setiap pernyataan pada lembar observasi dan angket dengan menggunakan dua pilihan jawaban. Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif
maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang
telah diperoleh digunakan rumus berikut: P = Keterangan:
Data skor peningkatan motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala
motivasi, yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 KATEGORI MOTIVASI
Kategori Skor
Sangat Tinggi 75-100
Tinggi 50-74.9
Sedang 25-49.9
Rendah 0-24.9
I. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas PTK yang memiliki tahapan-
tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan atau pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan
perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu terjadi peningkatan, maka akan ditindak lanjuti untuk
melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. 100
N
F
P =
Persentase F
= Frekuensi
N =
Number of Cases
Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus I yaitu guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ”Blok Pecahan” terbuat dari triplek
berwarna karena pada siklus I pertemuan 1-5 siswa dapat memahami penjelasan guru karena ”Blok Pecahan” dari teriplek tersebut jelas terlihat oleh siswa dan
materi yang diajarkanpun cocok dengan media triplek. Akan tetapi pada siklus I ini motivasi siswa masih rendah sehingga dilakukanlah siklus II pertemuan 1-6
dengan menggunakan ”Blok Pecahan” yang terbuat dari karton berwarna berbentuk lingkaran karena pada siklus II ini materi yang diajarkan mengenai
”menyamakan pecahan”, yang mana jika menggunakan triplek siswa akan sulit membuat bentuk blok pecahan itu sendiri sehingga sulit pula untuk menyamakan
pecahan dari soal yang diberikan guru dan motivasi siswapun tidak akan meningkat. Maka dari itu pada siklus II ini peneliti menggunakan ”Blok Pecahan”
yang terbuat dari karton agar siswa dapat membuat bentuk dari pecahan itu sendiri dan lebih mudah untuk menyamakan pecahannya. Sehingga pada siklus II ini
siswa menjadi termotivasi ketika belajar pecahan karena dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa aktif dalam belajar dengan menggunakan alat peraga
”Blok Pecahan” tersebut.