak cerita anak.


(46)

23

Penelitian (skripsi) “Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat dan Prestasi Belajar PKN Siswa Kelas IV SDN Sengi 2”

oleh Asngari (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Ada pengaaruh yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 (atau < 0,05). 2). Ada pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar siswa walaupun tidak secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,267 (atau > 0.05) pada selisih skor kelompok control dan kelompok eksperimen.

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya karena memberikan gambaran dalam pembuatan skripsi dan topic yang digunakan cocok dengan topik pembuatan skripsi. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu pada penelitian ini yang diteliti kemampuan menyimak cerita anak degan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II sedangkan penelitian sebelumnya tidak meneliti tentang kemampuan menyimak cerita anak dan yang diteliti prestas belajar.

Penelitian Kuntari (2010) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas II SD Kanisius Bantul Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 melalui Pendekatn Berbasis Masalah”, Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksakan dengan 2 siklus. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan alat ukur tes dan non tes untuk mengetahui jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Hasil


(47)

24

penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pendekatan berbasis masalah yang menggunakan media gambar dan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebelum tindakan adalah 45,2%. Pada siklus I jumlah siswa mencapai KKM meningkat menjadi 61,3%, pada siklus 2 menjadi 87%.

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya karena memberi gambaran dalam pembuatan skripsi dan topik yang digunakan juga cocok dengan topic pembuatan skripsi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian selanjutnya yaitu pada penelitian ini yang diteliti kemampuan menyimak cerita anak dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II sedangkan peneliti sebelumnya kemampuan menyimak cerita anak melalui pendekatan berbasis masalah. Kelebihan penelitian ini terdapat penelitian minat sedangkan peneltian sebelumnya tidak ada penelitian minat.


(48)

25

Gambar 2.1 Penelitian-penelitian Sebelumnya

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, belum ditemukan penelitian untuk mengetahui minat dan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas 3 menggunakan metode Jigsaw II. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak melalui metode pembelajaran kooperatif Jigsaw II siswa kelas IIIB di SD Negeri Denggung.

C. Kerangka Berpikir

Minat merupakan perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Ketertarikan siswa dapat untuk mengukur seberapa besar siswa minat terhada suatu obyek. Jika siswa memiliki rasa minat pada suatu obyek, siswa akan

Minat dan Model kooperatif tipe jigsaw II

Krisdiyanto (2013) model kooperatif tipe

jigsaw II, minat, dan Prestasi belajar

Asngari (2013) model kooperatif tipe jigsaw II, minat, dan Prestasi belajar

Kemampuan menyimak Cerita Anak

Kuntari (2010) pendekatan berbasi masalah, kemampuan menyimak

Yang perlu diteliti: Tipe jigsaw II, minat, dan Kemampuan menyimak cerita anak


(49)

26

memberikan perhatian yang lebih sehingga minat siswa terlihat dari aktivitasnya tersebut.

Kemampuan menyimak adalah suatu kesanggupan siswa dalam menaggapi informasi secara lisan. Menyimak tidak hanya dapat menanggapi tapi dapat menangkap isi pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan. Untuk dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran menyimak dibutuhkan model pembelajaran yang variatif. Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat siswa dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Model pembelajaran ini dapat mengembangkan minat dan kemampuan menyimak siswa dengan baik, tidak hanya pada kemampuan menyimak model ini juga dapat meningkatkan kemampuan membaca, mendengarkan, dan menulis sesuai aspek yang ada pada pelajaran bahasa Indonesia.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Kondisi awal

Permasalahan (rendahnya minat dan kemampuan menyimak siswa)

Tindakan Kondisi akhir

Penggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II

Siklus satu Siklus dua

Hasil (peningkatan minat dan

kemampuan menyimak siswa)


(50)

27

Bagan di atas merupakan kerangka berpikir yang menunjukkan alur penelitian ini. Kondis awal adalah rendahnya minat dan kemampuan menyimak siswa, maka perlunya tindakan dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dengan melalui 2 siklus. Kondisi akhir mendapatkan hasil yang meningkatkan minat dan kemampuan menyimak siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori yang mendukung dan kerangka berpikir yang telah penulis uraikan di atas, peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut

1. Penggunakan model pembelajaran kooperatf tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III B SD Negeri Denggung tauhun pelajaran 2014/2015.

2. Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas III B SD Negeri Denggung tauhun pelajaran 2014/2015.


(51)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan analisis data. Uraian dari ketujuh bagian tersebut sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru berdasarkan temuan kasus yang terjadi di dalam kelas. Peneliti menemukan kasus yang ada di dalam kelas yaitu kurangnya minat dan kemampuan menyimak cerita anak, peneliti mencoba mencari solusi dari kasus tersebut. Definisi penelitian tindakan kelas itu sendiri menurut Sanjaya (2011:26), PTK sebagai “proses pengkajian masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata dan menganalisis pengaruh dari perilaku atas permasalahan tersebut”. Pendapat ini didikung oleh Suharsimi (2006:58) yang mengemukakakn bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan yang sengaja


(52)

29

dimunculkan dan di lakukan di dalam kelas untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini kasus yang ditemukan oleh peneliti didalam kelas dapat ditangani sehingga proses belajar menjadi maksimal atau optimal. Pada penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa siklus dan melalui empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Gambar 3.1 Bagan Langkah PTK Menurut Sanjaya (2011:26) Perencanaan adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk menanggulangi masalah yang ada. Tindakan adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah yang ada. Observasi adalah kegiatan untuk mengamati gejala-gejala yang muncul. Sedangkan refleksi adalah kegiatan untuk mengevaluasi pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti. Alur penelitian tindakan kelas dapat dilihat di bawah ini.

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Refleksi

Pengamatan Refleksi

Dan Seterusnya

Pelaksanaan


(53)

30 B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Denggung yang beralamat Jalan Candi Gebang, Bangunreja, Tridadi, Sleman, Yogyakarta, 55511.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Negeri Denggung tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa 28 anak, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak dengan menggunakan metode Jigsaw II pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan.

C. Rencana Tindakan

Pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw II. Rencana tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Denggung untuk melakukan penelitian di SD tersebut.


(54)

31

b. Melakukan observasi pada siswa kelas 3B untuk memperoleh gambaran pembelajaran bahasa Indonesia terutama minat dan kemampuan menyimak siswa.

c. Melakukan wawancara kepada guru kelas 3B.

d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya minat dan kemampuan menyimak siswa dalam matapelajaran bahasa Indonesia.

e. Merumuskan masalah. Masalah yang dialami adalah kurangnya variasi metode pembelajran yang dilakukan oleh guru. Guru kurang memancing minat siswa dengan menggunakan metode belajar yang lebih evektif. Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan kemampuan menyimak siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II.

f. Merumuskan hipotesis.

g. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

h. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok. i. Membuat silabus, RPP, instrument penelitian dan lembar kerja siswa j. Menyiapkan metode dan alat peraga yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran. 2. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw II. Pelaksana menggunakan dua siklus , ada dua pertemuan dalam satu siklus. Materi yang disampaikan adalah mengomentari tokoh-tokoh


(55)

32

cerita anak yang disampaikan secara lisan. Adapun tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

Siklus 1

Siklus 1 Dilaksakan sebanyak dua kali pertemuan, disetiap pertemuan dialokasikan 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

a. Perencanaan

Peneliti mempelajari SK, KD, menyusun rencana kegiatan pembelajaran (silabus, RPP, penilaian, media, materi).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 yaitu sebagai berikut. Pertemuan Pertama

Kegitan awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka b) Guru mengajak siswa untuk berdoa

c) Siswa diberikan apersepsi pelajaran

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengomentari tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan

e) Siswa diberikan motivasi Kegiatan Inti

a) Guru menyiapkan lima cerita anak dengan judul yang berbeda. b)Guru membagi siswa menjadi lima kelompok untuk membuat

kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang dikelompokkan secara heterogen.


(56)

33

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5

c)Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas kelompok yang harus dilaksanakan.

d)Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda. Contoh no.1 mendapat cerita berbeda dengan no.2 atau setiap anggota kelompok membahas sub materi yang berbeda.

e)Siswa yang mendapatkan nomor soal sama berdiskusi dalam satu kelompok (kelompok ahli).

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

f) Siswa dalam kelompok ahli mendapat waktu ± 20 menit untuk berdiskusi atau memahami cerita anak.

g)Guru mengkondisikan kelas supaya siswa melakukan diskusi dengan pelan-pelan jangan sampai mengganggu kelompok lain. h)Selesai berdiskusi (kelompok ahli) kembali ke (kelompok asal)

untuk menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli secara bergiliran dan anggota kelompok menyimak.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

4 4 4 4 4 5 5 5 5 5


(57)

34

i) Guru mengkondisikan kelas supaya anggota kelompok dapat menyimak cerita yang disampaikan oleh temannya.

j) Siswa mengerjakan soal evaluasi. Kegiatan Akhir

a)Guru dan siswa membuat kesimpulan materi.

b)Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa Pertemuan Kedua

Kegitan awal

a)Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka b)Guru mengajak siswa untuk berdoa

c)Siswa diberikan apersepsi pelajaran

d)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengomentari tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan

e)Siswa diberikan motivasi Kegiatan Inti

a)Guru menyuruh siswa untuk kembali ke kelompok ahli yang sudah dibentuk dipertemuan pertama.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

4 4 4 4 4 5 5 5 5 5


(58)

35

b)Guru membagikan teks cerita anak yang telah dipelajari sebelumnya.

c)Siswa diminta untuk belajar bersama kelompok ahli ± 15 menit. d)Setelah cukup mendapat informasi dari kelompok ahli, setiap

anggota kembali ke dalam kelompok asal.

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5

e)Siswa mengerjakan LKS yang sudah disediakan oleh guru.

f) Kelompok satu persatu presentasi kedepan kelas untuk mengemukakan hasil diskusi yang didapat.

Kegiatan Akhir

a)Guru dan siswa membuat kesimpulan materi.

b)Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa. c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti yaitu dalam proses pembelajaran dan pengamatan kemampuan menyimak.

a) Pengamatan proses pembelajaran.

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk mengamati penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II di

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(59)

36

kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan dalam pembelajaran.

b) Pengamatan hasil belajar.

Pengamatan hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan minat belajar siswa dan kemampuan menyimak siswa.

(1) Pengamatan minat belajar siswa

Pengamatan minat belajar siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan lembar rubrik pengamatan dan membagikan angket yang di isi oleh siswa. Lembar pengamatan rubrik dilakukan saat pembelajaran berlangsung sedangkan lembar angket dilaksanakan saat kondisi awal, akhir siklus I, dan akhir siklus II.

(2) Kemampuan menyimak siswa

Kemampuan menyimak siswa diukur dengan soal-soal yag diberikan sebagai posttest dan sebagai pembanding tingkat kemampuan menyimak siswa pada setiap siklusnya.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan oleh peneliti mencakup dua hal yaitu refleksi proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar.


(60)

37 a) Refleksi Proses Pembelajaran

Refleksi proses pembelajaran berguna untuk mengetahui kendala atau masalah yang terjadi selama meaksanakan proses belajar mengajar di kelas pada siklus I. Pencapaian proses belajar pada siklus I dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat terlihat dan dapat direfleksikan.

b) Refleksi Proses Pembelajaran

Refleksi hasil belajar terbagi menjadi dua yaitu refleksi minat belajar siswa dan refleksi kemampuan menyimak siswa. (1) Minat Belajar Siswa

Menganalisa hasil minat belajar siswa yang dicapai pada siklus I dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan.

(2) Kemampuan Menyimak Siswa

Menganalisa hasil kemampuan menyimak siswa yang dicapai pada siklus I dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan.

Siklus II

Siklus I Dilaksakan sebanyak dua kali pertemuan, disetiap pertemuan dialokasikan 2 jam pelajaran dengan alkasi waktu 2 x 35 menit.

a. Perencanaan

Peneliti mempelajari SK, KD, menyusun rencana kegiatan pembelajaran (silabus, RPP, penilaian, media, materi).


(61)

38 b. Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 yaitu sebagai berikut. Pertemuan Pertama

Kegitan awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka b) Guru mengajak siswa untuk berdoa

c) Siswa diberikan apersepsi pelajaran

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengomentari tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan

e) Siswa diberikan motivasi Kegiatan Inti

a) Guru menyiapkan lima cerita anak dengan judul yang berbeda. b)Guru membagi siswa menjadi lima kelompok untuk membuat

kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang dikelompokkan secara heterogen.

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5

c)Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas kelompok yang harus dilaksanakan.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(62)

39

d)Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda. Contoh no.1 mendapat cerita berbeda dengan no.2 atau setiap anggota kelompok membahas sub materi yang berbeda.

e)Siswa yang mendapatkan nomor soal sama berdiskusi dalam satu kelompok (kelompok ahli).

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

f) Siswa dalam kelompok ahli mendapat waktu ± 20 menit untuk berdiskusi atau memahami cerita anak.

g)Guru mengkondisikan kelas supaya siswa melakukan diskusi dengan pelan-pelan jangan sampai mengganggu kelompok lain. h)Selesai berdiskusi (kelompok ahli) kembali ke (kelompok asal)

untuk menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli secara bergiliran dan anggota kelompok menyimak.

i) Guru mengkondisikan kelas supaya anggota kelompok dapat menyimak cerita yang disampaikan oleh temannya.

j) Siswa mengerjakan soal evaluasi. Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi.

b)Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

4 4 4 4 4 5 5 5 5 5


(63)

40

c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa Pertemuan Kedua

Kegitan awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka b)Guru mengajak siswa untuk berdoa

c) Siswa diberikan apersepsi pelajaran

d)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengomentari tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan

e) Siswa diberikan motivasi Kegiatan Inti

a) Guru menyuruh siswa untuk kembali ke kelompok ahli yang sudah dibentuk dipertemuan pertama.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

b)Guru membagikan teks cerita anak yang telah dipelajari sebelumnya.

c) Siswa diminta untuk belajar bersama kelompok ahli ± 15 menit. d)Setelah cukup mendapat informasi dari kelompok ahli, setiap

anggota kembali ke dalam kelompok asal.

1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

4 4 4 4 4 5 5 5 5 5


(64)

41

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5

e) Siswa mengerjakan lks yang sudah disediakan oleh guru.

f) Kelompok satu persatu presentasi kedepan kelas untuk mengemukakan hasil diskusi yang didapat.

Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi.

b)Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa. c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti yaitu dalam proses pembelajaran dan pengamatan kemampuan menyimak.

a) Pengamatan proses pembelajaran.

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk mengamati penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II di kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan dalam pembelajaran.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(65)

42 b) Pengamatan hasil belajar.

Pengamatan hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan minat belajar siswa dan kemampuan menyimak siswa.

(1) Pengamatan minat belajar siswa

Pengamatan minat belajar siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan lembar rubrik pengamatan dan membagikan angket yang di isi oleh siswa. Lembar pengamatan rubrik dilakukan saat pembelajaran berlangsung sedangkan lembar angket dilaksanakan saat kondisi awal, akhir siklus I, dan akhir siklus II.

(2) Kemampuan menyimak siswa

Kemampuan menyimak siswa diukur dengan soal-soal yag diberikan sebagai posttest dan sebagai pembanding tingkat kemampuan menyimak siswa pada setiap siklusnya.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan oleh peneliti mencakup dua hal yaitu refleksi proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar.

a)Refleksi Proses Pembelajaran

Refleksi proses pembelajaran berguna untuk mengetahui kendala atau masalah yang terjadi selama meaksanakan proses belajar mengajar di kelas pada siklus I. Pencapaian proses belajar pada siklus I dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II


(66)

43 b)Refleksi Proses Pembelajaran

Refleksi hasil belajar terbagi menjadi dua yaitu refleksi minat belajar siswa dan refleksi kemampuan menyimak siswa

(1) Minat Belajar Siswa

Menganalisa hasil minat belajar siswa yang dicapai pada siklus I dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan. (2) Kemampuan Menyimak Siswa

Menganalisa hasil kemampuan menyimak siswa yang dicapai pada siklus I dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi, kuesioner, wawancara, dan tes

1. Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2011:86) yaitu teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi digunakan untuk mengamati minat siswa dalam menyimak cerita anak dan interaksi antar siswa serta guru dalam proses belajar mengajar.


(67)

44 2. Kuesioner

Kuesioner adalah instrument pengumpulan data dalam bentuk seumlah pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi yang dimiliki responden, mencakup pendapat atau opini, fakta, atau sikap (Uno, 2007:74). Pendapat tersebut didukung oleh Sugiyono (2011:192) yang mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukandengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab.

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2011:83). Pada penelitian ini, yang menjadi penanda atas keberhasilan yaitu adanya peubah minat dan kemampuan menyimak cerita anak.

Tabel 3.1 Peubah dalam Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1 Minat a.Perasaan

senang b.Perhatian c.Keingintahuan d.Partisipasi Skor rata-rata observasi dan kuesioner Observasi dan kuesioner a.Lembar observasi minat b.Lembar kuesioner minat 2 Menyimak a.Rata-rata skor

kemampuan menyimak siswa b.Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM Skor rata-rata nilai menyimak siswa

Tes Lembar

soal evaluasi


(68)

45 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian a. Observasi

Observasi minat belajar dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan rubrik penelitian yang sudah disiapkan oleh peneliti. Peneliti memberikan skor 1, 2, 3, dan 4 di setiap pertanyaan yang muncul pada siswa dalam proses pembelajaran. Skor 1 jika siswa tidak meresppon tindakan yang termasuk dalam kriteria, skor 2 jika tindakan siswa sering tidak sesuai dengan kriteria, skor 3 jika tindakan siswa sering sesuai dengan kriteria, skor 4 jika tindakan siswa sesuai dengan kriteria.

Penelitian ini tidak menggunakan alternatif jawaban netral (N) karena menurut peneliti jika disediakan pilihan jawaban tengah (N) maka cenderung responden memilihnya sehingga data mengenai perbedaan di antara responden tersebut kurang memberikan informasi yang sebenarnya. Kisi-kisi panduan pengamatan minat dapat dilihat pada tabel.

Table 3.2 Kisi-kisi Panduan Pengamatan Minat Siswa

No Indikator Pertanyaan Skor

1 2 3 4

1

Ekspresi perasaan senang.

a. Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias.

b. Siswa bersemangat jika mendapatkan tugas dari guru.

c. Siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai.

d. Siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai.


(69)

46

No Indikator Pertanyaan Skor

1 2 3 4

e. Siswa duduk dengan tenang untuk belajar.

2

Perhatian dalam mengikuti pelajaran

a. Siswa aktif bertanya di dalam kelas. b. Siswa aktif menjawab pertanyaan. c. Siswa menyimak penjelasan guru dengan

seksama.

d. Siswa tidak melamun di dalam kelas. e. Siswa tidak mengganggu teman lain

ketika belajar.

3

Ketertarikan siswa pada materi

a. Siswa giat membaca buku pelajaran. b. Siswa membaca materi terlebih dahulu

sebelum diajarkan oleh guru.

c. Siswa membuat catatan mengenai materi yang dipelajari.

d. Siswa serius menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

e. Siswa mencari tahu berdasarkan sumber lain.

4

Ketertarikan siswa pada metode guru

a. Siswa menanyakan kepada guru hal yang bisa dibantu.

b. Siswa antusias dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru. c. Siswa memperhatikan saat guru

menjelaskan pelajaran di dalam kelas. d. Siswa aktif mengikuti pelajaran dari awal

sampai akhir.

e. Siswa memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru.

5

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

a. Siswa aktif menyampaikan pendapat saat diskusi.

b. Siswa mau membantu teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar. c. Siswa bekerjasama dengan kelompok. d. Siswa maju mengerjakan tugas.

e. Siswa mengajukan diri untuk menjawab spotan pertanyaan yang diajukan guru.


(70)

47 b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui seberapa jauh minat dan kemampuan siswa dalam menyimak yang dilakukan pada siswa dan guru kelas. agar data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan, maka sebelum wawancara terlebih dahulu menyiapkan panduan wawancara. Kisi-kisi panduan wawancara dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Panduan Wawancara Guru Kelas

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah siswa antusias saat pelajaran berlangsung?

2 Apakah siswa membuat kegaduhan saat pembelajaran berlangsung?

3 Apakah siswa fokus saat keguatan menyimak? 4 Apakah siswa aktif dalam menjawab setiap

pertanyaan?

5 Kesulitan apa yang dihadapi ketika pembelajaran menyimak?

6 Metode pembelajaran apa yang digunakan pada saat pembelajaran menyimak? 7 Kesulitan apa yang ditemukan saat

menggunakan metode tersebut?

8 Apakah penggunaan metode dapat

berpengaruh terhadap kemampuan menyimak siswa?

9 Bagaimana nilai pada kemampuan menyimak


(71)

48

Tabel 3.4 Kisi-kisi Panduan Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah kamu senang saat pembelajaran menyimak cerita pada pelajaran bahasa Indonesia?

2 Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurumu?

3 Apakah kamu suka mendengarkan cerita anak?

4

Apakah kamu bisa menceritakan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh gurumu bila salah satu temanmu bertanya?

5 Apakah gurumu sering membacakan materi dari buku paket?

6 Mana yang lebih senang, mendengarkan cerita yang dibacakan guru apa temanmu?

c. Angket / Kuesioner

Kuesioner diberikan pada semua siswa kelas 3B SDN 1 Kebondalem Lor dengan alokasi waktu 20 menit dengan pertanyaan yang berjumlah 25. Kisi-kisi kuesioner/angket dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa

Indikator Soal Item positif Soal Item negative

a. Ekspresi perasaan senang.

1, 3, 5 2, 4

b. Perhatian dalam mengikuti pelajaran.

1, 2, 3 4, 5

c. Ketertarikan siswa pada

materi. 2, 3, 4 1, 4

d. Ketertarikan siswa pada

metode guru. 2, 4 1, 3, 5

e. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran


(72)

49

Tabel 3.6 Penskoran Lembar Angket

Alternatif Jawaban

Skor

Item Positif Item Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Tabel 3.7 Kisi-kisi Panduan Kuesioner Minat Siswa

No Indikator Pertanyaan

Skor

SS S TS STS

1

Ekspresi perasaan senang.

1. Saya mengikuti pembelajaran dengan antusias.

2. Saya tidak bersemangat jika mendapatkan tugas dari guru. 3. Saya datang tepat waktu

sebelum pelajaran dimulai. 4. Saya tidak menyiapkan buku

pelajaran sebelum pelajaran dimulai.

5. Saya duduk dengan tenang untuk belajar. 2 Perhatian dalam mengikuti pelajaran

1. Saya aktif bertanya di dalam kelas.

2. Saya aktif menjawab pertanyaan.

3. Saya menyimak penjelasan guru dengan seksama.

4. Saya melamun di dalam kelas. 5. Saya mengganggu teman lain

ketika belajar.

3

Ketertarikan siswa pada materi

1. Saya malas membaca buku pelajaran.

2. Saya membaca materi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru.

3. Saya membuat catatan mengenai materi yang dipelajari.


(73)

50

No Indikator Pertanyaan

Skor

SS S TS STS

4. Saya malas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

5. Saya mencari tahu berdasarkan sumber lain.

4

Ketertarikan siswa pada metode guru

1. Saya tidak menanyakan kepada guru hal yang bisa dibantu. 2. Saya antusias dengan metode

pembelajaran yang diajarkan guru.

3. Saya tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran di dalam kelas.

4. Saya aktif mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. 5. Saya tidak memperhatikan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru. 5 Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

1. Saya aktif menyampaikan pendapat saat diskusi.

2. Saya diam saja saat siswa lain mengalami kesulitan dalam belajar.

3. Saya tidak bekerjasama dengan kelompok.

4. Saya maju mengerjakan tugas. 5. Saya mengajukan diri untuk

menjawab spotan pertanyaan yang diajukan guru.

Jumlah Skor

Penelitian ini tidak menggunakan alternatif jawaban netral (N) karena menurut peneliti jika menggunakan alternatif jawaban netral (N) maka responden justru akan cenderung memilih alternatif jawaban netral (N) sehingga tidak didapatkan hasil dan informasi yang sebenarnya.


(74)

51 d. Tes

Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak. Dalam penelitian ini, peneliti membuat soal tes objektif yakni tes yang jawabannya dapat diberi skor niai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya. Tes objektif yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Peneliti menyiapkan 30 soal berkaitan dengan materi pada siklus I dan 30 soal berkaitan dengan materi pada siklus II. Penskoran untuk setiap soal bila jawaban benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Setelah soal tersebut disusun, peneliti melakukan validasi dengan mengujikan soal kepada siswa angkatan sebelumnya. Nantinya akan di ambil 20 soal yang valid untuk digunakan sebagai soal evaluasi. Soal evaluasi tersebut akan diberikan pada akhir siklus I dan siklus II. Soal tersebut diberikan pada akhir siklus dengan maksud untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran yang diperoleh siswa.

F. Validitas

Menurut Sudjana (2009:12), validitias adalah merupakan penilaian untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan telah menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa


(75)

52

yang seharusnya dinilai. Hal ini sejalan denga pendapat Surapranata (2009:50), yang menyebutkan bahwa validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sudjana (2009:12) menyatakan bahwa validitas ada empat macam yaitu:

1. Validitas Isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variable yang hendak diukur. 2. Validitas Bangun Pengertian (construct validity)

Validitas bangun pengertian (construct validity) berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.

3. Validitas Ramalan (predictive validity)

Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes, melainkan kriterianya, apakah alat penilaian tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri, perilaku tertentu, atau kriteria tertentu yang diinginkan.

4. Validitas Kesamaan (councurrent validity)

Validitas kesamaan suatu tes artinya membuat tes yang memiliki persamaan dengan tes sejenis yang telah ada atau yang telah dibakukan. Dalam penelitian ini, menggunakan jenis validasi isi.


(76)

53

Validasi isi ditempuh dengan expert judgement. Expert judgement

ditempuh dengan cara bertanya dengan para ahli, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Validasi yang ditempuh melalui expert judgement untuk memvalidasi rubric observasi minat belajar, kuesioner atau angket minat dan perangkat pembelajaran. a. Uji Validasi Instrumen Minat Belajar

Validasi instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengukur minat menyimak yaitu berupa kisi-kisi observasi minat belajar beserta lembar observasi, panduan wawancara murid dan kisi-kisi angket minat menyimak beserta lembar angketnya. Validasi instrumen minat menyimak tersebut dilakukan dengan cara berkonsultasi kepada yang lebih ahli (expert judgement) yaitu dosen. Tujuan dari validasi tersebut supaya instrumen minat menyimak yang dibuat peneliti benar-benar sesuai dengan indikator minat. Kisi-kisi pengamatan minat menyimak berdasarkan pada 5 indikator minat, kemudian setiap indikator dijabarkan dalam 5 diskriptor, sehingga jumlah semua diskriptor minat ada 25 item.

b. Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, bahan ajar, soal uji empiris dan soal evaluasi. Soal evaluasi berjumlah 20 item soal yang diambil dari 30 item soal uji empiris. 30 item soal uji empiris diproses dengan menggunakan program computer SPSS 16.0


(77)

54

dan ada 10 item soal yang tidak valid. Hasil perhitungan uji empiris dapat dilihat di lampiran halaman 216. Soal uji empiris diujikan pada kelas atas yaitu kelas 4B SDN Denggung.

Peneliti perlu gambaran kriteria yang tepat dalam sebuah penelitian, maka diperlukan validasi perangkat pembelajaran. Kriteria perangkat pembelajaran akan dihitung menggunakan Penilaian Acuan Patokan II (PAP II).

Tabel 3.8 Penilaian Skor Minat Siswa Menggunakan PAP II (Masidjo, 1995:157)

Tingkat Penguasaan

Materi

Rentang Skor Nilai

Huruf Kriteria 81% - 100% 4,05 – 5,00 A Sangat tinggi

66% - 80% 3,30 – 4,04 B Tinggi

56% - 65% 2,80 – 3,20 C Cukup

46% - 55% 2,30 – 2,70 D Rendah

Dibawah 46% 0,00 – 2,20 E Sangat rendah

Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran divalidasi oleh (1) Dosen Universitas Sanata Dharma sesuai bidang yang diampu; (2) Kepala Sekolah SD Negri Denggung; (3) Guru kelas 3B. Adapun hasil penghitungan validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat

Pembelajaran

Expert Judgement Hasil Penilaian Rata-rata 1 Silabus Dosen Universitas Sanata

Dharma

4,43 Kepala Sekolah SDN 1

Kebondalem Lor

4,29 Guru Bahasa Indonesia 4,29


(1)

220

Intraclass Correlation Coefficient

Intraclass Correlationa

95% Confidence Interval F Test with True Value 0 Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig Single Measures .267b .177 .404 8.640 32 640 .000 Average Measures .884c .818 .934 8.640 32 640 .000 Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are fixed.

a. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure variance is excluded from the denominator variance.

b. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.

c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable otherwise.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

218

Guru menjelaskan pembagian kelompok dan presentasi siswa

Guru membagikan soal lks dan siswa mengerjakan lks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

219

Diskusi kelompok ahli dan diskusi di kelompok asal

Guru memberikan refleksi di akhir pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

222

BIODATA PENULIS

Thomas Riko Wijaya lahir di Yogyakarta tanggal 29 Januari 1993.

Pendidikan Dasar diperoleh di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta dan tamat

pada tahun 2005. Pendidikan Menengah Pertama diperoleh di SMP Stella

Duce 2 Yogyakarta tamat tahun 2008. Melanjutkan di SMA Stella Duce

Bantul tamat tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar. Masa Pendidikan akhir di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi dengan judul :

Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Siswa Kelas 3B SDN Denggung Tahun

Pelajaran 2014/2015”

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 7

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 5