Struktur Cerpen Kajian Tentang Cerpen
adalah bagian konflik terjalin dan memuncak atau biasa disebut klimaks. Bagian akhir merupakan bagian penyelesaian cerita Sayuti, 2009: 35. Lebih lanjut
Nurgiyantoro 2012: 12-14 mengemukakan plot pada sebuah cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai
cerita berakhir. Oleh karena itu, konflik yang dibangun dan klimaks yang diperoleh pun akan bersifat tunggal pula.
b Tokoh
Menurut Wiyatmi 2009: 30, tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun
dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Nurgiyantoro 2012: 165 mengemukakan istilah tokoh menunjuk pada orangnya,
pelaku cerita. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro, 2012: 165 adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh dalam fiksi biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan
keterlibatannya dalam cerita dibedakan antara tokoh utama sentral dan tokoh tambahan periferal. Tokoh disebut sebagai tokoh sentral apabila memenuhi tiga
syarat, yaitu 1 paling terlibat dalam makna atau tema, 2 paling banyak memerlukan waktu pencitraan. Berdasarkan watakya dikenal tokoh sederhana dan
kompleks Sayuti dalam Wiyatmi: 2012: 31. Tokoh sederhana adalah tokoh yang kurang mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisi
karakternya saja. Sementara tokoh kompleks, sebaliknya lebih menggambarkan keutuhan personalitas manusia, yang memiliki sisi baik dan buruk secara dinamis.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh adalah gambaran fisik, serta sifat atau watak para tokoh cerita dalam sebuah karya fiksi.
c Latar
Dalam fiksi latar dibedakan menjadi tiga bagian, yakni latar tempat, waktu dan sosial. Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar
waktu berkaitan dengan masalah historis dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat Sayuti, 2000: 127. Latar memiliki fungsi memberi
konteks cerita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah cerita terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat tertentu, pada suatu masa, dan lingkungan
masyarakat tertentu Wiyatmi, 2012: 40. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro, 2012: 217 yang menyatakan bahwa latar memberikan pijakan
cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-
sungguh ada dan terjadi. 2
Sarana Cerita a
Judul Judul merupakan hal yang pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul
merupakan elemen lapisan luar suatu fiksi. Oleh karena itu, ia merupakan elemen yang paling mudah dikenali oleh pembaca. Biasanya judul dapat mengacu pada
sejumlah elemen-elemen yang membangun fiksi dari dalam. Dalam kaitan ini, mungkin sekali judul mengacu pada tema, mengacu pada latar, mengacu pada