Tentunya perusahaan haruslah membandingkan harga bahan baku sehingga biaya pembelian bahan baku dapat ditekankan. Selain pemasok
tentunya, harus bisa menjamin mutu atau kualitas dari barang yang dijualnya. Pemasok haruslah menganggap bahwa, pabrik adalah
pelanggan. Maka pemasok haruslah menjamin kualitas, harga, dan pengiriman QCD – Quality, Cost, and Delivery . Mereka harus bekerja
sama untuk memahami dan menyerap kepentingan pabrik ke dalam pola pelayanannya. Di dalam hal pengiriman, kekerapan frekuensi pengiriman,
lot yang kecil, dan pengiriman yang tepat waktu harus menjadi sasaran utama agar hubungan antara pemasok dan pabrik sangatlah erat.
Di samping itu, hubungan dengan pelanggan atau supplier juga menjadi prioritas utama bagi perusahaan. Karena itu, sebagai produsen
maka perusahaan haruslah memberkan yang terbaik bagi konsumen.
5.3. Pengelolaan Bahan Produksi Secara Optimal
Banyak perusahaan menggunakan sistem persediaan yang justru menimbulkan beberapa biaya yang tidak efektif seperti banyaknya biaya
pemborosan yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Untuk itu perlu dibuat sebuah rancangan sistem yang lebih baik supaya perusahaan dapat
meminimalisasi pemborosan yang tidak perlu, khususnya pada persediaan. Maka mungkin diperlukan adanya kebijakan dan strategi yang
terarah, serta koordinasi yang Just-In-Time adalah solusi yang bisa menjawab perbaikan kondisi ekonomi.
Kita mungkin perlu belajar dari pengalaman Jepang menata industri dan meningkatkan daya saingnya. Mekanisme pemerintah Jepang
mengarahkan perkembangan ekonomi disebut gyosei shido, semacam panduan administratif yang mencakup insentif perdagangan, pasar tenaga
kerja, persaingan, dan perpajakan. Di bidang industri setidaknya ada tiga elemen kebijakan: Pertama, mengembangkan sektor manufaktur yang
memiliki daya saing yang tinggi, Kedua, restrukturisasi industri secara terencana menuju industri yang produktivitas dan nilai tambahnya tinggi.
Ketiga, strategi bisnis internasional dan domestik yang agresif. Tetapi anehnya, pada perusahaan ini, malah memiliki banyak
persediaan bahan baku yaitu, lateks karet alam di gudang. Tentunya hal itu justru banyak mengeluarkan biaya yang dirasa kurang efisien dan
efektif, seperti biaya penyimpanan ekstra ataupun biaya perawatan bahan baku. Ternyata PT. “X” merasa bahwa hal tersebut justru tidak
membebani perusahaan, dan justru dianggap sebagai persediaan cadangan bahan baku di gudang. Hal ini tersirat pada wawancara pendapat berikut
ini : “…… selain itu, karena perusahaan ini adalah perusahaan
keluarga, keluarga saya yang lain yang bergerak di industri karet walaupun spesifikasi produksi mereka memproduksi mereka yang
berbeda jadi kalo mereka kekurangan, kami bisa menyuplai….”
Pernyataan dari pemilik PT. “X”
Dari wawancara tersebut, bisa dikatakan bahwa PT. “X” merasa bahwa persediaan itu merupakan safety stock atau safety lead time. Safety
Stock merupakan sejumlah persediaan inventory yang disediakan sebagai perbandingan terhadap ketidakpastian persediaan pengadaan
sejumlah persediaan. Sedangkan Safety lead time merupakan sejumlah persediaan sebagai perlindungan terhadap timing ketidakpastian dengan
merencanakan pemesanan dan penerimaan sebelum kebutuhan sepanjang lead time.
5.4. Analisis Perbandingan Antara Penggunaan Sistem Just-In-Time