37
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Erlina Harismawati 2010 yang
ber judul “Implementasi Problem Based Learning dan Penggunaan Modul
Akuntansi Bilingual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa pada Kompetensi Praktik Akuntansi Manual Perusahaan Jasa Kelas
X.1 Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20092010
”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar Akuntansi setelah diterapkannya Prolem Based Learning
dan Penggunaan
Modul Akuntansi
Bilingual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 28 siswa atau 80 siswa
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dengan nilai rata-rata 82, 26. Pada siklus II prestasi belajar Akuntansi siswa meningkat menjadi 33
siswa atau 94, 3 yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata 91,44. Persamaan penelitian ini dengan peneliti Nur Erlina Harismawati adalah
sama-sama menggunakan modul dan diterapkan pada mata pelajaran akuntansi untuk siswa SMK. Perbedaannya adalah pada penelitian ini
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan pada penelitian Nur Erlina Harismawati menggunakan Problem Based
Learning.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori, proses pembelajaran akuntansi di kelas X Akuntansi 4 SMK Negeri 1 Klaten masih
didominasi oleh penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran. Dalam
38
metode ceramah ini kegiatan belajar masih berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif. Pembelajaran terasa monoton karena guru memberikan
ceramah dan siswa mendengarkan, kemudian siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. Pembelajaran seperti itu dapat menjadikan siswa bosan karena
setiap siswa memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga semua siswa tidak dapat
diperlakukan sama dalam kecepatan memahami materi pelajaran akuntansi. Hal yang demikian harus diperhatikan,
karena pada kenyataannya SMK Negeri 1 Klaten menetapkan KKM yang tinggi dan hasil belajar sebagian siswa kelas X Akuntansi 4 belum mencapai
KKM. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana belajar yang berbeda dan lebih menarik agar siswa lebih semangat dalam belajar, sehingga hasil
belajar siswa mencapai KKM yang telah ditentukan. Salah satu pemecahannya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan menggunakan modul. Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan suatu metode pembelajaran di mana siswa
yang lebih mampu menjadi asisten untuk membantu siswa yang kurang mampu dalam kelompoknya. Dalam suatu kelompok, siswa dapat saling
berdiskusi, berpendapat dan membantu teman sekelompoknya yang mengalami kesulitan dalam memahami materi. Kegiatan berkelompok akan
membantu siswa yang kurang mampu dalam memahami materi. Pembelajaran kooperatif tipe TAI dan penggunaan modul mengajarkan siswa untuk
memandang teman-teman sebagai teman belajar yang saling membantu dan berlatih bekerjasama untuk mengerjakan tugas yang ada dalam modul.
39
Dalam proses pembelajaran pada penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe TAI diimplementasikan sebagai upaya memadukan perbedaan
kemampuan dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menggali kemampuan masing-masing anggota kelompok, baik kemampuan
secara individu maupun secara berkelompok. Selain itu siswa berlatih untuk terampil berkomunikasi dan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan
tugas saat pembelajaran. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, diharapkan siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas kemampuan baik dalam bidang akademik maupun bidang sosial.
Pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu lebih banyak dari pada dengan pembelajaran dengan metode ceramah, untuk itu model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat didukung dengan penggunaan paket pembelajaran yang dapat membantu siswa secara individual, sehingga selain dapat belajar
secara kelompok di sekolah, siswa dapat belajar secara individual di rumah masing-masing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
penggunaan modul. Penggunaan modul dapat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran di sekolah baik waktu, fasilitas, maupun tenaga untuk mencapai tujuan secara optimal. Dengan modul, siswa yang mengikuti pembelajaran
akuntansi lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar akuntansi secara mandiri, membaca uraian, dan petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab
pertanyaan-pertanyaan, dan melaksanakan tugas-tugas yang harus
40
diselesaikan. Dengan belajar kelompok dan mengunakan modul, maka kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat dipecahkan secara individual
dapat dipecahkan bersama asisten dengan bimbingan guru. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI dan penggunaan modul
diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian