Pariwisata atau tourism adalah fenomena banyak bidang yang meliputi perpindahan ke tempat tujuan dari luar tempat tinggal sehari-hari Matheison dan
Wall, 1882. Pariwisata terdiri dari 3 elemen dasar yaitu: 1.
Elemen Mekanik yang mencakup masalah ke tempat daerah tujuan terpilih daerah tujuan.
2. Elemen statik yang mencakup masalah tinggal di daerah tujuan.
3. Elemen konsekuensi yang merupakan hasil dari kedua elemen terdahulu,
yang memperhatikan efeknya terhadap subsistem, ekosistem, fisis, dan sosial dengan kontak langsung atau tidak langsung wisatawan.
Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang diluar tempat
tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Kepariwisataan merupakan keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk
menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan Fandelli, 2001
2.2. Wisata Agro
Wisata agro merupakan salah satu bentuk wisata baru yang berkaitan dengan dunia pertanian. Di Indonesia bentuk wisata ini baru dikenal sejak akhir tahun 1980-
an. Secara sederhana, wisata ini berbentuk rekreasi di lahan pertanian, baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan atau peternakan.
Menurut Sugeng 2004, agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian agro sebagai objek wisata. Agrowisata pada
prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen
secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan
alam. Oleh karena itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para
wisatawan. Objek wisata agro tidak sebatas pada objek dengan skala hamparan yang luas seperti areal perkebunan dengan sejarah dari ratusan tahun yang lalu. Tapi usaha
pertanian dengan skala kecil juga mempunyai keunikan tersendiri bila dikemas dengan baik. Keunikan usaha pertanian dari hulur sampai hilir ini bila dikemas
dengan baik maka akan menjadi objek wisata yang menarik. Pelaksanaan pengembangan agrowisata perlu dilaksanakan secara lintas
sektoral dan multiaktivitas, dimana atraksi agrowisata dalam kegiatan pariwisata merupakan salah satu mata rantai paket pariwisata. Oleh karena itu, dalam menata
dan mengembangkan agrowisata tidak terlepas dari unsur produk wisata lainnya yakni hotel, rumah makan, transportasi, souvenir dan lainnya.
2.3. Manfaat Wisata Agro
Manfaat pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya
lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan
arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat perdesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini Sugeng, 2004
Menurut Tirtawinata 1999, beberapa manfaat dari adanya agrowisata antara lain:
1. Meningkatkan Konservasi Lingkungan.
Pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang objeknya benar-benar menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian
lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan ekosistem yang ada menjadi salah satu tujuan pengelolaan agrowisata.
Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan, yang akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim
disekitarnya. 2.
Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna,
dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam satu tata ruang yang serasi dengan alam. Oleh karena itu, dalam pembuatan agrowisata diperlukan
perencanaan tata letak, arsitektur bangunan dan landscape yang tepat. 3.
Memberikan Nilai Rekreasi Kegiatan wisata agro memiliki nilai rekreasi bagi pengunjung , karena dapat
memberikan kepuasan dan kegembiraan di tengah alam. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan fasilitas-
fasilitas penunjang atau paket-paket acara yang menimbulkan kegembiraan di
tengah alam. Oleh karena itu kegiatan rekreasi perlu direncanakan secara matang dan dilengkapi dengan fasilitas dan sarana pendukung.
4. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat agrowisata dilakukan dengan membina hubungan dengan lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan. Para
peneliti dan mahasiswa diberi kesempatan melakukan penelitian di areal agrowisata. Bentu kerjasama ini tentunya akan sangat berguna bagi kedua
belah pihak. Pihak pengelola agrowisata menyediakan tempat dan sarana penelitian, sedangkan peneliti dapat menyumbangkan hasil penelitiannya bagi
pengembangan agrowisata selanjutnya. 5.
Mendapatkan keuntungan ekonomi Agrowisata memberikan keuntungan tidak hanya bagi pengelola agrowisata,
tetapi juga bagi masyarakat disekitarnya, pemerintah daerah dan negara pada umumnya. Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat antara lain
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah, dan meningkatkan produksi.
2.4. Tujuan Agrowisata