Bertitik tolak dari uraian di atas, selanjutnya dapat dirumuskan berbagai per- soalan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak transfer fiskal yang terdiri dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dan dana alokasi umum DAU terhadap kemiskinan di Indonesia,
baik di daerah perdesaan maupun perkotaan ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia, baik di
daerah perdesaan maupun perkotaan ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketimpangan dalam distribusi penda-
patan di Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan ? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perekonomian daerah, baik
dilihat dari sisi output PDRB maupun dari sisi penyerapan tenaga kerja ? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja fiskal daerah, baik dilihat dari
sisi penerimaan maupun pengeluaran ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis 1 faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan, dan 2 dampak dari transfers fiskal
terhadap kemiskinan di Indonesia. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian adalah :
1. Menganalisis dampak transfer fiskal terhadap kinerja fiskal daerah, output dan penyerapan tenaga kerja, ketimpangan pendapatan dan kemiskinan di Indonesia,
baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan di Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi output PDRB dan penyerapan tenaga kerja.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja fiskal daerah, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran daerah.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai rujukan bagi pemerintah, baik pemerintah Pusat maupun pemerintah
Daerah dalam penanggulangan masalah kemiskinan, yang dilakukan khususnya melalui transfer fiskal yang merupakan instrumen utama kebijakan desentralisasi
fiskal di Indonesia. 2. Sebagai referensi bagi studi-studi lain tentang isu yang sama di masa-masa yang
akan datang. 3. Bagi penulis penelitian selain untuk memenuhi sebagian persyaratan yang
dituntut dalam menyelesaikan program doktor, sekaligus juga merupakan suatu ‘academic exercise’ dari ilmu yang diperoleh penulis selama mengikuti program
doktor.
1.4. Ruang Lingkup, Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian
Fokus utama studi ini adalah masalah kemiskinan di Indonesia yang dikaitkan dengan kebijakan desentralisasi fiskal yang dilakukan melalui berbagai bentuk
transfer fiskal seperti Dana Alokasi Umum DAU, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam. Kemiskinan dilihat dari berbagai ukuran, seperti tingkat
kemiskinan headcount ratio, indeks kedalaman kemiskinan poverty gap index, dan indeks keparahan kemiskinan poverty severity index, baik untuk daerah per-
desaan maupun perkotaan. Ruang lingkup studi mencakup 25 Provinsi tidak termasuk DKI dan Provinsi
yang baru terbentuk di Indonesia dan menggunakan data panel yaitu gabungan antara data time series tahunan 1999-2002 dan data cross-section 25 Provinsi.
Studi tentang bantuan atau transfer fiskal di Indonesia telah banyak dilakukan para ahli. Namun, sejauh yang penulis ketahui, di Indonesia belum pernah ada studi
yang mencoba mengkaitkan transfer fiskal dengan masalah kemiskinan. Studi-studi tentang bantuan pusat yang dilakukan selama ini lebih banyak mengkaitkan bantuan
atau transfer fiskal dengan upaya fiskal daerah tax effort, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan ketimpangan antardaerah interregional disparity
1
. Oleh karena itu, apa yang dilakukan penulis merupakan kontribusi yang sangat penting dan
sekaligus menjadi keunggulan dari studi ini. Keterbatasan utama dari studi ini terutama berkaitan dengan ketersediaan data
dimana untuk beberapa peubah tepaksa harus digunakan proksi atau bahkan dilaku- kan estimasi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Data fiskal yang digunakan
adalah data fiskal gabungan fiscal consolidated kabupatenkota dari masing-masing Provinsi. Oleh karena itu, tentu kurang mampu untuk merepresentasikan kondisi
fiskal yang sesungguhnya dari masing-masing kabupatenkota yang ada.
1
Lihat misalnya studi Brodjonegoro et al 2001, 2002, Adrian Panggabean 1997, Iwan Jaya Azis1990,1991, Hirawan 1994, Uppal dan Suparmoko, 1986, Booth 1986, 1988, dan Shaw
1980.
Ketidak-tersediaan data untuk beberapa peubah seperti data pendapatan per kapita menurut desa-kota dan data penyerapan tenaga kerja menurut Provinsi meru-
pakan keterbatasan lain yang dihadapi dalam studi ini. Oleh karena itu, dalam per- samaan untuk indeks Gini dan pengeluaran per kapita baik untuk daerah perdesaan
maupun perkotaan terpaksa digunakan data pendapatan per kapita regional sebagai proksi. Selain itu, data penyerapan tenaga kerja khususnya untuk tahun 2000 dan
2001, ternyata tidak disajikan menurut Provinsi, tetapi menurut Pulau dan nasional. Untuk mendapatkan data penyerapan tenaga kerja masing-masing Provinsi, penulis
terpaksa harus melakukan estimasi, dengan menggunakan metode alokasi seperti banyak digunakan dalam perhitungan PDRB kabupatenkota kalau data yang tersedia
hanya data PDRB Provinsi saja. Series waktu yang hanya empat tahun 1999 – 2002 dimana ketika penelitian
dilakukan kebijakan desentralisasi fiskal baru berjalan dua tahun, juga dapat di- pandang sebagai suatu keterbatasan lain dari studi ini. Dalam kurun waktu hanya dua
tahun sudah tentu akan sangat sulit untuk melihat bagaimana sesungguhnya dampak dari kebijakan desentralisasi fiskal termasuk di dalamnya transfer fiskal terhadap
kemiskinan yang menjadi fokus utama dalam studi ini.
1.5. Sistematika Pembahasan