4.2 Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya di analisis untuk mendeskripsikan seberapa tinggi tingkat pengetahuan surat-menyurat dan keterampilan menulis surat
undangan dinas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bantul. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mencari nilai rata-rata X
1
, simpangan baku S
1
, dan mengintepretasikan ke dalam Tabel.7 pedoman konversi angka skala 5.
Untuk mencari koefisien korelasi langkah-langkah yang dilakukan; pertama, mencari jumlah skor seluruh siswa dari hasil tes pengetahuan surat-menyurat dan
keterampilan menulis suratundangandinas siswa. Kedua, mencari jumlah skor kuadrat dari jumlah skor kedua tes tersebut, jumlah skor pengetahuan surat-menyurat
dikalikan dengan jumlah skor keterampilan menulis surat undangan dinas, kemudian untuk mencari koefisien korelasi dari keduanya menggunakan analisis korelasi dari
Karl Pearson yang terkenal dengan product moment. Ketiga, menentukan besar korelasi dari keduanya menggunakan tabel interpretasi nilai r.
Dari analisis data diketahui hasil tes pengetahuan surat-menyurat siswa, hasil tes keterampilan menulis suratundangan dinas siswa. Selain itu juga diketahui
korelasi antara pengetahuan surat-menyurat dengan keterampilan menulis suratundangan dinas siswa kelas XI. Berikut ini rincian hasil pengolahan data yang
telah dilakukan dengan bantuan program International Business Machine Statistical Products and Solution Services versi 20 atau dikenal dengan IBM SPSS Statistics 20.
4.2.1 Hasil Pengetahuan Surat-Menyurat Siswa
Pada bagian ini disajikan distribusi skor, frekuensi penyebaran skor, perhitungan skor rata-rata, dan penentuan perhitungan dalam persentase. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi pengetahuan surat menyurat siswa kelas XI.
4.2.1.1 Distribusi Skor Hasil Tes Pengetahuan Surat-Menyurat Siswa
Data variabel pengetahuan surat-menyurat diperoleh melalui hasil tes pilihan ganda yang terdiri dari 40 item dengan jumlah responden 60. Berdasarkan hasil tes
pengetahuan surat-menyurat diperoleh skor tertinggi sebesar 95 dan skor terendah 45. Hasil analisis rata-rata diperoleh sebesar 76.06. Lebih jelasnya data tersebut
dipaparkan pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel. 10 Tabulasi Distribusi Frekuensi Tes Pengetahuan Surat-Menyurat
No Kelas Interval
Frekuensi 1 dari N = 60
kategori 1
85 - 100 10
16.15 Sangat Baik
2 75 - 84
21 34.55
Baik 3
65 - 74 23
39.5 Cukup
4 55 - 64
6 9.8
Kurang 5
10 - 54 Gagal
Jumlah = 60 100
Untuk mengetahui letak atau kedudukan masing-masing siswa dalam kategori tertentu maka dapat dihitung, mean ideal X
1
menurut Nurkancana via Nurgiyantoro 1988:364 adalah 60 dari skor maksimal. Jadi mean ideal adalah 60, sedangkan
simpangan baku ideal S
1
adalah seperempat dari X
1
. Jadi simpangan baku ideal adalah 15. Di bawah ini pedoman konversi yang dimaksud untuk penilaian skala lima
dengan mempergunakan X
1
= 60 dan S
1
= 15.
Tabel. 11 Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala 5
Skala Sigma
Skala Angka Skala Lima
E - A 0 - 4
Kategori +1,5
+0,5 -0,5
-1,5 X
1
+ 1,5S 60 + 1,5 x 15 = 82,50 X
1
+0,5S 60 + 0,5 x 15 = 67,5 X
1
-0,5S 60 - 0,5 x 15 = 52,5 X
1
-1,5S 60 - 1,5 x 15 = 37,5 A
B C
D
E 4
3 2
1 Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang Gagal
Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa siswa dapat dikatakan memiliki pengetahuan surat-menyurat kategori sangat baik apabila memiliki skor di atas 82.5,
kategori baik apabila memiliki skor 68 – 82.5, kategori cukup apabila memiliki skor
53 sampai 67.5, sedangkan siswa yang memiliki skor 38 – 52.5 termasuk dalam
kategori kurang dan siswa yang memiliki skor 37.5 ke bawah termasuk dalam kategori gagal.