Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

101

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Fokus dalam penelitian ini mengkaji praanggapan dalam interaksi langsung antara penduduk Bali dengan wisatawan asing. Penelitian ini mengambil beberapa lokasi, yaitu: Ubud, Pasar seni Kuta, dan Sukawati. Dalam penelitian ini juga terdapat tiga peristiwa tutur, yakni pada Pusat Penerangan Wisata Tourism Information, Agen Perjalanan Travel Agent dan pasar seni Art Market. Bahasan dalam penelitian ini menyangkut perihal pemakaian dan pemaknaan praanggapan yang tersirat dalam sebuah tuturan. Interaksi langsung antara penduduk setempat dengan wisatawan asing ini dipilih sesuai dengan sifat keunikan yang mencirikan kedua partisipan. Berdasarka hasil penelitian ini maka telah terjawab seluruh komponen pertanyaan pada bab sebelumnya. Hal ini kembali diuraikan secara singkat seperti di bawah ini. Pertama yang menanyakan jenis dan makna praanggapan yang dapat direalisasikan dalam setiap tuturan wisatawan tersebut adalah terdapat tujuh jenis praanggapan yang berperan dalam peristiwa tutur ini. Ketujuh jenis praanggapan tersebut adalah praanggapan eksistensial, praanggapan faktual, praanggapan leksikal, praanggapan struktural, praanggapan pengandaian, praanggapan implikatif, dan praanggapan temporal. Praanggapan struktural memperoleh data paling besar sebanyak 74 buah 35.7 dari rekapitulasi pemakaian praanggapan pada keseluruhan peristiwa tutur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa praanggapan struktural sangat mendominasi. Kemudian, tidak hanya jenis praanggapannya saja yang dapat diuraikan namun juga satuan lingual yang mengikutinya. Seperti pada praanggapan leksikal akan sering ditemukan satuan-satuan lingual seperti start, finish, give, come dan go. Selanjutnya, pada praanggapan implikatif cenderung ditemukan satuan-satuan lingual seperti see dan get , kemudian pada praanggapan temporal ditemukan satuan lingual before, after dan untill . Pada praanggapan pengandaian hanya memiliki satu penanda pasti yakni satuan lingual if. Pada praanggapan faktual hampir keseluruhannya dibantu oleh pemerolehan praanggapan dari teori yang dirumuskan oleh Grundy. Pada praanggapan eksistensial tidak memiliki penanda yang khas namun selalu menujukan keadaan dan keberadaan yang sebenarnya. Inilah kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Jawaban atas rumusan masalah kedua yakni praanggapan struktural merupakan jenis praanggapan yang berperan paling dominan dalam ketiga peristiwa tutur tersebut. Praanggapan struktural dapat dinyatakan melalui tuturan dalam bentuk kalimat tanya seperti: YesNo Question, WH-Question dan Alternative Question. Jawaban atas rumusan masalah ketiga mengenai pola yang dapat digambarkan dari setiap peristiwa tutur yaitu diawali dengan pemakaian praanggapan struktural, kemudian dilanjutkan dengan praanggapan eksistensial dan diakhiri dengan pemakaian praanggapan leksikal. Pola ini menjelaskan bahwa praanggapan struktural merupakan praanggapan yang paling berperan aktif dalam setiap peristiwa tutur yang telah terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan praanggapan eksistensial sebagai bukti dari keberadaan objek wisata, hotel, pergelaran seni dan lain sebagainya yang berkaitan dengan konteks situasi yang ada. Praanggapan leksikal merupakan jenis praanggapan terakhir yang berperan aktif dalam ketiga peristiwa tutur ini. Susunan ketiga jenis praanggapan ini terjadi disebabkan karena faktor keingin tahuan antara penutur dan mitratutur mengenai sebuah informasi yang akurat.

B. Saran