Jenis Tindakan Fraud 1. Korupsi Corruption

25 Dari beberapa pengertian di atas, secara garis besar para ahli memiliki makna dan tujuan yang sama dalam menjelaskan arti dari fraud. Kecurangan fraud memiliki beberapa unsur yang menandakan bahwa hal tersebut merupakan fraud, bila tidak terdapat unsur fraud maka hal tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai fraud. Berikut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam fraud, yaitu : a Harus terdapat kesalahan penyajian misrepresentation b Dari suatu masa lampau past atau sekarang present c Faktanya bersifat material material fact d Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan recklessly e Dengan maksud intent untuk menyebabkan pihak lain bereaksi; f Pihak yang dirugikan harus bereaksi acted terhadap kesalahan penyajian tersebut misrepresentation g Mengakibatkan kerugian detriment. Fraud disini tidak terbatas pada manipulasi, penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasiperusahaan. 2.1.2.2. Jenis Tindakan Fraud 2.1.2.2.1. Korupsi Corruption Menurut Associatian of Certified Fraud Examiners ACFE menggambarkan corruption sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 26 a Conflicts of interest ialah suatu keadaan dimana para pejabat memanfaatkan kuasanya untuk menggunakan keluarga ataupun kroninya menjadi pemasok atau rekanan di lembaga – lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun. b Bribery ialah pemberian hadiah kepada seseorang dengan maksud untuk mencapai sutu tujuan penyuapan. c Illegal gratuities ialah pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Contoh hadiah ulang tahun, parsel dll. d Economic extortion ialah suatu bentuk meminta dengan mengancam pemerasan kepada orang lain. Berdasarkan pemahaman dan dimensi baru mengenai kejahatan yang memiliki konteks pembangunan pengertian korupsi tidak lagi hanya diasosiasikan dengan penggelapan keuangan negara saja. Tindakan bribery penyuapan dan kickbacks juga dinilai sebagai sebuah kejahatan. Penilaian yang sama juga diberikan pada tindakan tercela dari oknum pemerintah seperti bureaucratic corruption atau tindak pidana korupsi, yang dikategorikan sebagai bentuk dari offences beyond the reach of the law kejahatan- kejahatan yang tidak terjangkau oleh hukum. Banyak contoh diberikan untuk kejahatan-kejahatan semacam itu, misalnya tax evasion pelanggaran pajak, credit fraud penipuan di bidang kredit, embezzlement and Universitas Sumatera Utara 27 misapropriation of public funds penggelapan dan penyalahgunaan dana masyarakat, dan berbagai tipologi kejahatan lainnya yang disebut sebagai invisible crime kejahatan yang tak terlihat Istilah invisble crime banyak ditujukan untuk menunjuk pada kejahatan yang sulit dibuktikan maupun tingkat profesionalitas yang tinggi dari pelakunya. Untuk kepentingan perumusan strategi pemberantasan korupsi dipandang perlu untuk terlebih dahulu mengenali karakteristik dan jenis korupsi. Syed Hussain Alatas 1987, seorang ahli sosiologi korupsi, membedakan jenis-jenis korupsi menurut tipologinya sebagai berikut : 1 Transactive corruption Adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya. Korupsi jenis ini biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah atau masyarakat dan pemerintah. 2 Exortive corruption Jenis korupsi dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya, atau orang-orang dan hal-hal yang dihargainya. 3 Investive corruption Universitas Sumatera Utara 28 Pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang. 4 Nepotistic corruption Penunjukkan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan, dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, kepada mereka, secara bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku. 5 Defensive corruption Perilaku korban korupsi ini adalah dengan pemerasan. Alasan melakukan korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri si pelaku sendiri. 6 Autogenic corruption Korupsi yang tidak melibatkan orang lain dan pelakunya hanya seorang diri. Misalnya pembuatan laporan keuangan yang tidak benar. 7 Supportive corruption Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk melindungi atau memperkuat korupsi yang sudah ada. Misalnya menyewa preman untuk berbuat jahat, menghambat pejabat yang jujur dan cakap agar tidak menduduki jabatan tertentu. Universitas Sumatera Utara 29

2.1.2.2.2. Penyimpangan Atas Aset Asset Misappropriation

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaanpencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukurdihitung defined value. Asset misappropriation dalam bentuk penjarahan cash dilakukan dalam tiga bentuk yaitu : skimming, larceny, dan fraudulent disbursements,dalam skimming, uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan.sedangkan kalau uang sudah secara fisik masuk ke perusahaan. Sedangkan kalau uang sudah masuk ke perusahaan dan kemudian baru dijarah, maka fraud ini disebut larceny.. Fraudulent disbursements ialah pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah. Modus operandi dalam penjarahan aset yang bukan uang tunai atau uang di bank adalah misuse dan larceny. Misuse adalah penyalahgunaan, misalnya penggunaan kendaraan bermotor perusahaan atau aset tetap lainnya untuk kepentingan pribadi. Kalau hanya dipakai selama menjabat disebut misuse, namun kalau tidak dikembalikan sesudah tidak lagi menjabat disebut larceny.

2.1.2.2.3. Pernyataan Palsu Fraudulent Statement

Jenis fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit opinion audit. Fraudulent statement meliputi Universitas Sumatera Utara 30 tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan financial engineering dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing. Fraud ini berupa salah saji aset atau pendapatan yang lebih tinggi dari sebenarnya assetrevenue overstatements dan menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya assetrevenue understatements.

2.1.2.3. Faktor Terjadinya Fraud

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Pengendalian Internal dan Code of Conduct (Pedoman Perilaku) Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1 13 101

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 11

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 2

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 6

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 44

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 4 2

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 1 5

Pengaruh Pengendalian Internal dan Code of Conduct (Pedoman Perilaku) Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 11

Pengaruh Pengendalian Internal dan Code of Conduct (Pedoman Perilaku) Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 2