28 g.
Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan kecurangan.
h. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan
kesulitan pekerjaan. i.
Menetapkan kebijakan entitas terhadap pemberian dan pnyampaian informasi kepada pihak-pihak yang dianggap perlu.
j. Menyediakan sumber-sumber tertentu dalam rangka mendeteksi
kecurangan. k.
Menyediakan saluran untuk melaporkan telah terjadinya kecurangan hendaknya diketahui oleh staf agar dapat diproses
pada jalur yang benar.
E. Pendeteksian Kecurangan
Setiap entitas pasti menghadapi resiko diantaranya adalah integrity risk
, yaitu adanya kecurangan oleh manajemen atau pegawai perusahaan yang dapat merugikan entitas. Dalam menghadapi resiko tersebut, selain
dituntut untuk memiliki keahlian dalam mencegah tindak kecurangan, internal auditor harus memahami pula bagaimana cara mendeteksi
kecurangan secara dini. Deteksi kecurangan mencakup identifikasi indikator-indikator kecurangan yang memerlukan tindaklanjut auditor
internal untuk melakukan investigasi. Antara pendeteksian dan pencegahan memiliki pengaruh yang nyata, auditor dapat mencegah kecurangan karena
terlebih dahulu mereka telah mengetahui bagaimana cara mendeteksi kecurangan Ismayanti, 2009.
29 Tindakan pendeteksian tidak dapat digeneralisir terhadap semua
kecurangan. Masing-masing kecurangan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan diperlukan pemahaman yang
baik terhadap kecurangan Amrizal, 2004. Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasarkan penggolongan kecurangan
oleh ACFE: 1.
Kecurangan Laporan Keuangan Fraudulent Financial Statemen Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan overstatement atau
understatement umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan
keuangan sebagai berikut: a.
Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba-rugi,
neraca, atau laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam presentasi.
b. Analisis Horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis presentase-
presentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
c. Analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-
nilai item dalam laporan keuangan. 2.
Penyalahgunaan Aset Asset Misappropriation Teknik untuk mendeteksi kecurangan dalam penyalahgunaan
asset sangat banyak variasinya. Namun, pemahaman yang tepat atas pengendalian internal yang baik dalam pos-pos tersebut akan sangat
30 membantu dalam melaksanakan pendeteksian kecurangan. Masing-
masing jenis kecurangan dapat dideteksi melalui beberapa teknik yang berbeda.
a. Analytical Review
Susatu review atas berbagai akun yang mungkin menunjukkan ketidakbiasaan ata kegiatan-kegiatan yang tidak diharapkan.
b. Statistical sampling
Metode ini akan efektif jika ada kecurigaan terhadap ssatu attribut, misalnya pemasok fiktif. Susatu daftar alamat akan
mengungkap adanya pemasok fiktif. c.
Vendor or outsider complaints Keluhan dari konsumen, pemasok atau pihak lain merupakan alat
deteksi yang baik yang dapat mengarahkan auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
d. Site visit-observation
Observasi ke lokasi biasanya dapat mengungkapkan ada tidaknya pengendalian internal di lokasi-lokasi tersebut.
3. Korupsi Corruption
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang
tidak puas dalam menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas sangkaan kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap
31 tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas kecurangan ini dapat
dilihat dari karakteristik si penerima maupun si pemberi. Dengan melaksanakan langkah-langkah tersebut di atas, maka auditor
diharapkan dapat lebih efektif dalam melaksanakan pengauditan yang sekaligus juga dapat lebih efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan
sehingga tidak hanya terpaku pada angka-angka di dalam laporan keuangan saja serta dapat menghindari tuntutan hukum dikemudian hari.
F. Keahlian
1. Definisi Keahlian
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary 1983 dalam
Murtanto dan Gudono 1999 mendefinisikan keahlian expertise adalah keterampilan seorang ahli. Ahli didefinisikan seseorang yang
memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tingggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.
Trotter 1986 mendefinisikan ahli adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan secara mudah, cepat,
intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Sedangkan Hayes-Roth, dkk 1983 mendefinisikan keahlian sebagai
keberadaan dari pengetahuan tentang susatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut,
dan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut Murtanto dan Gudono, 1999.