Pengaruh Durasi Mengikuti Pelatihan TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi

208 a. Microsoft Word Hampir semua guru mendapatkan pelatihan Microsoft Word untuk pengetikan naskah dan presentasi sederhana. b. Microsoft Power Point Hampir semua guru mendapatkan pelatihan Microsoft Power Point untuk pembuatan slide presentasi. c. Microsoft Excel Hampir semua guru mendapatkan pelatihan menggunakan Microsoft Excel sebagai spreadsheet untuk melakukan perhitungan maupun pengolahan data. d. Internet Sebagian besar guru mendapatkan pelatihan internet yang isinya meliputi surat-menyurat mailing, membuat weblog bloging tetapi tidak sampai mahir, browsing dan membuat radio streaming. e. Pelatihan elearning Sebagian kecil guru mendapatkan pelatihan elearning atau sering juga disebut sebagai workshop pembelajaran berbasis TIK terutama guru-guru yang mengajar di sekolah mantan RSBI. Ada guru yang dilatih elearning dengan program khusus misalnya Authoring Tools Lectora. f. Macro Media Flash Sebagian kecil guru pernah dilatih Macro Media Flash untuk pembelajaran dengan materi membuat halaman presentasi dan membuat animasi yang diberikan oleh BTKP. 209 g. Iteman Sebagian kecil guru pernah dilatih melakukan analisis butir soal dengan program aplikasi iteman. Pelatihan ini diselenggarakan oleh dinas pendidikan provinsi bekerja sama dengan perguruan tinggi. h. Video Pembelajaran Sebagian kecil guru pernah dilatih membuat skenario dan video pembelajaran yang diberikan oleh oleh BTKP menurut guru-guru program ini dianggap sulit. k. Komputer Akuntansi Sebagian besar guru ekonomi pernah mendapatkan pelatihan program komputer untuk akuntansi dengan program aplikasi Myob yang dilakukan beberapa pertemuan yang dilakukan dengan beberapa perguruan tinggi. l. Bursa Efek Berbantuan TIK Sebagian besar guru pernah dilatih melakukan perdagangan di bursa efek berbatuan TIK secara online dalam forum MGMP bekerja sama dengan perguruan tinggi. Lembaga pemerintah yang memiliki mandat utama dalam mengembangkan teknologi dan komunikasi pendidikan adalah BTKP. Menurut responden, program-program pelatihan yang dikembangkan oleh BTKP merupakan program yang telah mendapatkan masukan dari dinas pendidikan kabupaten dan kota melalui forum group discussion FGD. Hasil dari FGD kemudian diwujudkan dalam program pelatihan. Mamang disadari bahwa kegiatan-kegiatan pelatihan saat ini lebih banyak untuk guru SD dan SMP. Pelatihan-pelatihan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 adalah pelatihan penulisan naskah media pembelajaran. Dari naskah tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan medianya yang bisa dalam bentuk video, multimedia, animasi, Power Point dan lain-lain. Pelatihan yang dikembangkan oleh BTKP dapat dibedakan menjadi dua jenis pelatihan yaitu pelatihan yang bersifat pemanfaatan teknologi dan pelatihan pengembang media. Perbedaan jenis ini juga berkaitan dengan perbedaan pola perekrutan peserta pelatihan. Dalam merekrut peserta pelatihan yang bersifat pemanfaatan teknologi, BTKP mengirimkan surat pada kepala sekolah, dalam hal ini kepala sekolah akan menentukan guru yang sesuai. Sedangkan untuk pelatihan pengembang media, BTKP sudah memiliki data tentang guru-guru yang sesuai untuk pelatihan tersebut, sehingga undangan yang dikirim ke sekolah sudah mencantumkan nama guru. Pelatihan yang dikembangkan oleh LPMP adalah pelatihan yang sifatnya umum tidak mendasarkan kelompok mata pelajaran, misalnya pelatihan TIK untuk guru SD, SMP, dan SMA. Pelatihan TIK banyak diselenggarakan tahun 2009 dengan materi yang beragam yaitu Excel, Word, dan Power Point meskipun tidak terlalu mendalam. Selain itu juga dilatihkan pengunaan internet untuk keperluan browsing dan mailing. Menurut para responden durasi pelatihan tidak mempengaruhi penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Berikut adalah faktor-faktor yang dianggap menjadi penyebab tidak berpengaruhnya durasi pelatihan terhadap penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi. 211 a. Materi pelatihan kurang sesuai dengan kebutuhan guru. Contoh materi yang dianggap tidak cocok untuk guru ekonomi SMA adalah pembuatan video pembelajaran, komputer akuntansi, Macro Media Flash, weblog, radio streaming, dan pembuatan skenario media pembelajaran. Menurut responden program-program aplikasi yang dianggap tidak sesuai ini hanya dibuat kalau ada pelatihan saja sedangkan dalam pembelajaran di kelas tidak dipakai. b. Materi yang diberikan dirasakan sulit atau tidak sesuai dengan kondisi guru. Guru menginginkan materi yang mudah saat dilatihkan dan saat digunakan. Kriteria yang dianggap mudah atau sesuai dengan kondisi guru adalah tidak banyak membutuhkan piranti dan pembuatannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal ini penting karena setiap guru memiliki beban mengajar minimal 24 jam per minggu. c. Kurangnya pendampingan, monitoring dan evaluasi pasca pelatihan. Kegiatan pasca pelatihan sangat penting terutama untuk membantu guru dalam mengimplementasikan materi pelatihan dalam pembelajaran di kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Kotrlik dan Redman 2009: 44-59 di Lousiana, Amerika Serikat menemukan bahwa para guru pendidikan teknologi telah banyak dimanfaatkan oleh para guru yang lain sebagai sumber belajar. Hal ini terjadi karena muncul masalah-masalah teknis yang perlu pendampingan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sebagian besar guru sering menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Program aplikasi yang dipakai secara luas adalah program aplikasi Microsoft Office terutama Power Point dan Microsoft Word. Selain itu ada program yang digunakan namun dalam frekuensi yang rendah yaitu a program aplikasi internet untuk keperluan browsing, weblog, dan email, b program aplikasi spreadsheet khususnya Microsoft Excel, c program aplikasi Adobe Reader, dan d program aplikasi multimedia. 2. Kesukarelaan voluntariness dari TIK secara signifikan berpengaruh negatif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi di sekolah cenderung bersifat “sangat dianjurkan” mendekati sebuah kewajiban. Keadaan ini di satu sisi mendorong guru menggunakan TIK di sisi yang lain menuntut para pimpinan sekolah menyediakan sarana secara memadai. Suasana ini juga memberi kesan pada guru bahwa menggunakan TIK merupakan tuntutan jaman, TIK merupakan media yang utama, menggunakan TIK merupakan tuntutan profesi. Hal-hal tersebut yang menyebabkan kesukarelaan berhubungan negatif dengan adopsi TIK dalam pemebelajaran ekonomi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 3. Keunggulan relatif relative advantage dari TIK secara signifikan berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Keunggulan relatif mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi karena guru dapat merasakan keunggulan-keunggulan TIK yaitu: 1 menciptakan pembelajaran yang efektif, 2 menciptakan efisiensi waktu dalm pembelajaran, 3 lebih menarik siswa dalam pembelajaran, 4 pembelajaran lebih kontekstual, 5 siswa lebih mandiri dalam pembelajaran, 6 bahan ajar lebih mudah diedit, dan 7 materi ajar secara fisik lebih mudah dikelola. 4. Kesesuaian compatibility dari TIK tidak berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Kesesuain tidak mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi sekalipun derajat kesesuaian TIK dengan tugas-tugas guru cukup tinggi. Hal- hal yang menyebabkan kesesuain tidak mempengaruhi penggunaan TIK adalah ketika kesesuaian tersebut terkombinasi dengan: 1 kesulitan penggunaan menggunakan TIK, 2 kurangnya niat menggunakan TIK, 3 ketersediaan fasilitas TIK yang kurang memadai, dan 4 kurangnya keterampilan dalam menggunakan TIK. 5. Citra image dari Penggunaan TIK tidak berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Sekalipun siswa cukup menghargai guru pengguna TIK dalam pembelajaran, namun citra tidak mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena citra guru pengguna TIK tidak terlalu kuat dibandingkan dengan citra-citra yang lain di kalangan guru misalnya citra 214 guru yang memiliki jabatan, guru tetap, guru negeri, guru profesionalbersertifikat, dan guru berpendidikan S2. Bahkan citra melek TIK bisa ditunjukkan dengan cara lain yang tidak terkait dengan pembelajaran misalnya memiliki handphone canggih. 6. Keterlihatan hasil result demonstrability dari TIK secara signifikan berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Hasil-hasil penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi dapat ditunjukkan dan dikomunikasikan secara perseorangan di sekolah maupun dalam forum- forum yang rutin diselenggarakan seperti MGMP, MPP, dan pertemuan- pertemuan yang lain. Hal inilah yang membuat keterlihatan hasil secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. 7. Visibilitas visibility dari TIK tidak berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Meskipun penggunaan TIK cukup visibel namun visibilitas tidak mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi hal ini disebabkan karena visibilitas sering tidak dibarengi dengan: 1 kesadaran manfaat TIK, 2 motivasi pribadi yang memadai, 3 kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, 4 pembiasaan menggunakan TIK, dan 5 rasa senang dalam menggunakan. 8. Kemungkinan uji coba trialibility dari TIK tidak berpengaruh positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Kemungkinan uji coba dirasakan bermanfaat kalau program-program aplikasi yang digunakan cukup kompleks. Dalam praktik pembelajaran yang dilakukan