Apakah bapak setuju kalau trainers diganti setiap saat kursus pemberdayaan? Apa yang menjadi kriteria INFORDEPE bagi seseorang untuk menjadi tutor selama ini?
297
keuangan. Orang Timor yang profesi dalam matematika dan IPA, banyak sekali tetapi tidak
digunakan. Kalau
kita bandingkan
dengan Indonesia, BPG memiliki sendiri penatar atau
tutor, tidak perlu penatar dari tempat lain.
15.
P: Apakah bapak setuju kalau trainers diganti setiap saat kursus pemberdayaan?
KS: Itu tidak baik, sangat lebih tidak baik kalau
tutor bukan di bidangnya. Desember lalu saya menjadi peserta training musik tetapi di sana saya
yang mengajar kembali trainer karena trainer tidak mampu
membaca not
balok apalagi
yang menggunakan tanda kres, b mol 1, 2, 3, hingga 4.
Sebenarnya saya datang untuk belajar tetapi justru saya yang membagikan pengalaman saya
kepada mereka.
16.
P: Apa yang menjadi kriteria INFORDEPE bagi seseorang untuk menjadi tutor selama ini?
KS: Saya mengatakan pasti ada unsur nepotisme.
Nepotismnya sangat kuat, sebenarnya INFORDEPE harus membuka lowongan bagi semua orang
apply, diseleksi lewat test untuk menentukan penatar tetap di INFORDEPE. Untuk merekrut
penatar hendaknya melihat kualifikasi seseorang dalam bidang yang akan menjadi tatarannya.
Inilah yang terjadi di INFORDEPE sekarang.
298
Kesalahan fatal adalah 2012 merekrut orang untuk mengambil S2 jurusan pemberdayaan guru
lewat INFORDEPE tetapi setelah itu mereka tidak lagi menjadi penatar di INFORDEPE, mereka
semua ada di kementerian pendidikan. Mereka merekrut lagi guru di municipios menjadi penatar
yang kualifikasi pendidikannya adalah SMA dan adalah guru kontrakan. Bagi saya, sekarang
banyak orang master mengapa tidak direkrut? Banyak orang meraih gelar S2 di Portugal dan
Brasil tetapi tidak dipakai di INFORDEPE. INFORDEPE pakai saja yang diberi beasiswa oleh
INFORDEPE tetapi masters dari beasiswa masih banyak sekali yang belum dipakai, ada yang
dipakai lagi di UNESCO. Saya pernah berdiskusi dengan mereka karena mereka katakan RPP yang
mereka buat tidak boleh berubah maka saya katakan ini buka Alkitab, sebenarnya yang
membuat RPP adalah guru. Guru jangan menjadi imigran dan harus belajar rencana pembelajaran
INFORDEPE. Misalnya
system penyelesaian
matematika pecahan ∶ = ⋯, atau
∶ = ⋯, untuk anak-anak. Mereka menggunakan cara lain
tetapi saya menggunakan cara matematika realistik, yang sangat sederhana yaitu saya
menggunakan kertas
tetapi dalam
rencana
299
pelajaran mereka, tidak ada. Dan RPP juga harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak, jadi
bergantung pada metode guru bukan harus sesuai dengan rencana buatan INFORDEPE. Sekarang ini
untuk kelas V, satu topik selama 50 menit tetapi terdiri atas enam halaman, nanti guru selesai
membaca waktu sudah habis dan siswa tidak buat apa-apa. Jadi kesalahan yang dibuat oleh
INFORDEPE adalah; 1 Beasiswa untuk S2 di INFORDEPE itu adalah asset mereka tetapi mereka
tidak pakai, semuanya ada di kementerian, 2 Penerima beasiswa untuk S2 ke Portugal, Brasil
dan negara-negara lain, kembali tidak pakai.
17.
P: Kursus yang bapak sebutkan tadi, berbahasa Tétum tidak berbahasa Portugis, mengapa?