Ozonolisis Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

dikeringkan kembali dengan Na 2 SO 4 anhidrous kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dirotarievaporasi hingga pelarutnya habis. Metil ester asam lemak kelapa sawit yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer FT-IR dan ditentukan nilai bilangan iodinnya.

3.3.3 Ozonolisis Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

Sebanyak 200 mL metil ester asam lemak minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 1000 mL. Ditambahkan 200 mL n-heksana dan 100 mL KI 5 kemudian diaduk hingga merata. Dimasukkan selang alat ozonisator ke dalam gelas Erlenmeyer tersebut. Diozonolisis pada suhu ≤ 10 o C selama 20 jam hingga diperoleh campuran. Direduksi campuran dengan 5 g serbuk Zn dalam 200 mL asam asetat encer, kemudian diaduk selama ± 15 menit. Dipisahkan seng dan padatan yang terbentuk dengan cara menyaring dan asam asetat dicuci dengan akuades kemudian diuapkan asam asetat dengan destilasi vakum sehingga diperoleh campuran aldehida dari metil ester asam lemak minyak kelapa sawit, kemudian diuji dengan pereaksi Fehling, pereaksi Tollens, dianalisa dengan spektrofotometer FT-IR, ditentukan nilai bilangan iodinnya dan ditentukan efisiensi inhibitor korosinya. 3.3.4 Sintesis Basa Schiff dari Aldehida Turunan Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit yang Diikuti Kondensasi dengan Anilina Basa Schiff I Basa Schiff dipersiapkan dengan kondensasi campuran aldehida dari metil ester asam lemak minyak kelapa sawit sebanyak 10 g 0,0838 mol yang dilarutkan dengan 20 mL toluena dan dimasukkan ke dalam labu leher dua. Dirangkai alat refluks yang dilengkapi dengan magnetik bar, termometer dan perangkap air berupa tabung CaCl 2 pada ujung kondensor. Selanjutnya diteteskan anilina sebanyak 11 g 0,1182 mol melalui corong penetes secara perlahan-lahan ke dalam campuran tersebut. Kemudian direfluks selama 4 jam sambil diaduk. Selanjutnya pelarut dan kelebihan anilina diuapkan dengan destilasi vakum. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh melalui analisa KLT dengan menggunakan fasa diam Kieselgel 60 F 254 dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara fasa gerak campuran pelarut etil asetat : n-heksana 6:4 vv untuk membuktikan bahwa anilina telah habis, dilakukan analisa dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR, ditentukan nilai bilangan iodinnya, diuji aktivitas antibakterinya dan ditentukan efisiensi inhibitor korosinya. 3.3.5 Sintesis Basa Schiff dari Aldehida Turunan Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit yang Diikuti Kondensasi dengan Fenilhidrazin Basa Schiff II Basa Schiff dipersiapkan dengan kondensasi campuran aldehida dari metil ester asam lemak minyak kelapa sawit 10 g 0,0838 mol yang dilarutkan dengan 20 mL toluena dan dimasukkan ke dalam labu leher dua. Dirangkai alat refluks yang dilengkapi dengan magnetik bar, termometer dan perangkap air berupa tabung CaCl 2 pada ujung kondensor. Selanjutnya diteteskan fenilhidrazin sebanyak 11 g 0,1019 mol melalui corong penetes secara perlahan-lahan ke dalam campuran tersebut. Kemudian direfluks selama 4 jam sambil diaduk. Selanjutnya pelarut dan kelebihan fenilhidrazin diuapkan dengan destilasi vakum. Residu hasil penguapan dilarutkan dalam 10 ml metanol kemudian didinginkan dan disaring residu yang diperoleh. Setelah dilakukan pemeriksaan melalui analisa KLT dengan menggunakan fasa diam Kieselgel 60 F 254 dan fasa gerak campuran pelarut etil asetat : n-heksana 6:4 vv untuk membuktikan bahwa fenilhidrazin telah habis, residu yang diperoleh dikeringkan dalam desikator. Selanjutnya hasil yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan spektrofotometer FT- IR, ditentukan nilai bilangan iodinnya, diuji aktivitas antibakterinya dan ditentukan efisiensi inhibitor korosinya.

3.3.6 Analisa Bilangan Iodin

Dokumen yang terkait

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

24 143 103

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

7 134 87

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

31 156 80

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 12

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 2

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 13

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oleokimia - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 9 7

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

0 0 15