Teori Belajar Kognitivisme Teori yang Mendasari Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan

stimulus yang mungkin berupa pertanyaan, latihan, dan tugas-tugas; 7 mengamati dan mengkaji respon peserta didik; 8 memberikan penguatan mungkin postif atau negatif; dan 9 memberikan stimulus baru. Penerapan teori behaviaorisme ini dalam penelitian tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran TTW berbantuan media audio visual dengan membiasakan siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan menuliskan apa yang telah meraka dapatkan. Dengan teori behaviorisme yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar siswa maka penelitian ini juga akan mengubah perilaku pasif siswa dalam pembelajaran khusunya saat berdiskusi dan keterampilan siswa dalam menulispun akan meningkat.

2.1.12.2 Teori Belajar Kognitivisme

Teori kognitivisme memandang bahwa belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Menurut Bruner dalam Suprijono, 2012:24 pekembangan kognitif akan melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut ini. 1. Tahap Enaktif Tahap enaktif adalah tahapan dimana individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya memahami lingkungan sekitarnya, memahami dunia sekitarnya dengan pengetahuan motorik; 2. Tahap Ikonik Tahap ikonik adalah tahap dimana individu memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal memahami dunia sekitarnya dengan bentuk perumpamaan dan perbandingan; 3. Tahap Simbolik Tahap simbolik adalah tahap diman individu telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Memahami dunia sekitarnya melalui simbol- simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya. Menurut Piaget dalam Winataputra 2008:3.40-3.41, perkembangan kog- nitif kecerdasan anak dibagi menjadi empat tahap yaitu sebagi berikut ini. a. Tahap Sensory-Motor Tahap sensory-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak mengatur sensorinya indranya dan tindakan-tindakannya. Pada awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang objek-objek secara permanen, artinya anak belum dapat mengenal dan menemukan objek, benda apa pun yang belum dapat dilihat, tidak disentuh atau tidak didengar. b. Tahap Preoperasional Tahap preoperasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memahami objek-objek secara sempurna. Artinya anak sudah mempunyai kesadaran akan eksistensi suatu benda yang ada atau biasa ada walaupun benda tersebut sudah tidak dilihat atau didengarnya lagi. c. Tahap Konkret Opersional Tahap kongkret-operasional yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada usia 7 sampai 11 tahun. Dalam tahap ini anak sudah mulai melakukan ope- rasi, mulai dapat berpikir rasional. Dalam tahap ini anak mampu mengambil keputusan-keputusan secara logis. d. Tahap Formal Operasi Tahap formal operasi yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada usia 11 sampai 15 tahun. Tahap ini dapat dikatakan terjadi pada anak yang beranjak remaja. Dalam tahap ini anak sudah mampu berpikir hipotetik, dan mampu mempelajari materi-materi yang abstrak. Dalam penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis menggunakan model TTW berbantuan media audio visual yang dilakukan juga berpedoman pada tahap-tahap berpikir siswa menurut Piaget, yaitu pada tahap konkret operasi yang akan melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan logis dan konkret. Masalah konkret tersebut akan ditampilkan dalam bentuk audio visual, sehingga secara langsung siswa dapat memperhatikan apa yang akan menjadi materi yang diajarkan. Dengan diperlihatkannya masalah kepada siswa menggunakan media audio visual maka pemahaman siswa tentang masalah yang diberikan akan lebih optimal. Masalah yang diberikan guru melalui audio visual juga akan dipecahkan dalam kelompok sehingga kemampuan berpikir logis siswa akan meningkat. Ke- tika kemampuan berpikir logis siswa meningkat maka hasil tulisan siswa tentunya akan memiliki tingkat kelogisan yang baik.

2.1.13 Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan Media

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

3 21 216

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PAKINTELAN 03

1 13 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD

0 12 228

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Ttw) Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kreativitas Menulis Narasi

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI PUCANGAN 03 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SD KELAS IV

1 4 62

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA GAMBAR

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT SISWA KELAS IV SDN 10 POASIA

0 0 7