bilangan pada siklus I dan siklus II dengan membandingkan nilai ulangan harian.
Dan hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan nilai ulangan harian siswa dikarenakan penggunaan alat peraga garis bilangan pada setiap
pembelajarannya.
E. Kerangka Berpikir
Alat peragamedia pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada dirinya. Penerapan alat peragamedia dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran
dan dapat memotivasi siswa dalam belajar materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan alat peraga berupa “blok pecahan” pada materi pecahan
yang mana dianggap sulit pada siswa kelas III SD. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Motivasi merupakan suatu daya atau kemampuan yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Sejauh mana peningkatan motivasi siswa dalam belajar yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran diketahui maka penelitian
ini diaplikasikan melalui metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan tehadap permasalahan yang alamiah dan nyata
dalam kegiatan pembelajaran. Tindakan perbaikan terhadap masalah yang terjadi tersebut dilakukan oleh guru dalam beberapa siklus disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian masalah. Diterapkannya siklus I, khususnya pada penelitian ini dengan m
enggunakan alat peraga “blok pecahan” yang terbuat dari triplek berwarna untuk meningkatkan motivasi siswa yang mana setelah dilakukan
refleksi ternyata siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan masih kurang
termotivasi maka dari itu dilakukanlah siklus II dengan menggunakan alat peraga “blok pecahan” yang terbuat dari karton berwarna untuk mengetahui terjadinya
peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Dan dengan penggunaan alat peraga ”blok pecahan” diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam rangka
mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan alat peraga “blok pecahan” terhadap
motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi pecahan. F.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan dari kajian teori, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan
alat peraga “Blok Pecahan” pada mata pelajaran matematika materi pecahan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas III SD.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Sebagaimana yang telah ditetapkan bahwasannya tujuan dari penelitian ini yaitu menerapkan alat peraga
“Blok Pecahan” dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III pada materi Pecahan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada
6 September 2013 – 5 Mei 2014, pada semester genap tahun ajaran 20132014.
Adapun jadwal kegiatan selama penelitian terlampir.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cakung Barat 04 Pagi yang terletak di Jl. Tipar Cakung Rt 018 Rw 07 Jakarta Timur 13910. Berdasarkan hasil
observasiwawancara peneliti dengan pihak sekolah yaitu guru kelas III bahwasannya kelas III di sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses
pembelajaran yaitu kurangnya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika karena guru kelas hanya menggunakan metode
ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga pada setiap mengajarnya. Sehingga dari permasalahan yang terjadi mendorong peneliti untuk meneliti kelas III di
sekolah tersebut pada materi pecahan dengan menggunakan alat peraga “Blok Pecahan”.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas PTK yang mana dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki
atau meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu juga dengan PTK guru akan lebih memahami motivasi, hasil belajar, pemahaman materi, bahkan tingkah laku
dan karakteristik siswa. Selain itu dengan PTK guru akan benar-benar terfokus pada kelas yang diajarkannya dan dapat mendekatkan guru-siswa secara emosional
sehingga memudahkan guru untuk mentranfer ilmu yang dimilikinya.