Loyalitas Merek Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Sikap

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Sikap Sikap merupakan konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen. Setiap tahun manajer pemasaran menghabiskan biaya yang besar untuk meneliti sikap konsumen terhadap produk. Kemudian mengeluarkan biaya tambahan dalam upaya mempengaruhi sikap-sikap yang ditemui melalui kegiatan periklanan, promosi penjualan dan jenis-jenis iklan lainnya. Dengan mempengaruhi sikap konsumen, para pemasar berharap dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Paul dan Olson dalam Hurriyati 2005 menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi yang dihasilkan oleh proses pembentukan sikap dapat disimpan dalam ingatan. Pada saat sikap terbentuk dan disimpan dalam ingatan, konsumen tidak perlu terlibat dalam proses integrasi lainnya untuk membentuk sikap lain ketika mereka harus mengevaluasi konsep tersebut sekali lagi. Sikap yang telah ada dapat diaktifkan dari ingatan dan digunakan sebagai dasar untuk menterjemahkan informasi baru. Sikap yang diaktifkan tersebut dapat diintegrasikan dengan pengetahuan lainnya dalam pengambilan keputusan. Karena sikap yang diaktifkan dapat mempengaruhi keputusan konsumen.

3.1.2 Loyalitas Merek

Menurut Kotler 2000, merek suatu produk harus dipilih secara hati-hati. Nama yang tepat dapat menambah peluang sukses produk. Pemilihan merek harus diawali dengan kajian yang cermat tentang produk dan manfaatnya, pasar sasaran dan strategi pemasaran yang akan diterapkan. Karena merek diindikasi mampu menghasilkan loyalitas konsumen. Loyalitas dapat membuat konsumen melakukan pembelian secara konsisten terhadap pemilihan suatu merek. Pilihan yang baik dan pembelian yang tetap terhadap suatu merek pada suatu waktu akan berulang kembali karena adanya pengalaman yang baik pada tindakan sebelumnya Merek Brand menurut Kotler 2000 adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk milik pesaing. Merek juga dapat menambah nilai suatu produk sehingga merupakan aspek yang hakiki dalam suatu strategi produk, sekaligus mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi barang atau jasa serta meyakinkan konsumen akan memperoleh kualitas barang yang sama jika melakukan pembelian ulang. Pemberian nama merek pada produk-produknya, tentu membawa konsekuensi kepada perusahaan untuk menyediakan anggaran biaya yang cukup besar, baik untuk biaya pengemasan, pelabelan maupun perlindungan hukum, selain adanya resiko bahwa produk-produk tersebut ternyata tidak dianggap memuaskan oleh konsumenpembeli. Menurut Kotler 2000, pemberian merek pada sebuah produk dapat memberikan paling tidak 5 keuntungan bagi perusahaan, yaitu : 1 merek memudahkan penjual untuk mengelola pesanan-pesanan dan menekankan permasalahan, 2 nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produknya yang mungkin ditiru oleh pesaing, 3 merek memberi penjual peluang kesetiaan konsumen, 4 merek dapat membantu dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen, 5 dengan adanya merek yang baik dapat membangun citra perusahaan. Selain itu pemberian merek juga membantu perusahaan dalam mempertahankan stabilitas harga dan mengurangi perbandingan harga oleh pembeli. Selain memberikan keuntungan pada perusahaan pencantuman merek pada produk-produk juga memberikan keuntungan pada bagi pihak lain, seperti distributor dan konsumen. Bagi distributor, adanya penggunaan merek akan memberikan kemudahan dalam hal penanganan produk, mengidentifikasi pembekal supplier, meminta produsen agar bertahan pada standar tertentu dan juga meningkatkan pilihan bagi pembeli. Bagi konsumen, akan mempermudah mereka untuk mengenali perbedaan kualitas atau membuat kegiatan belanja menjadi lebih efisien serta melindungi konsumen karena produsen produk berkualitas adalah jelas, adanya keseragaman kualitas pada produk bermerek dan adanya kecenderungan produsen untuk meningkatkan kualitas produk Kotler, 2000.

3.1.3 Loyalitas Pelanggan Costumer Loyalty