55
4. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih
lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data pretest maupun
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Kemudian baru ditentukan teknik statistik analisis data yang
sesuai berdasarkan data tersebut. Jika datanya normal maka digunakan statistik parametrik, sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal
maka statistik parametrik tidak dapat digunakan. Untuk menghitung normalitas data digunakan rumus sebagai berikut:
fe fe
fo 1
i k
x
2 2
Riduwan, 2011:124 Keterangan:
X² = Chi-kuadrat fo = Frekuensijumlah data hasil observasi
fe = Jumlahfrekuensi yang diharapkan Dengan membandingkan X²
tabel
dengan X²
hitung
untuk taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan dk = k - 1, maka dapat
dirumuskan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika X²
tabel
≤ X²
hitung
artinya distribusi data tidak normal Jika X²
tabel
≥ X²
hitung
artinya data berdistribusi normal
56 b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dengan uji-F. Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui keseimbangan varians nilai pretest maupun
posttest antara kedua kelas. Uji homogenitas merupakan persyaratan utama untuk melakukan uji komparasi atau uji beda.
Adapun rumus yang digunakan:
2 2
2 1
hitung
S S
F
Riduwan, 2011:120 Keterangan:
S² = Kelas yang mempunyai varians besar S² = Kelas yang mempunyai varians kecil
Membandingkan nilai F
tabel
dengan F
hitung,
dengan ketentuan dk pembilang untuk varians terbesar = n - 1, dk penyebut untuk
varians terkecil = n - 1 dan taraf signifikansi 5. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Jika F
tabel
≤ F
hitung
, berarti tidak homogen Jika F
tabel
≥ F
hitung
, berarti homogen
5. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan
menghitung statistik
deskriptif untuk
mengetahui terdapatnya perbedaan hasil belajar kelompok kontrol dan eksperimen digunakan pengujian hipotesis komparatif menggunakan rumus
t-test dua sampel Independent tidak berkorelasi karena diambil dari dua sampel yang berbeda. Rumus uji-t yang digunakan sebagai berikut:
57
2 2
2 1
2 1
2 1
n S
n S
X X
t
Sugiyono, 2011:138 Keterangan:
1
X
= rata- rata kelas eksperimen
2
X
= Rata- rata kelas kontrol
2 1
S
= Varians kelas eksperimen
2 2
S
= Varians kelas kotrol n
1
= Jumlah sampel kelas eksperimen n
2
= Jumlah sampel kelas kontrol Selanjunya harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel.
Untuk menentukan hipotesis nol diterima atau tidak. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:
H
o
: Tidak terdapat perbedaan dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran
Jigsaw dan
metode pembelajaran konvensional.
H
a
: Terdapat perbedaan dari hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw
dan metode
pembelajaran konvensional. Atau bisa ditulis,
H
o:
µ
1
= µ
2
H
a:
µ
1
≠ µ
2
58 H
o
diterima jika, t hitung lebih kecil dari t tabel artinya tidak terdapat perbedaan antara metode mengajar Jigsaw dengan metode
mengajar konvensional H
o:
µ
1
= µ
2
. Dengan demikian jika t hitung sama atau lebih besar dari t tabel maka H
a
diterima artinya terdapat perbedaan antara metode pembelajaran Jigsaw dengan metode pembelajaran
Konvensional.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment yang dilakukan di SMK Wongsorejo Gombong pada kelas X teknik pemesinan dengan kelas XMA
sebagai kelas kontrol dan kelas XMC sebagai kelas eksperimen. Kelas XMC sebagai kelas eksperimen mengalami perlakuan dengan menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajarnya, sedangkan kelas XMA sebagai kelas kontrol tetap menggunakan metode pembelajaran konvensional
dalam kegiatan belajar mengajarnya.
A. Hasil Penelitian
Beberapa hasil penelitian yang diperoleh antara lain:
1. Proses Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw Proses pembelajaran pada kelas XMC kelas eksperimen
dengan metode Jigsaw mendorong peserta didik untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain. Hal tersebut dapat dilihat pada langkah-langkah pembelajaran Jigsaw yang mengharuskan peserta
didik menghafal materi yang didiskusikan dan menerangkan kembali materi
yang sudah
didapat kepada
teman sekelompoknya.
Pembelajaran yang dilakukan juga mengembangkan keaktifan dan diskusi peserta didik, sehingga mengharuskan peserta didik mampu
bekerja sama antar peserta didik. Metode Pembelajaran Jigsaw