Definisi Kecurangan Tinjauan Umum Atas Internal Audit

22 conflick of interest, suap bribery, pemberian ilegal illegal grsatuities , dan pemerasan ekonomi economic extortion.

3. Faktor-Faktor Penyebab Kecurangan

Opportunity Pressure Rationalization Sumber: Theodorus M. Tuanakotta 2007:106 Gambar 2.1 Fraud Triangle Menurut Cressey Fraud Examiner Manual, 2006 dalam Tuanakotta 2000:105, keadaan yang menciptakan peluang terjadinya fraud digambarkan dengan apa yang disebut dengan fraud triangle, yaitu : a. Tekanan Pressure Merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari susatu tekanan pressure yang menghimpitnya. Orang ini mempunyai kebutuhan keuangan yang mendesak, yang tidak dapat diceritakan kepada orang lain. Konsep yang penting disini adalah tekanan yang menghimpit hidupnya kebutuhan akan uang, padahal ia tidak bisa berbagi sharing dengan orang lain. Konsep ini dalam bahasa inggris disebut perceived non-sharable FRAUD TRIANGLE 23 financial need . Non-sharable problems yang dihadapi, yaitu violation of ascribed obligation, problems resulting from personal failure, business reversals, physical isolation, stsatus gaining, dan employe- employee relations. b. Peluang Opportunity Yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur. Adanya non- sharable financial problems saja, tidaklah akan menyebabkan orang melakukan fraud. Non-sharable problems menciptakan motif bagi terjadinya kejahatan. Tetapi pelaku kejahatan harus mempunyai persepsi bahwa ada peluang baginya untuk melakukan kejahatan tanpa diketahui orang lain. Crassey berpendapat, ada dua komponen dari persepsi tentang peluang, yaitu general information, dan technical skill. c. Rasionalisasi Rationalization Merupakan mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudahnya. Mencari pembenaran sebenarnya merupakan bagian yang harus ada dari kejahatan itu sendiri, bahkan merupakan bagian dari motivasi untuk melakukan kejahatan. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pengaruh Etika, Pendidikan, dan Pengalaman terhadap Profesionalisme Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia)

0 12 179

Kontribusi pengendalian internal dan keahlian auditor terhadap pemeriksaan (fraud Auditing) : studi empiris pada auditor internal dan eksternal di jakarta dan bandung

1 10 90

Pengaruh Red Flags, Whistleblowing, dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan

4 56 147

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN (FRAUD): Survey pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung.

0 5 9

Peranan Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud).

0 8 21

Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Pencegahan Kecurangan Fraud (Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk).

1 2 44

Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan Terjadinya Fraud (Kecurangan) Penjualan Perangko di PT. Pos Indonesia.

0 1 19

PERANAN INTERNAL AUDITOR DALAM PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN KECURANGAN | . | Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1 PB

0 0 7