Saran Oleokimia Sintesis Basa Schiff Melalui Kondensasi Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dengan Anilina Dan Fenilhidrazin Yang Berfungsi Sebagai Bahan Antibakteri Maupun Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

5.2 Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian antibakteri Basa Schiff terhadap bakteri spesifik penyebab korosi dan perlu diteliti lebih lanjut mengenai perbedaan sifat antibakteri maupun antikorosi dari Basa Schiff yang diperoleh dengan jumlah gugus aldehida yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis J. adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaionatau, yaitu minyak. Sedangkan nama spesies Guinensis berasal dari kata Guinea, yaitu tempat dimana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit pertama kali di pantai Guinea. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan kisaran suhu 22 - 32 C Ketaren, 2008. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari daging buah berwarna merah disebut minyak kelapa sawit atau crude palm oil, sedangkan minyak yang tidak berwarna yang berasal dari inti kelapa sawit disebut minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil Mongoensoekarjo, 2003.

2.1.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 30-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Komposisi kimia minyak kelapa sawit dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit Asam kaprilat - 3-4 Asam kaproat - 3-7 Asam laurat - 46-52 Asam miristat 1,1-2,5 14-17 Asam palmitat 40-46 6,5-9 Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5 Asam oleat 39-45 13-19 Asam linoleat 7-11 0,5-2 Ketaren, 2008. 2.1.2 Proses Pengolahan CPO Menjadi RBD Palm Olein Langkah-langkah pengolahan CPO Crude Palm Oil menjadi RBD Palm Olein Rifenery Bleaching Deodorizing Palm Olein melalui beberapa tahap yaitu: 1. Proses Degumming Pada proses ini dilakukan penghilangan getah dimana dengan menambahkan asam posfat H 3 PO 4 untuk mengendapkan getah tersebut. 2. Proses Bleaching Pada proses ini dilakukan pemucatan dengan menggunakan bleaching eart dan dilanjutkan dengan penyaringan sehingga dihasilkan residu ampas bleaching eart dan Filtrat DBPO = Degumming Bleaching Palm Oil. 3. Proses Deodorizing Pada proses ini dilakukan penghilangan bau sekaligus asam lemak bebas melalui destilasi vakum sehingga diperoleh RBDPO Rifenery Bleaching Deodorizing Palm Oil. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Proses Kristalisasi Fraksinasi Pada proses ini RBDPO dilakukan pengkristalan bertahap hingga suhu 20 C melalui pendinginan dan dilakukan penyaringan kemudian dihasilkan filtrat berupa RBD Palm Olein yang kaya akan kandungan oleat dan linoleat dimana digunakan sebagai minyak goreng dan residu berupa RBD Palm Stearin yang kaya akan kandungan asam lemak jenuh asam palmitat Rahmi, 2006.

2.2 Oleokimia

Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak atau lemak alami, baik dari tumbuhan maupun hewan. Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang produk oleokimia akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi petrokimia. Oleokimia memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat diperbaharui dan produk yang ramah lingkungan Tambun, 2008. Oleokimia didefenisikan sebagai pembuatan asam lemak dan gliserin serta turunannya baik yang berasal dari hasil pemecahan trigliserida yang terkandung minyak atau lemak alami maupun yang berasal dari produk petrokimia. Produk oleokimia dasar yang utama adalah asam lemak, ester asam lemak, alkohol asam lemak, amina asam lemak, serta gliserol yang merupakan produk samping yang juga tidak kalah pentingnya Elisabet, 1999. Beberapa bahan-bahan oleokimia dapat diperoleh dari petrokimia. Perbedaannya adalah oleokimia alami merupakan turunan dari minyak atau lemak, oleokimia sintesis diperoleh dari bahan-bahan petrokimia seperti asam lemak dari bahan etilena dan parafin, sedangkan gliserin dari bahan propilena Richtler dan Knaut, 1984. Diagram alur oleokimia dapat digambarkan pada tabel 2.1 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Diagram Alur Proses Oleokimia dari Bahan Dasar Minyak atau Lemak menjadi Oleokimia dan Turunan Oleokimia Bahan Dasar Bahan Dasar Oleokimia Turunan Oleokimia Minyak Lemak Asam Lemak Diikuti reaksi-reaksi seperti : Aminasi Klorinasi Dimerisasi Epoksidasi Etoksidasi Hidrogenasi Kuarternisasi Sulfasi Transesterifikasi Esterifikasi Saponifikasi Amina Asam Lemak Alkohol Asam Lemak Amina Asam Lemak Metil Ester Asam Lemak Propilen, Parafin dan Etilen Sumber : Richtler and Knaut, 1984 : Alami : Sintesis Gliserol

2.3 Asam lemak Asam lemak merupakan asam karboksilat alifatis berantai panjang Sastrohamidjojo,

Dokumen yang terkait

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

24 143 103

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

7 134 87

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

31 156 80

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 12

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Sinamaldehida Dengan Etilendiamin dan Fenilhidrazin Serta Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 2

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 13

Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oleokimia - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sintesis Basa Schiff Dari Hasil Kondensasi Etilendiamin Dan Anilina Dengan Senyawa Aldehida Hasil Ozonolisis Metil Oleat Serta Pemanfaatannya Sebagai inhibitor Korosi Pada Logam Seng

0 9 7

Sintesis Basa Schiff Melalui Reaksi Kondensasi Etilendiamina Dengan Aldehida Hasil Ozonolisis Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Dan Pemanfaatannya Sebagai Inhibitor Korosi Terhadap Logam Seng

0 0 15