Masalah dan Fokus Masalah Penelitian

karena masyarakat pendukung meyakini bahwa upacara tersebut dapat membantu mengatasi musibah wabah maupun hama yang menyerang tanaman para petani, dan hal ini diyakini pula dapat menjaga desa dari kekuatan-kekuatan yang bersifat jahat. Kegiatan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali ini menandakan betapa Barong dan Rangda didudukkan sebagai sesuatu benda yang amat disakralkan, yang mempunyai kekuatan baik sebagai pelindung masyarakat. Kepercayaan masyarakat Bali terhadap Barong dan Rangda yang didudukkan sebagai benda sakral, dilegitimasi pula oleh adanya mitos-mitos, baik yang tercantum dalam lontar-lontar maupun babad. Permasalahan umum yang dikaji dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan di atas adalah fenomena pesan-pesan budaya yang terdapat di balik bentuk topeng Barong dan Rangda. Sehubungan dengan hal itu, untuk memfokuskan dan mengkaji pokok permasalahan penelitian ini, secara khusus perlu dipertanyakan : 1 Bagaimanakah asul-usul Barong dan Rangda?, 2 Bagaimanakah tampilan Barong dan Rangda dilihat dari segi proses pembuatan dan sakralisasi perwujudannya?, 3 Apa pesan-pesan budaya di balik topeng Barong dan Rangda, sebagai sarana pertunjukan ? Masalah tersebut diajukan dengan asumsi bahwa karya seni rupa Barong dan Rangda senantiasa dalam penampilannya merupakan ekspresi seni sekaligus untuk memenuhi kebutuhan moral spriritual masyarakat. 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1 ingin menelusuri kembali secara lebih mendalam tentang pesan-pesan budaya pada topeng Barong dan Rangda, dan 2 secara khusus penelitian ini bertujuan ingin mendeskripsikan, menginterpretasikan dan memberi penjelasan terhadap permasalahan yang diajukan.

1.4. Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1 sifat penelitian ini mengutamakan penulisan kritis ilmiah dan penyempurnaan penulisan tentang topeng Barong dan Rangda yang telah ditulis oleh para ahli antropologi budaya dan hasil penelitian maupun tulisan-tulisan yang dimuat dalam jurnal-jurnal yang sudah ada, 2 mengisi atau memperkaya kelangkaan litratur tentang seni tradisional Indonesia, dan 3 Penelitian ini menjadi signifikan, karena menyajikan analisis tentang Barong dan Rangda yang lebih komprehensif, mengkaji tampakan fisik yang ekspresif berdasarkan prinsip-prinsip bahasa rupa sekaligus menggali kedalaman kepercayaan.

1.5. Kerangka Teoretik

Kerangka teoretik yang dipergunakan sebagai kerangka penjelasan dalam menganalisis permasalahan tesis serta sebagai panduan dalam pengumpulan data di lapangan, adalah mengacu keterkaitan hubungan fungsional konsep-konsep yang dapat diikuti pada uraian di bawah ini.

1.5.1 Kebudayaan

Sesungguhnya kata kebudayaan mempunyai banyak pengertian, salah seorang tokoh antropologi, Tylor dalam Mulyono J, 1991:10 pernah mengajukan batasan kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kecakapan serta kebiasaan- kebiasaan lain yang dibutuhkan oleh manusia sebagai warga masyarakat. Sementara itu Kluckholhn dalam Koentjaraningrat, 1999 mencoba mengajukan 11 definisi kebudayaan, antara lain; sebagai keseluruhan cara hidup yang dianut oleh suatu kelompok sosial, cara berpikir, berperasaan dan berperasaan, abstraksi dari tingkah laku sosial, seperangkat pedoman untuk memecahkan masalah mekanisme kontrol untuk mengatur tingkah laku secara normatif, atau seperangkat cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan luar maupun dengan sesama manusia. Kebudayaan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, yaitu pedoman menyeluruh yang berisi sistem–sistem pengetahuan, sistem-sistem kepercayaan, sistem-sistem gagasan dan sistem-sistem nilai bagi segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan ada, berkembang, dan dibakukan dalam tradisi- tradisi sosial suatu masyarakat. Kebudayaan adalah milik masyarakat yang dipergunakan secara bersama, sebagai pedoman atau kerangka acuan warga masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai tingkah laku yang bertalian dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kendati dalam kenyataan empirik pada