Nilai kekenyalan Nilai daya iris

tinggi sehingga mampu mengikat air dan minyak, hal ini didukung juga oleh adanya gugus polar dan non polar yang dikandungnya dan menurut Brezeski 1987 kitosan dapat digunakan sebagai pengental atau pembentul gel yang sangat baik, pengikat, penstabil dan pembentuk tekstur. Selain itu kitosan yang merupakan turunan dari kitin yang memiliki struktur mirip dengan selulosa dapat mempengaruhi kekerasan produk. Tingginya kadar protein pada bakso menyebabkan interaksi antar gugus aktif protein dan gugus aktif dari karbohidrat pati yang mengakibatkan ke dua senyawa tersebut berikatan, sehingga air tidak dapat diikat secara maksimal oleh protein dan pati. Banyak air yang keluar selama pemanasan akan meningkatkan kekerasan bakso. Tingkat kekerasan dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung didalam bahan pangan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi serat yang ditambahkan jumlah air bebas yang terdapat pada sistem pangan menjadi sedikit, sehingga jumlah air yang terkandung dalam bahan pangan akan berpengaruh pada tekstur, juiceness dan tingkat kekerasan. Penurunan nilai kekerasan pada kontrol penyimpanan jam ke-24 disebabkan tidak adanya zat antimikroba pada bakso sehingga mikroba dapat tumbuh dengan cepat pada jam ke-24 mikroba telah memasuki fase logaritmik dan mulai mendekomposisi komponen organik, sehingga menimbulkan kebusukan dan tekstur yang lunak.

4.4.1.5 Nilai kekenyalan

Kekenyalan atau elastisitas adalah kemampuan makanan untuk kembali kebentuk semula setelah diberi tekanan. Menurut Soekarto 1990 kekenyalan adalah sifat fisik produk dalam hal daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan. Sifat kenyal atau elastis merupakan sifat reologi pada produk pangan plastis yang bersifat deformasi. Hasil pengukuran elastisitas bakso terhadap penambahan kitosan AK dan penambahan kitosan dengan ekstrak AKG mengalami penurunan seiring dengan lamanya penyimpanan. Nilai tertinggi terjadi pada produk kitosan dengan penambahan ekstrak AKG dengan nilai 0.54 sedangkan nilai elastisitas terendah yaitu 0.53 untuk kontrol. Hubungan antara penambahan kitosan dengan lama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15. 0.48 0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 12 24 Lama Penyimpanan jam N il ai K ek enya la n gs AK AKG KONTROL Keterangan : AK = Kitosan 1 AKG = Kitosan 1+ ekstrak bawang putih 2 KONTROL = Tanpa kitosan dan ekstrak Gambar 15 Grafik kekenyalan bakso Berdasarkan grafik nilai kekenyalan masing- masing produk pada jam ke 0 dipengaruhi oleh kandungan air dalam bahan dan penambahan bahan tambahan pati serta proses pengolahan yang berakibat mengurangi kemampuan terbentuknya emulsi. Nilai kekenyalan untuk produk AK, AKG, kontrol dan lama penyimpanan ternyata tidak berbeda nyata p0.05 Lampiran 12. Dengan demikian kekenyalan AK dan AKG memiliki sifat kekenyalan yang sama dengan kontrol, dan penambahan kitosan tidak berpengaruh pada kekenyalan. Penurunan nilai kekenyalan selama penyimpanan dipengaruhi dengan tekstur bakso yang mengalami penurunan. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh keasaman pH produk karena adanya pertumbuhan bakteri, sehingga tekstur produk menjadi lunak.

4.4.1.6 Nilai daya iris

Daya iris merupakan gaya maksimum untuk memotong produk. Daya iris erat hubungannya dengan kekerasan. Daya iris didefenisikan sebagai gaya yang dibutuhkan untuk memotong produk. Grafik hasil pengukuran daya iris pada produk selama penyimpanan 24 jam dapat dilihat pada Gambar 16. 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 12 24 Lama penyimpanan jam N ila i D a y a I ri s g s AK AKG KONTROL Keterangan : AK = Kitosan 1 AKG = Kitosan 1+ ekstrak bawang putih 2 KONTROL = Tanpa kitosan dan ekstrak Gambar 16 Grafik nilai daya iris bakso Berdasarkan pengamatan secara objektif pada jam ke-0 menunjukan daya iris produk AKG memiliki nilai lebih tinggi 6531 gs dibandingkan AK dan kontrol. Daya iris yang lebih tinggi pada sampel ini dapat disebabkan oleh adanya pati yang mempengaruhi kekerasan produk dikarenakan struktur matriks pati yang lebih rapat, sehingga membutuhkan kekuatan yang lebih besar untuk memotong produk, selain pati kemampuan kitosan untuk membentuk gel, menyebabkan nilai daya iris pada produk menjadi tinggi. Nilai daya iris dari produk semakin menurun dengan semakin lamanya waktu penyimpanan.Hasil sidik ragam untuk nilai daya iris bakso menunjukan perbedaan yang nyata p0.05 terhadap lama penyimpanan. Hasil sidik ragam dan uji Duncan nilai pH dapat dilihat pada Lampiran 13. Penurunan tekstur bakso ini selalu diiringi oleh pembentukan lendir pada permukaan bakso membuktikan bahwa jumlah mikroba pada sampel semakin besar sedangkan pelunakan tekstur bakso sehingga dapat dikatakan bahwa aktifitas mikroba merupakan faktor yang berkontribusi pada penurunan daya iris bakso.

4.4.1.7 Nilai Total Plate Count TPC