Petunjuk Teknis
4
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
C. Tujuan
Petunjuk Teknis Juknis ini disusun sebagai acuan kerja bagi semua pihak baik penyelenggara, pengguna, dan pihak lain atau pemangku kepentingan
untuk: 1. Merencanakan dan melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan untuk guru kelas, guru mata pelajarankompetensi keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.
2. Mengelola peningkatan kompetensi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
D. Sasaran
Juknis ini disusun untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan terkait pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, antara lain:
1. Direktorat Jenderal Guru danTenaga Kependidikan; 2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan PPPPTK
dan Lembaga
Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Kelautan Perikanan
dan Teknologi Komunikasi LPPPTK-KPTK; 3. Dinas Pendidikan Provinsi;
4. Dinas Pendidikan KabupatenKota; 5. Satuan Pendidikan;
6. Kelompok Kerja GuruMusyawarah Kerja Guru; 7. Guru danatau Tenaga Kependidikan;
Petunjuk Teknis
5
8. Asosiasi profesi guru.
E. Manfaat
Manfaat dari Juknis ini adalah sebagai berikut.
Bagi Ditjen GTK
a. Sebagai acuan
operasional dalam
pelaksanaan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.
c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan oleh
UPT.
Bagi PPPPTK dan LPPPTK-KPTK sebagai unit pelaksana teknis UPT
a. Sebagai acuan
operasional dalam
pelaksanaan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan bermanfaat.
c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengorganisasi, memonitor dan mengevaluasi, serta melakukan pendampingan dalam pelaksanaan
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Bagi Dinas Pendidikan Prov. Dinas Pendidikan KabupatenKota
a. Membantu menentukan Instruktur NasionalMentor dan guru sebagai peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai
peruntukannya. b. Membantu menentukan Pusat Belajar.
Petunjuk Teknis
6
BAB II. GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
A. Pentingnya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB
Partisipasi peserta dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB ini sangat penting karena dapat mengembangkan keterampilan
instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang bersangkutan. Melalui sumber belajar dalam berbagai bentuk dan referensi
yang tersedia di sistem PKB, peserta dapat mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan materi
pembelajaran yang disajikan.
B. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikembangkan oleh Ditjen GTK harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
1. Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar
2. Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan
3. Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif
4. Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program 5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar
6. Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus Pelaksanaan pembelajaran pada Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Mendorong komunikasi antara peserta dengan fasilitator