41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan
Data analisis kebutuhan yang didapatkan berasal dari aktivitas wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Adisucipto 1. Analisis kebutuhan ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pemahaman guru kelas IV SDN Adisucipto 1 mengenai pendidikan karakter dan ketersediaan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter di SDN Adisucipto 1. Wawancara yang dilakukan dengan guru berdasarkan atas pedoman pertanyaan yang terdiri dari
delapan pertanyaan. Berdasarkan hasil wawancara lampiran 1 halaman 71 , guru kelas IV
SDN Adisucipto
menyadari pentingnya
pendidikan karakter
apabila dikembangkan atau ditanamkan pada siswa SD, karena usia dini merupakan saat
yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Gurupun telah mengutarakan bahwa, pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai karakter dalam setiap
aktivitas pembelajaran menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Wajib dilakukan karena sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional, hanya saja implementasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia belum sepenuhnya dapat diwujudkan meskipun usaha terus dilakukan.
Dalam mengimplikasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, guru membutuhkan sebuah bahan ajar. Bahan ajar yang mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam keterampilan berbahasa diakui guru belum banyak ditemui meski
telah didengung-dengungkan mengenai penanaman pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran. Pernah suatu kali guru menemukan bahan ajar yang
menanamkan pendidikan karakter namun penanaman pendidikan karakter masih belum terlihat karena masih terlihat seperti sebuah bagian yang berdiri sendiri dan
belum menyatu dalam bahan ajar. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan membaca, 1 bacaan yang ada kadang-
kadang tidak sesuai dengan karakter yang akan dikembangkan, 2 isi bacaan sulit untuk dipahami oleh para siswa sehingga mereka sering menghadapi
permasalahan dengan bacaan yang dibacanya, dan 3 penjelasan mengenai nilai yang akan dikembangkan belum terlihat jelas sehingga siswa kurang memahami
nilai yang akan dikembangkan dan bisa dipastikan kurang bisa tertanam dalam diri siswa, misalnya dalam pengembangan keterampilan membaca, makna dan
petunjuk nilai cermat agar berhati-hati pada saat membaca suatu bacaan tidak dicantukan, sehingga siswa sering kali hanya sekedar membaca dengan cepat
tanpa memahami isi dari bacaan yang dibacanya. Selain masih jarang ditemuinya bahan ajar, guru mengaku mengalami
kesulitan apabila akan mengembangkan bahan ajar tersebut secara mandiri. Kesulitan ini ada dikarenakan dalam pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter, terlebih dahulu guru harus memahami secara benar pendidikan karakter itu sendiri, selain itu beban mengajar yang banyak dan bahan
yang dipersiapkanpun juga cukup rumit. Kesulitan-kesulitan ini menyebabkan guru yang mengajar kadang hanya mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-
kegiatan pembelajaran task yang telah dirancang oleh bahan ajar, tanpa
melakukan adaptasi yang berarti. Guru kadang melewatkan begitu saja pentingnya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Pada akhir kegiatan wawancara ini, guru kelas IV mengungkapkan kembali bahwa, beliau sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, apalagi bahan ajar yang berbasis aktivitas. Guru
mengungkapkan hal tersebut, karena kompetensi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, selian itu dengan
adanya bahan ajar tersebut dapat memudahkan siswa dalam memahami nilai karakter sehingga penanaman akan jauh lebih maksimal lagi dan secara tidak
langsung memudahkan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dari uraian guru yang berisi contoh berbagai hambatan yang dihadapi, dan ungkapan dibutuhkannya bahan ajar, maka peneliti dapat melihat bahwa bahan
ajar yangs elama ini digunakan oleh guru dan siswa belum mampu menanamkan nilai-nilai karakter secara maksimal dalam diri siswa. Oleh karena itu, peneliti
menarik kesimpulan, jika guru belum dapat menanamkan nilai karakter secara maksimal, maka nilai karakter dalam diri anak belum dapat berkembang dan
tertanam dengan baik. Peneliti juga mendapatkan pemahaman bahwa, sebuah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan
membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, sangat dibutuhkan baik oleh guru maupun siswa.
4.1.2 Deskripsi Produk Awal