Namun demikian dari total yang menyangkut umur karyawan diantaranya 33 karyawan atau 41,3 diantaranya adalah mereka yang berumur 20 – 30 tahun
dan 37 karyawan atau 46,3 yang berumur 30 – 40 tahun merupakan umur karyawan yang ada sekarang ini dalam kategori produktif sehingga lebih teliti dan
bertanggung jawab dalam pekerjaannya serta bijaksana dalam bertindak sesuai dengan aturan yang ditetapkan organisasi. Disamping itu juga terlihat dari tingkat
perbaikan pekerjaan yang terus menerus dilakukan oleh karyawan guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan sehingga efektivitas dan efisiensi juga
dapat dicapai perusahaan. Karyawan juga mempunyai kemampuan yang baik dan semangat tinggi terhadap pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dan mempunyai
keinginan untuk terus memperdalam pengetahuan dalam bidang pekerjaannya dan mempunyai motivasi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan. Sedangkan sisanya 10 karyawan 12,5 yang berumur 40 – 50 tahun merupakan keputusan dari pimpinan disebabkan adanya pengangkatan status
karyawan kontrak yang sudah lama bekerja menjadi karyawan tetap.
4.1.3.2. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Status Pernikahan
Data tabulasi silang berdasarkan karateristik jenis kelamin dan status pernikahan terdapat pada Tabel IV.2 berikut ini :
Tabel IV.2. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Status Pernikahan
Jenis Kelamin Status Pernikahan Crosstabulation
Status Pernikahan Total
Belum Nikah Nikah
Jenis Kelamin
Laki-Laki Count
12 40
52 within Jenis Kelamin
23.1 76.9
100.0 within Status Pernikahan
70.6 63.5
65.0 of Total
15.0 50.0
65.0 Perempuan
Count 5
23 28
Universitas Sumatera Utara
within Jenis Kelamin 17.9
82.1 100.0
within Status Pernikahan 29.4
36.5 35.0
of Total 6.3
28.8 35.0
Total Count
17 63
80 within Jenis Kelamin
21.3 78.7
100.0 within Status Pernikahan
100.0 100.0
100.0 of Total
21.3 78.7
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Dari hasil tabel IV.2 frekuensi data yang diamati bahwa terdapat 12 karyawan 23,1 berstatus belum menikah yang mempunyai jenis kelamin laki-
laki dan 40 karyawan 76,9 berstatus menikah mempunyai jenis kelamin laki- laki sehingga total karyawan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 karyawan
65. Disamping itu terdapat 5 karyawan 17,9 berstatus belum nikah yang mempunyai jenis kelamin perempuan dan 23 karyawan 82,1 berstatus
menikah mempunyai jenis kelamin perempuan. Ini menunjukkan karyawan perempuan KPO PT. Bank Aceh di Banda Aceh lebih bersedia untuk mematuhi
wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki ekspektasi untuk sukses, walaupun kecil. Satu masalah
yang nampak membedakan jenis kelamin dalam pekerjaan adalah pilihan atas jadwal kerja bagi perempuan yang mempunyai anak-anak prasekolah. Perempuan
yang bekerja lebih mungkin memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lentur, dan telekomuniting mengerjakan pekerjaan kantor di rumah agar dapat
menampung tanggung jawab keluarga. Secara historis tanggung jawab rumah tangga dan keluarga pada wanita lebih tinggi. Peran historis wanita dalam
perawatan anak dan sebagai pencari nafkah sekunder memperkuat argumentasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari total karyawan yang mempunyai jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan, maka karyawan KPO PT. Bank Aceh di Banda Aceh status yang
belum menikah sebanyak 17 karyawan 21,3 dan selebihnya 63 karyawan 78,7 yang berstatus menikah. Ini menunjukkan bahwa karyawan yang
menikah lebih sedikit absensinya, mengalami pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang masih belum
menikah bujangan. Pernikahan meningkatkan rasa tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting. Sangat
mungkin bahwa karyawan yang tekun dan puas lebih besar kemungkinannya diperoleh oleh karyawan yang sudah menikah, sehingga karyawan memiliki
motivasi kerja yang tinggi dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk keberhasilan organisasi.
4.1.3.3. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Data tabulasi silang berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan tingkat pendidikan terdapat pada Tabel IV.3 berikut ini :
Tabel IV.3. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin Pendidikan Crosstabulation
Pendidikan Total
SMA Diploma-III
Sarjana Jenis
Kelamin Laki-Laki
Count 16
15 21
52 within Jenis Kelamin
30.8 28.8
40.4 100.0 within Pendidikan
47.1 100.0
67.7 65.0
of Total 20.0
18.8 26.3
65.0 Perempuan
Count 18
10 28
within Jenis Kelamin 64.3
.0 35.7 100.0
within Pendidikan 52.9
.0 32.3
35.0 of Total
22.5 .0
12.5 35.0
Total Count
34 15
31 80
within Jenis Kelamin 42.5
18.8 38.8 100.0
within Pendidikan 100.0
100.0 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin Pendidikan Crosstabulation
Pendidikan Total
SMA Diploma-III
Sarjana Jenis
Kelamin Laki-Laki
Count 16
15 21
52 within Jenis Kelamin
30.8 28.8
40.4 100.0 within Pendidikan
47.1 100.0
67.7 65.0
of Total 20.0
18.8 26.3
65.0 Perempuan
Count 18
10 28
within Jenis Kelamin 64.3
.0 35.7 100.0
within Pendidikan 52.9
.0 32.3
35.0 of Total
22.5 .0
12.5 35.0
Total Count
34 15
31 80
within Jenis Kelamin 42.5
18.8 38.8 100.0
within Pendidikan 100.0
100.0 100.0 100.0
of Total 42.5
18.8 38.8 100.0
Sumber: Hasil Penelitian data diolah, 2012
Dari hasil tabel IV.3 frekuensi data yang diamati bahwa terdapat 16
karyawan 30,8 yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas SMA mempunyai jenis kelamin laki-laki dan 15 karyawan 28,8 dengan pendidikan
Diploma-III serta 21 karyawan 40,4 dengan tingkat pendidikan Sarjana mempunyai jenis kelamin laki-laki sehingga total karyawan berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 52 karyawan 65. Disamping itu terdapat 18 karyawan 64,3 dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA yang mempunyai jenis
kelamin perempuan dan 10 karyawan 35,7 dengan tingkat pendidikan Sarjana mempunyai jenis kelamin perempuan.
Berdasarkan tingkat pendidikan pula dapat dilihat bahwa karyawan KPO PT. Bank Aceh di Banda Aceh, sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah
Atas SMA, yaitu berjumlah 34 karyawan atau sekitar 42,5. Hal ini dikarenakan karyawan yang direkrut KPO PT. Bank Aceh di Banda Aceh banyak yang berasal
dari formasi SMA dengan tujuan untuk tetap menjaga efesiensi aset perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dari disisi keuangan. Begitu juga dengan kondisi fisik yang dimiliki oleh setiap karyawan masih memungkinkan untuk melakukan pekerjaan sepenuh waktu
sehingga setiap karyawan mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik.
Namun demikian, tingkat pendidikan sarjana S1 berjumlah 31 karyawan atau 38,7 mengalami peningkatan disebabkan adanya karyawan yang melanjutkan
pendidikan dari jenjang Diploma-III ke jenjang Sarjana S1, sehingga karyawan yang berpendidikan Diploma 3 semakin berkurang sebanyak 15 karyawan atau
18,8. Oleh sebab itu, latar belakang pendidikan sarjana berpengaruh pada pengharapan karyawan atas pemenuhan terhadap faktor-faktor kepuasan kerja yang
cukup tinggi, sehingga apabila mereka merasakan tidak terpenuhinya sebagian atau keseluruhan dari faktor-faktor kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap adanya
keinginan tertentu untuk keluar dari organisasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, untuk mengukur kesesuaian penempatan kerja kayawan berdasarkan tingkat
pendidikan sarjana pada KPO PT. Bank Aceh di Banda Aceh digunakan beberapa indikator yaitu penempatan karyawan disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan karyawan, penempatan karyawan disesuaikan dengan wawasan pengetahuan tentang pekerjaan, dan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
4.1.3.4. Tabulasi Silang Umur dan Status Pernikahan Tabel IV.4. Tabulasi Silang Umur dan Status Pernikahan
Umur Status Pernikahan Crosstabulation
Status Pernikahan Total
Belum Menikah
Menikah Umur
20-30 Tahun Count
5 28
33 within Umur
15.2 84.8
100.0
Universitas Sumatera Utara
within Status Pernikahan 29.4
44.4 41.3
of Total 6.3
35.0 41.3
30-40 Tahun Count
12 25
37 within Umur
32.4 67.6
100.0 within Status Pernikahan
70.6 39.7
46.3 of Total
15.0 31.3
46.3 40-50 Tahun
Count 10
10 within Umur
.0 100.0
100.0 within Status Pernikahan
.0 15.9
12.5 of Total
.0 12.5
12.5 Total
Count 17
63 80
within Umur 21.3
78.8 100.0
within Status Pernikahan 100.0
100.0 100.0
of Total 21.3
78.8 100.0
Sumber: Hasil Penelitian data diolah, 2012
Dari hasil tabel IV.4 frekuensi data yang diamati bahwa terdapat 5
karyawan 15,2 dengan status belum menikah yang berumur antara 20 – 30 tahun. Ini mengindikasikan bahwa karyawan yang baru direkrut masih dalam
tahap percobaan dan karyawan outsourcing yang tidak diperkenankan menikah lebih awal karena masih dalam pembinaan pihak manajemen bank. Sedangkan 28
karyawan 84,8 dengan status menikah yang berumur antara 20 – 30 tahun menunjukkan bahwa mereka adalah karyawan tetap yang telah melewati masa
percobaan dan sudah memenuhi kelayakan untuk melakukan pernikahan. Dari total karyawan yang berumur 20 – 30 tahun sebanyak 33 karyawan 41,3
dengan status pernikahan yang berbeda baik yang menikah maupun belum menikah dapat disimpulkan bahwa suatu kondisi atau keadaan yang
menggambarkan ukuran tingkat produktif karena usia yang masih muda dan kondisi kesehatan dan fisik yang masih baik sehingga tidak mengakibatkan
tingkat absensi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Status karyawan yang belum menikah sebanyak 12 karyawan 32,4 dan yang berstatus menikah sebanyak 25 karyawan 67,6 yang berumur antara 30 –
40 tahun. Ini menunjukkan karyawan yang memiliki sikap dengan kepribadian yang baik dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya serta memiliki
produktivitas yang baik sehingga berpengaruh terhadap tanggapan karyawan yang baik pula terhadap pekerjaannya. Inilah tujuan yang ingin dicapai dengan
menempatkan diri terhadap situasi dan kondisi akan tanggung jawab pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Begitu juga yang berumur antara 40 – 50 tahun mempunyai status menikah sebanyak 10 karyawan 100. Ini dapat dilihat bahwa adanya kualitas
positif dari para karyawan yang berusia lanjut dari pengalaman, pertimbagan, etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap mutu, komitmen terhadap pekerjaan
dan organisasi. Karyawan yang berusia lanjut akan memiliki kemungkinan yang sangat kecil keluar atau berhenti dari pekerjaannya. Usia memiliki hubungan yang
terbalik dengan kemangkiran. Hubungan antara usia dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif pada karyawan yang profesional, sedangkan pada non-
profesional kepuasan itu merosot dengan bertambahnya usia mereka. Dengan demikian secara keseluruhan karyawan yang mempunyai status
belum menikah sebanyak 17 karyawan 21,3 dan status menikah sebanyak 63 karyawan 78,8 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara umur dan status
pernikahan memiliki kontribusi yang positif dalam meningkatkan kinerja organisasi.
4.1.3.5. Tabulasi Silang Umur dan Tingkat Pendidikan