Persamaan Nernst Pencegahan Korosi

Salah satu logam yang sering mengalami korosi yaitu logam besi Fe. Reaksi yang terjadi yaitu : Anoda : Katoda : Fe s O 2g + 4 H + aq + 4 e - Fe 2+ aq + 2e - 2 H 2 O l 2 Fe + O 2g + 4 H + aq 2 H 2 O l + 2 Fe 2+ aq x 2 Ion Fe 2+ umumnya membentuk FeO kemudian mengalami oksidasi lanjut menjadi Fe 2 O 3 dan menyerap air menjadi Fe 2 O 3 .xH 2 O Adriana et al, 2000; Firmansyah, 2011. Faktor-faktor yang menyebabkan korosi dibagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Faktor internal Faktor yang menyebabkan korosi berasal dari struktur bahan itu sendiri. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan, dan sebagainya. b. Faktor eksternal Faktor yang menyebabkan korosi berasal dari lingkungan. Faktor ini meliputi pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat kimia bersifat korosif dan sebagainya Akhadi, 2000.

2.12.1 Persamaan Nernst

Persaman Nernst digunakan untuk menentukan hubungan antara potensial dengan konsentrasi suatu ion. Persamaan Nernst dapat ditulis sebagai berikut: Di mana E adalah standar potensial sel, x konsentrasi ion X dan n adalah jumlah muatan ion X. Persamaan tersebut menjelaskan respon murni dari elektroda untuk X Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan mengasumsikan bahwa tidak ada ion lain pada larutan yang direspon oleh elektroda Zulaekha, 2006. Pada dasarnya proses korosi adalah proses perpindahan elektron, jadi merupakan proses redoks. Secara elektrokimia, korosi terjadi jika pada sistem korosi terdapat bagian-bagian yang dapat berperan sebagai anoda maupun sebagai katoda dalam lingkungan yang mengandung elektrolit. - +Cu Zn e Zn 2+ Cu 2+ Cu 2+ + 2e Zn Zn 2+ +2e Cu Sel Korosi Seng-Tembaga Gambar 2.10 Sel Korosi Seng-Tembaga Sekalipun tidak terdapat pusat-pusat katoda pada permukaan besi berupa logam yang relatif lebih mulia, namun korosi dapat berlangsung jika konsentrasi oksigen pada bagian-bagian permukaan tidak sama. Sebatang logam besi yang dicelupkan vertikal ke dalam air akan mengalami korosi pada ujung yang tercelup. Berdasarkan persamaan Nernst, potensial dari suatu elektroda di mana terjadi reaksi, 2 H 2 O + O 2 + 4e → 4OH - akan bergantung pada tekanan gas oksigen. [ ] [ ] 2 - 2 4 - PO ln 4F RT + OH ln 4F RT - E = OH ln 4F RT - E =   PO E Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Udara Air Pusat Katoda 2H 2 O + O 2 + 4e 4OH - Pusat Anoda Fe Fe 2+ + 2e a Korosi mulai di sebelah bawah { { Gambar 2.11 Mekanisme Korosi Bina Nusantara, 1999.

2.12.2 Pencegahan Korosi

Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. PelapisanCoating Proses pelapisancoating dilakukan dengan memberikan suatu lapisan yang dapat mengurangi kontak antara logam dengan lingkungannya. Lapisan pelindung yang sering dipakai adalah bahan metalik, anoganik ataupun organik yang relatif tipis Djaprie, 1995. 2. Aliasi logam Aliasi logam dibuat dengan cara mencampurkan suatu logam dengan logam yang lain. Unsur yang biasa ditambahkan dalam pencampuran logam adalah krom Cr. Aliasi logam ini bertujuan agar mutu suatu logam akan meningkat Djaprie, 1995. 3. Proteksi katodik Proteksi katodik dilakukan dengan membuat suatu sel elektrokimia yang bersifat katodik dengan cara menghubungkan logam yang mempunyai potensial tinggi sebagai katoda logam yang ingin diproteksi ke struktur logam yang berpotensial rendah sebagai anoda terkorosi Fahrurrozie, 2009. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Penambahan inhibitor Inhibitor adalah senyawa tertentu yang ditambahkan pada larutan elektrolit untuk mengurangi korosi logam. Inhibitor terdiri dari anion atom-ganda yang dapat masuk ke permukaan logam, dengan demikian dapat menghasilkan selaput lapisan tunggal yang kaya oksigen Djaprie, 1995.

2.12.3 Inhibitor Korosi

Dokumen yang terkait

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

24 143 103

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

7 134 87

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

31 156 80

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 12

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 2

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 13

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oleokimia - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 9 7

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

0 0 15