176
penggunaan TIK dengan dimediasi oleh variabel kemudahan atau kesulitan penggunaan. Contoh yang diungkapkan oleh responden adalah pembuatan
video pembelajaran. b. Faktor niat
Meskipun TIK sesuai dengan kebutuhan guru namun kalau tidak ada niat atau kesanggupan menggunakan TIK maka kesesuaian tidak mempengaruhi
penggunaan TIK. Variabel yang mendekati variabel niat ini yaitu niat keperilakuan behavioral intention pernah diteliti pengaruhnya terhadap
penggunaan teknologi informasi oleh Venkatesh dkk. 2003: 463 . Dalam penelitian tersebut niat keperilakuan behavioral intention mempengaruhi
penggunaan teknologi informasi. Dalam penelitian kedepan perlu dipikirkan variabel interaksi antara variabel kesesuaian dengan variabel niat keperilakuan.
c. Faktor Kondisi yang Memfasilitasi Facilitating Conditions Sekalipun TIK sesuai dengan pekerjaan guru namun kalau tidak disertai dengan
ketersediaan fasilitas maka kesesuaian tersebut tidak akan mempengaruhi penggunaan TIK. Contoh yang diangkat oleh responden adalah kurangnya
kapasitas wifi sehingga para guru tidak bisa menggunakan internet dalam pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini kondisi yang memfasilitasi sudah
dimasukkan sebagai determinan dari adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Dalam pengembangan model lebih lanjut dapat dikembangkan variabel
interaksi antara variabel kesesuaian dengan variabel kondisi yang memfasilitasi sebagai determinan dari adopsi penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi.
177
d. Faktor keterampilan Sekalipun TIK sesuai dengan kebutuhan para guru ekonomi namun kalau guru
ekonomi tersebut tidak memiliki kemampuan menggunakan TIK maka kesesuaian tersebut menjadi tidak bermakna. Variabel keterampilan tidak ada
dalam teori-teori utama adopsi teknologi, teori-teori utama yang dimaksud adalah 1 teori tindakan beralasan theory of reasoned action atau TRA, 2
Model penerimaan teknologi technology acceptance model atau TAM, 3 Teori Perilaku Rencanaan Theory of Planned Behavior atau TPB, 4 Model
Motivasi Motivational Model atau MM, 5 Model Pemanfaatan Komputer Personal Model of Utilization Personal Computer atau MPCU, 6 Teori
Kognitif Social Social Cognitif Theory atau SCT, 7 Teori Gabungan Penerimaan dan Penggunaan Teknologi Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology atau UTAUT, dan 8 Teori Difusi Inovasi Innovation Diffusion Theory atau IDT. Dalam rangka kajian lebih lanjut perlu untuk
memasukkan variabel keterampilan sebagai penentu adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.
E. Pengaruh Citra Image dari penggunaan TIK terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa citra tidak mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Yang dimaksud citra di sini adalah
gengsi atau status sosial yang dirasakan guru akibat menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Hal ini terkait dengan symbol status, gengsi, profil, dan
citra guru dalam organisasi sekolah. Salah satu yang menarik bahwa guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
memiliki presepsi bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi kurang meningkatkan citra guru di sekolah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson 2009: 157-171 dalam konteks penggunaan TIK di kalangan
widyaiswara. Dalam penelitian tersebut variabel citra image tidak mempengaruhi adopsi penggunaan TIK. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agarwal Prasad 1997: 571. Dalam penelitian ini terungkap bahwa citra tidak mempengaruhi adopsi teknologi informasi baik
penggunaan saat ini current usage maupun penggunaan pada masa yang akan datang future use intention.
Meskipun penggunaan TIK cenderung kurang mempengaruhi citra guru namun responden masih cukup menghargai guru-guru yang menggunakan TIK
dibanding dengan yang tidak menggunakan. Hal ini dapat dilihat dari predikat- predikat yang diucapkan responden terhadap guru yang menggunakan TIK.
Predikat-predikat tersebut adalah sebagai berikut 1 “guru yang jamani” atau
sesuai dengan perkembangan jaman, tetapi istilah ini hanya untuk guru senior dan tidak berlaku bagi guru muda karena untuk ukuran guru muda dianggap biasa; 2
guru yang memenuhi salah satu unsur sebagai guru yang baik yaitu menggunakan media TIK dalam pembelajaran; 3 guru yang mengikuti perkembangan
kurikulum karena kurikulum saat ini menuntut penggunaan TIK; 4 guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi modern; 5 guru yang
memudahkan siswa dalam pembelajaran karena siswa dapat fokus mengikuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
pelajaran tanpa harus disibukkan dengan mencatat; dan 6 guru yang memahami pedagogi modern.
Namun menurut responden citra pengguna TIK tidak terlalu kuat dibandingkan dengan citra guru yang lain misalnya citra guru yang memiliki
jabatan, guru tetap, guru negeri, guru professionalbersertifikat, dan guru dengan pendidikan S2. Bahkan, citra melek teknologi bisa ditunjukkan dengan cara lain
misalnya memiliki handphone canggih meskipun tidak terkait dengan pembelajaran.
Responden mengungkapkan bahwa citra pengguna TIK akan banyak mendorong penggunaan TIK kalau tercipta kondisi-kondisi sebagai berikut 1
pimpinan sering mengungkapkan pentingnya TIK dalam pembelajaran sehingga TIK di sekolah menjadi isu penting; 2 ada apresiasi dari siswa, teman sejawat
atau pimpinan sekolah kepada guru pengguna TIK; dan 3 ada insentif sosial dan peneguhan-peneguhan kepada guru yang menggunakan TIK dalam pembelajaran
ekonomi.
F. Pengaruh Keterlihatan Hasil Result Demonstrability dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi
Dari hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa keterlihatan hasil secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Arah
pengaruhnya bersifat positif, hal ini bermakna bahwa semakin banyak hasil menggunakan TIK diketahui oleh para guru maka semakin banyak TIK digunakan
dalam pembelajaran ekonomi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson 2009:165 dalam konteks penggunaan teknologi