Media Massa. Teori Performa Komunikasi.

36 Dimulai dari RCTI yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989, SCTV pada tanggal 24 Agustus 1990, TPI atau sekarang dikenal dengan MNC TV pada tanggal 23 Januari1991, Anteve pada tanggal 7 Maret 1993, Indosiar pada tanggal 11 Januari 1995. Kemudian setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran berdiri stasiunTV7 atau yang sekarang bernama Trans 7 pada tanggal 22 Maret 2000, Metro TV pada tanggal25 November 2000, Trans TV pada tanggal 25 November 2001, Lativi atau yang sekarang TV One pada tanggal 17 Januari 2002, dan Global TV pada tanggal 5Oktober 2002. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber dayamanusia. Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para pemasang iklan, televisi juga memberikan manfaat lainnya mulai dari pendidikan, sosial, budaya, sampai dengan politik.

3. Televisi Lokal.

Sesuai dengan UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran, televisi lokal adalah televisi yang bersiaran dengan wilayah jangkauan siaran terbatas atau dibatasi pada suatu wilayah tertentu. Secara garis besar misi dari tv lokal adalah menyiarkan semua hal terkait kearifan lokal dan hal ini merupakan salah satu solusi yang diharapkan masyarakat dalam rangka menyeimbangkan arus informasi dari pusat ke daerah. Kehadiran televisi lokal di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama yaitu, pada masa orde baru hingga 37 reformasi 1995-1998, dimana beberapa stasiun tv lokal telah muncul, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan komunitas tertentu. Pada fase kedua yakni, pesca reformasi 1998 hingga tahun 2001, selain televisi lokal yang sebelumnya telah hadir, juga muncul beberapa televisi lokal baru khususnya wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Dan fase ketiga tahun 2001- 2006. Ini adalah fase “booming” bagi televisi lokal di Indonesia, karena pada masa ini, spirit otonomi daerah semakin kuat dan banyak pengusaha atau pemodal didaerah mulai berkiprah di bisnis televisi lokal. 34

4. Karakter Televisi lokal.

Dalam buku This Businness Of Television Blumenthal- Goodenough, 1998:16-18 televisi lokal memiliki karakter sebagai berikut: a. Stasiun televisi lokal awalnya dimiliki oleh pengusaha lokal yang sukses. Mereka ingin memiliki stasiun televisi karena stasiun tv merupakan aset media yang sangat berharga. b. Stasiun televisi lokal biasanya tergabung dalam sebuah grup media yang bisa terdiri dari radio atau surat kabar. c. Stasiun televisi lokal berafiliasi dengan stasiun televisi lokal lain atau dengan jaringan berdasarkan kebutuhan. Televisi lokal membutuhkan program untuk mengisi jadwal mereka yang dapat dipenuhi oleh jaringan tanpa ada persyaratan untuk membayar secara tunai. 34 ATVLI. Com diakses tgl 28-08-2012. 38

G. Teori Performa Komunikasi.

Menurut Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo 1982 performa komunikasi communication performance adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka. 35 1. Performa ritual. Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut performa ritual ritual performance. Ritual terdiri dari atas empat jenis personal,tugas, sosial dan organisasi. Ritual personal personal ritual mencakup semua hal yang anda lakukan secara rutin, ditempat kerja. Misalnya, banyak anggota organisasi secara teratur mengecek esan suara atau email mereka ketika mereka bekerja tiap hari. Ritual tugas task ritual adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas membantu menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, ritual tugas sesorang karyawan di Departemen Kendaran Bermotor termasuk mengeluarkan ujian mata dan tertulis, mengambil foto dari calon pengemudi, melasnakan ujian mengemudi, memverifikasi asuransi mobil dan menerima pembayaran. Ritual Sosial social ritual adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Misalnya, beberapa anggota organisasi berkumpul bersama untuk menghabiskan 35 Richard West Lynn. H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,Jakarta: Salemba Humanika, 2008, h. 325 39 waktu bersama di bar paa hari jum’at untuk merayakan akhir pekan. Ritual sosial juga dapat mencakup perilaku nonverbal di dalam organisasi, di dalam organisasi termasuk jumat kasual dan penghargaan karyawan terbaik bulan ini. Yang terakhir, yaitu ritual organisasi organizational ritual adalah kegiatan perusahaan yang sering dilakukan seperti rapat devisi, rapat fakultas dan bahkan piknik perusahaan seperti yang diikuti oleh Fran Callahan. 2. Performa Sosial. Performa sosial social performance merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Pepatah mengatakan “hal kecil memulai hal yang besar” berhubungan langsung dengan performa ini baik dengan senyum atau sapaan „selamt pagi’, menciptakan suatu rasa kekeluargaan sering kali merupakan bagian dari budaya organisasi. Akan tetapi, sering kali sangat sulit untuk bersikap sopan. Ketika suasana sedang tegang, sungguh merupakan hal yang sulit dan terkadang menjadi tidak tulus untuk tersenyum dan menguca pkan „selamat pagi’ pada orang lain. Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan prilaku yang profesional, bahka dimasa sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini. 3. Performa Politis. Ketika budaya organisasi mengomunikasikan performa politis political performance, budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dan kontrol 40 merupakan ciri dari kehidupan korporat di Amerika Serikat. Walaupun demikian, karena kebanyak organisasi bersifat hierarki, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup control untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika anggota organisasi terlibat dalam performa politis, mereka mengomunikasin keinginan untuk memengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Misalnya, pengalaman sekelompok perawat di Rumah Sakit Spiring Valley. Selam bertahun- tahun, para perawat cukup puas dengan status kelas dua mereka bila dibandingkan dengan para dokter. Baru-baru ini, para perawat memutuskan untuk menyuarakan perlakuan ini. Mereka berbicara pada para dokter, kepada staff medis lainnya dan kepada pasien. Dalam hal ini, mereka sedang menjalankan lebih banyak kekuasaan terhadap pekerjaan mereka. Performa politis budaya mereka berpusat pada pengakuan akan kompetensi mereka sebagai tenaga medis profesional dan untuk komitmen mereka terhadap misi dari rumah sakit tersebut. Tujuan mereka adalah untuk dilegitimasi di rumah sakit oleh para dokter, rekan kerja dan para pasien. Performa mereka, tak diragukan lagi sangat penting dalam membanungan budaya organisasi yang berbeda. 4. Performa Enkulturasi. Performa enkulturasi enculturation performance merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi. Performa- performa ini dapat berupa sesuatu yang peran maupun hati-hati dan 41 performa ini mendemonstrasikan kompetisi seseorang anggota dalam sebuah organisasi. Misalnya, beberapa performance akan dilakukan untuk mengenkulturasi Fran ke dalam posisinya yang baru. Ia akan mengamati dan mendengarkan kolega-koleganya menampilkan pemikiran dan perasaan mereka terhadap beberapa isu; diantaranya jam kerja, diskon karyawan dan newsletter perusahaan, Fran akan memulai untuk mengetahui budaya organisasi tersebut. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, performa ini dapat saling tumpah tindih. Sangat mungkin karenanya, unutk menganggap performa sosial sebagai performa ritual. Misalnya, memberikan salam „selamat pagi’ kepada seseorang rekan sekerja atau membuatkan kopi untuk seseorang lain di hari berikutnya. Dalam contoh ini, tindakan kesopanan dianggap personal dan bahkan tugas ritual. Oleh karenanya, performa tersebut dapat menjadi sosial maupun ritual. Selain itu, performa dapat muncul dari keputusan yang dibuat secara sadar untuk melakukan apa yang dipikirkan atau dirasakan mengenai suatu isu, seperti dalam contoh kita mengenal para perawat Rumah Sakit Spiring Valley. Atau performa ini dapat menjadi lebih intuitif, seperti, di dalam contoh kita mengenai Fran Callahan. Jelaslah bahwa Pancanowsky dan O’Donnell Trujillo yakin bahwa performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi. 36 36 Ibid, h. 327-329 . 42

H. Pengertian Eksistensi.

Eksistensi Apa sih eksistensi itu? perlu ga sih? Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau sesuai dengan judul : eksistensi kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita tidak ada. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena ini merupakan pembuktian akan hasil kerja kita performa kita di dalam suatu lingkungan. Perkuliahan misalnya, dosen akan lebih mengenal dan mengetahui keberadaan kita setelah dosen tahu performa kita baik dengan nilai yang bagus, aktif, dan komunikatif dan cenderung sedikit memperhatikan orang-orang yang pasif. Dalam suatu keorganisasian eksistensi hanya perlu dilakukan dengan sebuah apresiasi terhadap kerja seseorang. apresiasi yang sangat sederhana, yaitu ucapan terima kasih. Hanya itu, hanya sebuah ucapan terima kasih yang mampu membuat seseorang yang merasakan keberadaannya, merasakan eksistensinya. Namun kadang, ketika semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing kita lupa akan masalah kecil ini. ucapan terima kasih. 37 37 Google, wordpress.com20100729eksistensidiakses tgl 20-12-2012. 43

BAB III GAMBARAN UMUM CAHAYA TELEVISI CTV BANTEN.

A. Sejarah Berdirinya Stasiun Cahaya Televisi CTV Banten.

1. Latar belakang berdirinya Stasiun Cahaya Televisi CTV Banten.

Tanggal 17 Oktober 2000, Presiden Abdurahman Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang Propinsi Banten. Satu bulan setelah pengesahan itu, pada tanggal 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Propinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah propinsi sementara waktu itu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas 2001 jumlah penduduk Propinsi Banten 780.217 yang sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Adapun daerah yang sudah berorientasi pada kegiatan industri adalah ibukota Kabupaten dan Kota Tangerang serta Cilegon. Selain itu di Kabupaten Tangerang penduduknya paling banyak bekerja di sektor perdagangan, hotel resatorant, angjutan, bank dan jasa lainnya. Sebagai propinsi yang usianya terglong muda, Banten terus membangun di berbagai sektor. Selain letaknya yang strategis berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta, Banten juga memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata, industri, pertanian serta hunian keluarga. Menyadari akan potensi di berbagai sektor tersebut, maka dibutuhkan suatu panduan informasi dari dan untuk masyarakat Banten 44 maupun masyarakat luar secara global. Selain itu dibutuhkan juga saran yang dapat menjembatani hubungan antara masyarakat Banten dengan pemerintah daerah setempat. Dalam konteks tersebut, industri televisi diyakini sebagai media yang menampilkan informasi, berita, dan hiburan secara audio visual. Industri televisi juga mendapat agent of change yang berperan penting di era informatika serta globalisasi saat ini. Di latar belakangi kebutuhan tersebut, hadirlah Cahaya Televisi Indonesia yaitu Cahaya Televisi CTV Banten. Cahaya Televisi CTV Banten lahir pad tanggal 1 Januari 2004 adalah stasiun televisi pertama di Provinsi Banten, Indonesia. Beropersi pada channel 26 UHF, meliputi wilayah siar Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Cilegon, dengan kekuatan sinyal mencapai 10 Kilowatt. Cahaya Televisi Banten memiliki motto Pendidikan bagi keluarga. Hot hits internasional. Cahaya Televisi CTV Banten siaran 18 jam setiap hari. Mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan 00.00 WIB. Ada beberapa program musik, diantaranya hot hits pop asli, hot hits intenasional dan program- program olahraga CTV SPORT. Cahaya Televisi CTV Banten adalah televisi swasta pertama di Provinsi ini, dengan populasi penduduk mencapai 8 juta jiwa. Timbul pertanyaan apakah Cahaya Televisi Banten bisa sukses tentu saja jawabnya bisa karena Cahaya Televisi Banten mempunyai program-program yang sangat bagus dan sangat disenangi oleh pemirsa.

Dokumen yang terkait

Manajemen Media Penyiaran Televisi Swasta Lokal (Studi Tentang Strategi Manajemen Media Di Stasiun Padangtv Dalam Memproduksi Program Televisi Dengan Muatan Budaya Lokal )

17 192 223

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

Strategi kreatif Produser dalam mempertahankan eksistensi Program Dakwah Mamah & AA ber-Aksi di Stasiun Televisi Indonesia

19 169 110

STRATEGI POSITIONING TELEVISI LOKAL (Studi Deskriptif Tentang Strategi Positioning Radar Tasikmalaya Televisi Sebagai Televisi Lokal di Tasikmalaya Dalam Meningkatkan Jumlah Penonton)

0 6 113

TINJAUAN UMUM STASIUN TELEVISI STASIUN TELEVISI SWASTA LOKAL DI YOGYAKARTA.

1 6 57

PERENCANAAN STRATEGIK MEDIA TELEVISI DALAM PERSAINGAN DI INDUSTRI MEDIA TELEVISI LOKAL Studi pada PT. Padang Media Televisi.

0 6 19

Strategi Pemberdayaan SDM Televisi Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Program Siaran Bidang Kesehatan Dan Lingkungan Pada Stasiun Televisi Lokal Di Jawa Barat.

0 4 16

Manajemen Media Penyiaran Televisi Swasta Lokal (Studi Tentang Strategi Manajemen Media Di Stasiun Padangtv Dalam Memproduksi Program Televisi Dengan Muatan Budaya Lokal )

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Manajemen Media Penyiaran Televisi Swasta Lokal (Studi Tentang Strategi Manajemen Media Di Stasiun Padangtv Dalam Memproduksi Program Televisi Dengan Muatan Budaya Lokal )

0 3 46

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN TELEVISI SWASTA LOKAL (Studi Tentang Strategi Manajemen Media di Stasiun PadangTV dalam Memproduksi Program Televisi Dengan Muatan Budaya Lokal ) TESIS

0 1 13