Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

partisipan juga dilakukan dengan menanyakan kepada perawat terkait siapa saja rekan mereka yang mempunyai pengalaman stres kerja.

3.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan alat dan metode pengumpulan data sebagai berikut: 3.4.1. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, kuesioner data demografi, pedoman wawancara, lembar observasi, dan voice recorder . Alat pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan kata lain peneliti sebagai instrumen penelitian. Peneliti melakukan studi fenomenologi dengan menggunakan dirinya sendiri untuk mengumpulkan deskripsi yang “kaya” tentang pengalaman perawat dan mengembangkan hubungan antara peneliti dan partisipan melalui wawancara intensif Polit Beck, 2008. Untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner data demografi yang mencakup inisial, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan yang telah diikuti, dan lama bekerja di ruangan. Disamping itu, peneliti juga menggunakan panduan wawancara mekanisme koping perawat menghadapi stres kerja MKPMSK selama proses pengumpulan data. Panduan wawancara tersebut berisi 8 pertanyaan terbuka yang dibuat oleh peneliti sendiri. Hal-hal yang ditanyakan berupa pengalaman stres selama bekerja dan pengalaman mekanisme koping perawat dalam menghadapi stres kerja di Ruang ICU. Universitas Sumatera Utara Proses selanjutnya adalah peneliti melakukan content validity kepada 3 orang expert keperawatan jiwa Lampiran 2. Setelah dilakukan content validity, panduan wawancara yang berjumlah 8 pertanyaan terbuka menjadi 7 pertanyaan. Perubahan ini terjadi pada pertanyaan no. 8 diubah kalimatnya karena tidak relevan dengan isi pertanyaan dan pertanyaan no. 5 dihapus karena item pertanyaan tersebut sudah termasuk ke dalam pertanyaan no. 4. Total pertanyaan untuk panduan wawancara berjumlah 7 pertanyaan. Selain panduan wawancara, lembar observasi stres dan koping juga digunakan oleh peneliti untuk melihat respon yang ditampilkan oleh perawat saat melakukan aktivitas keperawatan di ruangan. Pada awalnya lembar observasi berjumlah 32 pernyataan dengan pernyataan terkait stres berjumlah 18 dan pernyataan terkait mekanisme koping berjumlah 14. Setelah dilakukan content validity pada expert yang sama, jumlah pernyataan lembar observasi menjadi 30 pernyataan dengan masing-masing pernyataan terkait stres dan mekanisme koping berjumlah 15 pernyataan. Perubahan ini terjadi pada pernyataan terkait stres yaitu pernyataan no 2 dan 3 dihapus karena tidak relevan, pernyataan no. 17 terkait stres dihapus karena tidak relevan dan dipindahkan ke dalam pernyataan mekanisme koping karena isi pernyataan lebih sesuai dengan konteks mekanisme koping. Sedangkan, pernyataan terkait mekanisme koping menjadi bertambah 1 pernyataan. Semua pernyataan terkait mekanisme koping relevan hanya perlu revisi sedikit dalam segi bahasa. Hasil CVI untuk lembar observasi diperoleh 0,91. Universitas Sumatera Utara Jenis observasi yang dilakukan adalah passive participant observation, dimana peneliti melakukan observasi dengan berada di ruang ICU, tetapi tidak ikut terlibat aktif dalam kegiatan ruangan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama 3 kali pada waktu yang berbeda yaitu shift pagi, sore, dan malam. Peneliti menggunakan alat perekam suara SONY IC Recorder tipe ICD- PX312PX312F untuk merekam wawancara. Kemudian hasil wawancara diketik dalam bentuk transkrip. 3.4.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam indepth interview dan observasi. Pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendatangi kepala ruangan dan beberapa perawat untuk memberikan penjelasan tentang penelitian yang dilakukan. Kemudian peneliti meminta bantuan kepada kepala ruangan dalam memilih partisipan yang pernah mengalami stres selama bekerja di ruang ICU serta menanyakan kepada perawat yang dapat memberikan saran kepada peneliti terkait siapa saja rekan mereka yang bisa dilibatkan sebagai partisipan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan wawancara terhadap partisipan pertama, peneliti melakukan pilot study. Pilot study bertujuan sebagai latihan dalam melakukan teknik wawancara, membuat transkrip serta melakukan analisis. Pilot study dilakukan pada 1 partisipan. Setelah itu, hasil wawancara dari pilot study dibuat dalam bentuk transkrip dan dilakukan proses analisis. Selanjutnya dikonsultasikan Universitas Sumatera Utara kepada pembimbing. Setelah mendapat persetujuan pembimbing, kemudian peneliti melanjutkan wawancara kepada partisipan berikutnya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pendekatan prolonged engagement kepada perawat ICU selama kurang lebih 2 minggu. Selain itu, pendekatan sebelumnya telah terjalin sejak partisipan melakukan praktik profesi keperawatan di ruang ICU. Ditambah lagi, peneliti telah mengenal beberapa partisipan yang menempuh pendidikan pada institusi pendidikan yang juga sama dengan peneliti. Pendekatan yang telah dilakukan peneliti bertujuan untuk meningkatkan hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan sekaligus sebagai tahap pengenalan kondisi ICU. Setelah melakukan prolonged engagement selama 2 minggu di ruangan ICU, langkah selanjutnya adalah peneliti menemui calon partisipan berdasarkan daftar nama calon partisipan yang disarankan oleh kepala ruangan. Kemudian peneliti memperkenalkan diri, memberikan lembar penjelasan dan menjelaskan maksud, tujuan, manfaat serta proses pengumpulan data yang dilakukan. Peneliti juga menjelaskan bahwa proses wawancara akan direkam dengan audio recorder dan meyakinkan partisipan bahwa hasil wawancara baik dalam bentuk rekaman maupun transkrip tidak akan diberitahu kepada pihak manapun, dan hanya digunakan untuk kepentingan proses penelitian. Partisipan setuju setelah menandatangani lembar informed consent. Langkah selanjutnya adalah peneliti dan partisipan membuat kontrak waktu dan tempat untuk wawancara. Semua wawancara dilakukan dalam kondisi tenang, nyaman, dan menjaga privasi partisipan. Beberapa ruangan yang dijadikan Universitas Sumatera Utara sebagai tempat wawancara yaitu ruang pertemuan perawat, kamar ganti perawat, dan ruang isolasi yang pada saat itu tidak ada pasien. Wawancara dilakukan dengan metode indepth interview dengan durasi wawancara sekitar 30-90 menit. Pertanyaan yang ditanyakan selama wawancara berdasarkan panduan wawancara yang telah ada. Pertanyaan awal yang ditanyakan kepada partisipan adalah “Dapatkah ibukakakabang menceritakan stres kerja yang pernah dialami?”. Kemudian peneliti melanjutkan menanyakan berbagai pertanyaan dengan menggunakan teknik probing. Teknik probing yang dilakukan selama wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti; “Bisakah ibukakakabang menceritakan lebih jelas atau lebih dalam lagi tentang …?”, “Bisakah ibukakakabang memberikan contoh?”, “Bagaimana ibukakakabang merasakan atau berpikir tentang hal tersebut?”. Peneliti menggunakan teknik diam silence sebagai cara untuk memberikan kesempatan partisipan mengingat kembali dan menceritakan pengalaman. Peneliti juga berupaya tidak mengarahkan jawaban partisipan dan membiarkan partisipan mengungkapkan pengalamannya secara bebas atas pertanyaan yang diajukan selama proses wawancara sehingga data yang diperoleh merupakan informasi alamiah yang sesuai dengan pengalaman partisipan. Sebelum mengakhiri wawancara, peneliti menyimpulkan hasil wawancara yang bertujuan untuk mengklarifikasi segera hasil wawancara. Selain itu peneliti juga mengajukan pertanyaan seperti “Apakah ada hal lain lagi yang ingin disampaikan?”. Setelah wawancara selesai peneliti menyatakan kesediaannya untuk partisipan. Peneliti juga menyarankan partisipan untuk menghubungi Universitas Sumatera Utara peneliti baik secara langsung atau via telepon jika partisipan merasa perlu menceritakan lebih lanjut tentang pengalamannya. Pengumpulan data dengan metode observasi dilakukan pada masing- masing shift setiap partisipan. Peneliti melakukan observasi pada waktu yang tidak ditentukan dan tidak diketahui oleh partisipan. Peneliti mengobservasi perilaku partisipan yang menunjukkan gejala stres dan koping yang digunakan. Hasil temuan observasi digunakan sebagai penambahan kelengkapan hasil wawancara dan validasi antara hasil wawancara dengan hasil observasi yang ditemukan.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional