Faktor Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergaulan
Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih lagi berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.
5
Selain itu juga sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-
nilai etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Gedung sekolah, metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, dan sebagainya.
apabila terjalin dengan baik akan membantu pencapaian prestasi belajar siswa.
6
Sekolah seharusnya mempunyai kemampuan untuk membentuk pola perilaku anak didiknya. Yang tadinya belum tahu cara berbicara yang sopan
dan santun, maka dengan arahan dan kewibawaan Gurunya, berubahlah ia menjadi sesosok anak baik budi yang membanggakan orang tuanya.
Tetapi kita semua tahu, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan pola perilaku seorang anak. Pertama, lingkungan di dalam
rumahnya sendiri yang terdiri dari kedua orang tuanya, saudara kandungnya dan atau kerabat atau orang lain yang mungkin ikut tinggal dan menjadi
bagian dari keluarga besarnya. Kedua, lingkungan sekolahnya yang terdiri dari para pendidik, peserta didik yang lain baik setara, senior maupun
yuniornya. Ketiga, lingkungan diluar pagar rumahnya. Misal, tetangga RT, RW, Kelurahan hingga kota bahkan seluruh dunia. Mulai keluar dari pagar
rumahnya sang anak akan menghadapi sebuah komunitas atau norma-norma yang jauh berbeda dengan norma yang ada di rumah.
. Biasanya, secara normatif pola pembentukan di lingkungan keluarga
dan sekolah akan saling melengkapi dan atau saling menguatkan. Seorang yang tadinya pemalu, takut bicara atau menyampaikan pendapat, maka
berkat gemblengan para guru disekolahnya ia jadi pandai berorasi di depan teman-temannya. Yang tadinya tidak pernah sholat 5 waktu karena orang
tunya sendiri tidak pernah menyuruh serta tdk pula memberi contoh. Atau
5
Drs.M. Ngalim Purwanto,MP. Psikologi Pendidikan,Jakarta:PT REMAJA ROSDA KARYA, 1990,Cet. Ke - 5, h.105-106
6
Kartini kartono, Bimbingan belajar di SMA dan perguruan tinggi, Jakarta: CV.Rajawali, 1985,h. 1
yang tadinya sembaran saja dalam memilih makanan sehari-hari berkat arahan gurunya mereka jadi mengerti mana makanan yang bergizi dan mana
yang berbahaya bagi tubuh, misal zat pewarna, borax, dll. Saat ini adalah era komunikasi Global. Tanpa harus terganggu oleh
panjangnya jarak maupun sulitnya medan dan letak geografisnya , semua orang dimudahkan untuk saling berhubungan. Bahkan dengan biaya yang
relatif lebih murah serta banyak pilihan jenisnya : SMS, Phone, Chatting, e-mail, Blogging konvensional maupun FB dan Twitter.
Dengan kemudahan komunikasi ini, proses asimilasi kebudayaan pun mudah terjadi. Termasuk pengaruh kebudayaan bebas yang selama ini
hanya terjadi dinegara negara maju. Keinginan manusia untuk bebas memang bersifat universal. Tapi pada saat yang sama manusia juga punya
keinginan untuk mengikatkan diri dengan sebuah nilai yg dianggapnya ideal. Misalnya nilai-nilai moral atau agama maupun nilai-nilai ideal
berdasar pemikiran filsafat maupun sains yang dikaguminya. Diantara ketiaga faktor yg berpengaruh pada pembentukan kepribadian
anak, faktor ketiga atau pergaulan umum ini menjadi amat krusial apabila kedua faktor lainya tidak cukup kuat atau tidak berkualitas. Misal, orang tua
dirumah tetapi tidak terlalu peduli dg anak, sibuk bekerja cari uang. Atau ingin peduli pada anak tapi tidak tahu caranya karena keterbatasan
pengetahuanpendidikkannya. Sekolah yg dipilihnya pun sekolah yg tidak bermutu, karena hanya menampung calon siswa yg tidak tertampung
disekolah sekolah bagus. Para Guru tentu berusaha memberikan semua hal yang terbaik untuk peserta didiknya, termasuk guru-guru di sebuah sekolah
yg paling tidak bermutu sekalipun.Tetapi bila peserta didiknya kebanyakan tidak punya dasar yang cukup kuat untuk menerima hal hal baik misal, IQ-
nya rendah dan atau EQ yang low grade, maka pihak sekolah akan menemui banyak hambatan dalam upayanya mebentuk kepribadian serta
peningkatan kemampuan otak mereka. Atau, bisa saja seorang anak masuk sekolah yang cukup bermutu dan
mahal tetapi memilih teman sekolah yang tidak bermutu. Hasilnya akan